Rabu, 31 Oktober 2012

Perduh



I.                   Pendahuluan

ISU GLOBAL
·         Populasi Global ↑ à kebutuhan pangan&pakan ↑
·         Urbanisasi ↑ à diversifikasi diet
·         Kebutuhan akan “sistem produksi ramah lingkungan” à Jaminan Mutu
·         Kebutuhan “transparansi” & “keterlacakan” pada produksi tanaman  à pencatatan rekaman dan audit
·         Globalisasi perdagangan à transfer lintas negara &  mengacaukan keseimbangan neraca hara pada lokasi produksi
·         Konsumen (negara lebih maju) mendiktekan aturan2 lokal dan regulasi mereka kepada petani di negara lain

KENYATAAN PADA PERUBAHAN DI BIDANG PERTANIAN
      Areal Pertanian semakin menyempit à peningkatan produktivitas
      Akses air irigasi ↓à pola tanam dan varietas spesifi lokasi
      Lahan terdegradasi ↑ & Penurunan muka air tanah
      Produktivitas lahan ↓à Asupan tambahan cadangan nutrien ↑
      Produksi limbah yang semakin berlebih
      Kompetisi penggunaan lahan  à pangan vs perkebunan, pangan vs bioenergi
      Kelangkaan tenaga kerja à Input rendah, mekanisasi

ARAH PERKEMBANGAN PERTANIAN TROPIKA DEWASA INI

         Pertanian Indigenous > Konvensional, Industrial/modern > tidak ramah lingkungan

Ketidakramahan sistem pertanian terjadi karena penggunaan teknologi, pergeseran lahan pertanian ke perbukitan akibat tekanan penduduk dan konversi lahan menjadi pemukiman

SISTEM PERTANIAN KONVENSIONAL
       Tidak ramah lingkungan,
~        Terjadi karena penggunaan teknologi yang sarat masukan luar berupa agrokimia terutama pupuk inorganik dan pestisida buatan.
       Tidak efisien
~        Lahan luas
~        Mengelola satu sub sektor
       Tidak mandiri
~        Tergantung input dari luar
Di Negara berkembang yang beriklim tropika,  ketidakramahan sistem pertanian lebih besar lagi
      Akibat bergesernya lahan-lahan pertanian ke daerah perbukitan.
      Tekanan penduduk dan konversi lahan pertanian menjadi lahan pemukiman dan industri/pabrik.

Sistem Pertanian Industrial/Modern
  Sistem pertanian yang dilakukan secara industri dalam skala besar
  Jumlah produk dan profik menjadi tujuan utama
  Digunakan teknologi maju dengan cara padat modal
  Orientasi pada produk bukan pada manusia yang mengelola
  Semua asupan (termasuk manusia) dinilai sebagai barang, sehingga aspek sosial sering terlupakan
  Pengembangan teknologi dipilih yang paling menguntungkan tidak peduli dari mana asalnya
  Orientasi pada efisiensi sumberdaya
  Sering mengabaikan kaidah etika dan budaya yang berlaku di masyarakat
  Jenis komoditi dipilih secara tepat dengan asumsi aspek sosial tidak terjadi penyimpangan
  Analisis terhadap dampak akibat teknologi sudah diperhitungkan secara baik melalui simulasi dan teori
  Penelitian dan pengembangan teknologi menjadi faktor yang sangat penting

Cara merespon:
Fakta dan Angka
Melihat  ke depan
Menggunakan Kerangka Kerja Sistematis
Tantangan akan selalu berubah dan berkembang

Fokus  dan Langkah Pertanian ke Depan
v  Mereduksi Pemanasan Global
v  Menyelamatkan Lingkungan
v  Meningkatkan Produktivitas
v  Mengelola Sumber Daya Secara Efisien
v  Menuju Pertanian Berkelanjutan

Keberlanjutan:            
1. Produktivitas
2.Ekologis
3. Sosial dan ekonomi

Cakupan Pertanian Terpadu:
         Sistem Produksi
         Ekonomi
         Wilayah
         Komunitas
         SDM
         Sistem Energi dan Biomas

DEFINISI SISTEM PERTANIAN TERPADU
  Merupakan sistem pertanian yang meng-integrasikan kegiatan sub sektor pertanian (tanaman, ternak, ikan) untuk  meningkatkan efisiensi dan produktivitas sumber daya (lahan, manusia, dan faktor tumbuh lain), kemandirian, dan kesejahteraan petani secara berkelanjutan.
  Integrasi dapat dilakukan secara vertikal dan atau horisontal
  Untuk menjamin keberlanjutan, diperlukan ketepatan rancangan, keterukuran dan keterlacakan

PRINSIP Pertanian Terpadu
Memaksimalkan keterkaitan input-output dan aliran antar sistem produksi (produktifitas dan efisiensi produksi biomass/energi/nilai tambah Z)
·         f(Z) = f(p,i,lk, w, c)
·         Memaksimalkan:
p : Output/produk utama
i  : income/nilai tambah
lk : lapangan kerja
·         Meminimalkan:
w : produksi limbah
c  : produk samping untuk input eksternal






II.                SISTEM KETERPADUAN

KARAKTERISTIK PERTANIAN TERPADU
q    LINGKUP:
Pemaduan sistem-sistem produksi dengan menggunakan/share sumber daya
-           Nilai Tambah/keuntungan
-           Pemanfaatan produk samping dan limbah (zero waste)
-           Keamanan dan keselamatan lingkungan serta konsumen
-          (tidak sama dg pengelolaan tanaman terpadu: persiapan tanam-panen-pasca panen)
q    CIRI UTAMA SISTEM PERTANIAN:
1. Tradisional: rendahnya prod.- kurang sesuai dengan kebutuhan
2. Pertanian konvensional-monokultur: - degradasi lahan dan lingkungan, biodiversitas serta keseimbangan ekosistemnya
3. Pertanian terpadu: efisiensi penggunaan sumberdaya, pengelolaan limbah dan lingkungan

Basis
- sektor dan komoditi
- tanaman, ternak, ikan, agroforestry
Beberapa ciri keterpaduan menuju berkelanjutan
- Sharing lahan/sumber daya
- Sharing dan minimasi/efisiensi input/energi
- Pemanfaatan limbah: kompos, daur ulang
- Pemanfaatan teknologi:  agen hayati, EM –fermentasi pupuk organik
- LEISA
Berkelanjutan
- Intercropping,           - rotasi                    - agroforestry
- silvipasture                - agrofisheries         - green manuring
- conservation tillage   - biological control,  - integrated pest management

Types of Sustainable Farming
q  Organic farming
q  Biodynamic
q  Permaculture
q  Agroecological Systems
q  Low-input

BANGUNAN PERTANIAN TERPADU
PRODUCT
TRACEABILITY
ENVIRONMENT SUSTAINABILITY
NUTRIENT BALANCE
ENERGY BALANCE
CARBON
CYCLE
NITROGEN
CYCLE
ALTERNATIF
SOURCE
INPUT
EFFICIENCY
ZERO WASTE
ECONOMIC SUSTAINABILITY

Definisi Pertanian Berkelanjutan (1990 Farm Bill)
Menurut hukum itu, "pertanian berkelanjutan berarti sistem terpadu antara tanaman dan praktek produksi ternak yang memiliki aplikasi situs-spesifik dalam jangka panjang:
memenuhi kebutuhan manusia makanan dan serat
meningkatkan kualitas lingkungan dan sumber daya alam yang di atasnya ekonomi pertanian tergantung
membuat penggunaan sumber daya tak terbarukan dan sumber daya on-farm yang paling efisien dan mengintegrasikan, bila sesuai, siklus biologis alami dan kontrol
mempertahankan kelangsungan hidup ekonomi dari operasi pertanian
meningkatkan kualitas hidup petani dan masyarakat secara keseluruhan ".

KEBERLANJUTAN
I. Basic Concepts  (Antle, 2005)
q  Land use & management practices increase or decrease  ecosystem C (key indicator of soil health)

      Sistem pertanian organik
- Sumber input utama adalah bahan organik
- CHO dari air dan matahari
- Hara dari dekomposisi materi organik: sisa tumbuhan, rambut, tulang, darah
- Sistem tertutup: tertutup untuk input dari luar: barier, rembesan air tanah, aliran air irigasi, bahan non organik dan organik dari tempat lain
- Pasar tersendiri
- Sertifikasi

Issue Negatif terkoreksi dalam kaitannya dengan keberlanjutan:
      Pencemaran limbah (kotoran, bau, pencemaran badan-air)
      Eutrifikasi pada air P>0.03 ppm, N>50 ppm
      Penguapan NH3 dari kandang dan penggembalaan ternak
      Efisiensi penggunaan pupuk N (energià Fossil dan Efisiensi energi (M.B. Santoso, 2005, terutama 80% dari N dan Pestisida).
      15-20% pencemaran gas rumah kaca dunia oleh metan bersumber dari padi sawah. Usaha pengurangan fluks metan (2 (tanah debu) – 40 (tanah liat) mg m−2 h−1 CH4 : pemberian Fe3+, pengaturan air (kadang dikeringkan), aplikasi (Fe3+, pupuk fosfat, silikat, ZA, Nitrat) dapat menekan 20% fluks.  Pengembalian jerami dan pemberian pupuk hijau di tanah sawah meningkatkan emisi CH4. Peningkatan emisi CH4 pada sistem kombinasi padi-ikan.
      Akumulasi nitrat 4000 – 10.000 ppm pada pucuk daun tanaman muda (sayuran, langsung tanpa proses melalui buah-biji), terutama  tanaman dengan minimal pencahayaan/di bawah naungan.
      Peningkatan penyerapan logam berat oleh penggunaan kompos dari sisa tumbuhan (Kelatisasi kompos dari tumbuhan, Greger et al., 2006)

KARAKTERISITIK PERTANIAN TERPADU
1.      PENGELOLAAN TANAH
-          Humus, Bahan organik  C = 2.0%->8.5 ton/ha (lembab)
2.      UNSUR HARA – Aliran, neraca, daur ulang
3.      Iklim mikro-stratifikasi tanaman, pengendalian erosi dan kerusakan tanah
4.      OPT: Sanitasi, penanaman ganda, teknik budidaya, fisik/mekanik, biologis, ekploitasi inang, kimiawi.
5.      Pengelolan SD Genetik: sinergis, pencampuran berbagai jenis dan varietas

Penggunaan bioagent :
¢  Biofertilizer
¢  Fungi Mikoriza Arbuskular, Infeksi  nodulasi nitrobakter
¢  Preparat Alga untuk mobilisasi dan fiksasi N dan peningkatan aktivitas biologi tanah
¢  Spora bakteri tanah Coniothyrium mintans melawan Sclerotinia sclerotiorum (1 g=10 exp 9 spora) -3 tahun (contans wg)
¢  BioAct® Paecilomyces lilacinus, Line251 untuk melawan  Meloidogyne spp. , Heterodera spp., Globodera spp. Pratylenchulus spp.
¢  Pheromon
¢  Agen alelopati
 
Beberapa Ilustrasi Sistem pertanian Terpadu
A.    Gagasan (Horisontal)
¢  Suprapto (2004) menjelaskan, dalam pelaksanaan sistem pertanian terpadu setidaknya petani minimal memiliki lahan seluas 1000 meter persegi. Dengan modal Rp.15-20 juta, maka di lahan tersebut mereka bisa beternak itik seratus ekor, kambing sebanyak lima ekor, beternak ikan, dan menanam padi.
¢  Pembagian lahannya, 10 persen untuk ternak, 20 persen untuk sayur, 10 persen untuk ikan dan 60 persen untuk padi. Kalau pemerintah punya anggaran, ini bisa dilakukan dengan memberikan pinjaman bergulir, juga perbankan kalo bisa memberi pinjaman yang sangat lunak. Tapi itu pun jika mereka memang betul-betl peduli dengan petani.
¢  Konsep pertanian terpadu ini, sedikitnya penghasilan petani setiap bulan ditaksir 820 ribu perbulan, artinya dengan empat orang anggota keluarga akan mencukupi.
¢  Suprapto menerangkan bahwa hasil panen padi ini bisa mencapai 11,2 ton per hektar dengan metode sistem padi sri melalui penggunaan pupuk organik. Sedangkan pengelolaan tanah, bibit, pengendalian hama terpadu, dilakukan tanpa menggunakan bahan non kimia.

Perkembangan sistem kebun talun:
Kebun, kebun campuran, kebun talun.

B.  Gagasan (vertikal):
1.      AGROTECNOPARK: merupakan kawasan untuk memfasilitasi percepatan ahli teknologi yang dihasilkan oleh lembaga litbang pemerintah, perguruan tinggi dan swasta yang sekaligus sebagai model percontohan pertanian terpadu bersiklus biologi (bio-cyclo farming).
            Klaster inovasi yang terdiri dari komponen-komponen pendukung yaitu pasokan teknologi (Lembaga); Industri pemasok pendukung (lahan, benih, pupuk, pestisida, dll); finansial ; industri/pasar/masyarakat dan regulasi (PEMDA, Pemerintah Pusat).
            Strategi : keterpaduan berbagai usaha tanihulu-hilir,  kemandirian bisnis dan iptek, keberlanjutan sumber daya, pemberdayaan masyarakat serta total iptek
2.      AGROPOLITAN: Friedmann dan Mc.Doughlas (1974) sebagai suatu siasat untuk percepatan pembangunan perdesaan : pembangunan dalam arti luas, seperti redistribusi tanah, kesesuaian lahan, mendesain tata guna lahan dan pembangunan sarana dan prasarana.
(1). Produksi dengan bobot sektor pertanian;
(2). Prinsip ketergantungan dengan aktivitas pertanian sehingga neuro-systemnya;
(3) Prinsip pengaturan kelembagaan;
(4). Prinsip seimbang dinamis.

MODEL SUBSIDI PERTANIAN TERPADU:
Landasan Konseptual dan Faktual serta   Sistem Operasinya
DEPARTEMEN PERTANIAN 
3 April 2006
5.3. Tahapan Pelaksanaan
Untuk mewujudkan penerapan model subsidi terpadu, maka diperlukan
beberapa tahapan pelaksanaan sebagai berikut:
1.      2006 : perumusan model operasional Subsidi Terpadu, dilanjutkan  dengan uji coba (pilot Proyek) di beberapa lokasi. Evaluasi hasil uji coba dan redesign model operasional Subsidi Terpadu (hanya membutuhkan satu tahun karena kita punya pengalaman dengan KUT/KKP)
2.       2007 : Penyiapan infrastruktur pelaksanaan subsidi terpadu termasuk sistem managemen dan organisasinya, berikut sosialisasinya.
3.       2008 : Penerapan sistem Subsidi Terpadu secara
Modus subsidi terpadu diberikan dalam bentuk subsidi input secara tidak
langsung yaitu melalui selisih harga dalam bentuk natura.  Adapun komponen
subsidi terpadu meliputi : (1) Sarana produksi : Benih dan pupuk serta
pestisida; (2) Modal Kerja untuk membayar upah. Komponen subsidi terpadu
tersebut akan diberikan secara terpadu dalam satu paket sesuai dengan
kebutuhan lahan bukan kebutuhan petani dan diikuti oleh kebijakan
dukungan harga output.

Mengukur tingkat keterpaduan dapat didekati dari penggunaan input sumber daya, baik energi, air, hara (N,P,K,Ca,Mg,K,S dan hara mikro lainnya), bahan baku serta sumber daya lainnya yang berupa berupa sumber daya ekonomi dan sosial, dengan cara membanding input sumber daya dari dalam sistem dibandingkan dengan keseluruhan input sumberdaya yang digunakan.
      Tingkat Keterpaduan= jumlah input dalam/jumlah input (luar+dalam) x 100%


                                               


III.             ALIRAN DAN NERACA AIR-HARA-ENERGI DAN KOMODITAS PADA PERTANIAN TERPADU

ENERGI  ?
Kemampuan untuk memberikan pengaruh atau akibat, baik berupa panas yang ditimbulkan maupun berupa akibat mekanik (abdullah 1979 dalam moechalil 1983).

Klasifikasi energi pertanian menurut Stout (1990)
Energi komersial
bahan bakar, alat dan mesin pertanian, pupuk, pestisida, pompa air, irigasi dan lain-lain yang dibutuhkan untuk peningkatan produksi pertanian.
Energi nonkomersial
energi surya, air, angin dan sebagainya yang dapat diperoleh secara bebas.

Aliran Energi:
Aliran energi adalah jalur sinar matahari melalui sistem biologi
Dalam kaitannya dengan pertanian, menangkap energi ditingkatkan dengan memaksimalkan luas daun yang tersedia untuk fotosintesis dan dengan siklus energi yang tersimpan melalui rantai makanan
Kami membuat uang dalam pertanian dengan menangkap sinar matahari pada dasarnya, kita petani matahari............

Siklus Air

Sebuah siklus air yang efektif terdiri dari: tidak ada erosi tanah, kecepatan air masuk kedalam tanah, dan kemampuan tanah untuk menyimpan air.

Management decision on the farm that add to ground cover and soil organic matter only enhance the natural water cycle

Effective water use on the farm result in low surface evaporation, low drought incidence, low food incidence, high transpiration by plants and high seepage of water to underground reservoirs







IV.             AGROFORESTRY (1)

Definisi Agroforestri
Dalam Bahasa Indonesia, kata Agroforestry dikenal dengan istilah wanatani atau agroforestri yang arti sederhananya adalah menanam pepohonan di lahan pertanian
Koppelman  (1996) mendefinisikan Agroforestry sebagai bentuk menumbuhkan dengan sengaja dan mengelola pohon secara bersama-sama dengan tanaman pertanian dan atau makanan ternak dalam sistem yang bertujuan menjadi berkelanjutan secara ekologi, sosial dan ekonomi
Agroforestri dapat dikelompokkan menjadi :
            -  sistem agroforestri sederhana
            -  sistem agroforestri kompleks

Sistem agroforestri sederhana
      adalah suatu sistem pertanian dimana pepohonan ditanam secara tumpang-sari dengan satu atau lebih jenis tanaman semusim.
      Pepohonan bisa ditanam sebagai pagar mengelilingi petak lahan tanaman pangan, secara acak dalam petak lahan, atau dengan pola lain misalnya berbaris dalam larikan sehingga membentuk lorong/pagar.
      Jenis-jenis pohon yang ditanam juga sangat beragam, bisa yang bernilai ekonomi tinggi misalnya kelapa, karet, cengkeh, kopi, kakao (coklat), nangka, melinjo, petai, jati dan mahoni atau yang bernilai ekonomi rendah seperti dadap, lamtoro dan kaliandra.
      Jenis tanaman semusim biasanya berkisar pada tanaman pangan yaitu padi (gogo), jagung, kedelai, kacang-kacangan, ubi kayu, sayur-sayuran dan rerumputan atau jenis-jenis tanaman lainnya

Sistem agroforestri kompleks
      adalah suatu sistem pertanian menetap yang melibatkan banyak jenis tanaman pohon (berbasis pohon) baik sengaja ditanam maupun yang tumbuh secara alami pada sebidang lahan dan dikelola petani mengikuti pola tanam dan ekosistem menyerupai hutan.
      Di dalam sistem ini, selain terdapat beraneka jenis pohon, juga tanaman perdu, tanaman memanjat (liana), tanaman musiman dan rerumputan dalam jumlah besar.
      Ciri utama dari sistem agroforestri kompleks ini adalah kenampakan fisik dan dinamika di dalamnya yang mirip dengan ekosistem hutan alam baik hutan primer maupun hutan sekunder

Tiga komponen pokok dalam agroforestri : kehutanan, pertanian dan peternakan
Contohnya :
Agrisilvikultur = Kombinasi antara komponen atau kegiatan kehutanan  (pepohonan, perdu, palem, bambu, dll.) dengan komponen pertanian.
Silvopastura = Kombinasi antara komponen atau kegiatan kehutanan dengan peternakan
Agrosilvopastura = Kombinasi antara komponen atau kegiatan pertanian dengan kehutanan dan peternakan/hewan
      Agropastura = Kombinasi antara komponen atau kegiatan pertanian dengan peternakan/hewan

Beberapa indikator terselenggaranya sistem pertanian yang berkelanjutan
      dapat dipertahankannya sumber daya alam sebagai penunjang  produksi tanaman dalam jangka panjang,
      penggunaan tenaga kerja yang cukup rendah,
      tidak adanya kelaparan tanah,
      tetap terjaganya kondisi lingkungan tanah dan air,
      rendahnya emisi gas rumah kaca serta
      terjaganya keanekaragaman hayati

CONTOH sistem PHBM (sistem pengelolaan hutan bersama masyarakat)
No
lokasi
Komoditi
Petani terlibat
1
Perhutani KPH  Madiun dan Ngawi
Jati + tanaman pangan (jagung, kedelai,

2
KPH Banyuwangi Selatan
Hutan + jagung  (550 ha)
2750
3
KPH Banyuwangi Barat
Damar  / pinus + vanili + lidah buaya
2250
4
KPH Kediri
Sengon + nanas (4000 ha)
8700
5
KPH Blitar
Jati + jeruk + pepaya
550
6
Lampung
gamal (Gliricisidia sepium), dadap (Erythrina sp.), sengon (Paraserianthes falcataria) atau lamtoro (Leucaena leucocephala)
Kopi (Coffea canephora)
750

Integrasi tanaman Albizia dan kopi
Aspek Ekologi :
      Albizia  sebagai tanaman pelindung bagi tanaman kopi
      Albizia sebagai tanmanan legum  dapat menyumbangkan N bagi tanah
      Konservasi tanah dan air dan mengurangi  erosi  tanah
      Sebagai rosot karbon
      Memperbaiki iklim mikro
Aspek Ekonomi :
      Pendapatan semesteran dari biji kopi
      Tabungan pendapatan dari tanaman Albizia
integrasi tanaman lada-gamal-kambing
Aspek Ekologi :
      Gamal  sebagai tanaman pelindung dan tiang panjat bagi tanaman lada dan menyumbangkan bahan organik bagi tanah
      Kotoran kambing dapat menyumbang bahan organik  dan N bagi tanah.
      Bahan organik akan meningkatkan kesuburan tanah dan sangat baik untuk menunjang pertumbuhan tanaman lada
Aspek Ekonomi :
      Adanya sumbangan unsur N dari tanaman Gamal dapat menghemat pemberian pupuk urea pada tanaman lada
      Kotoran kambing dapat diolah menjadi bokashi dan mengurangi pengeluaran petani untuk pembelian pupuk organik.
      Produktivitas tanaman lada  meningkat (rata-rata 576 kg/ha/tahun, lebih baik dari cara petani dengan produksi hanya 266 kg/ha/thn)

Siklus energi dan hara pada Agroforestry
      siklus nitrogen,
      siklus phosfor,
      siklus kalium
      Siklus air
      siklus karbon
      Siklus bahan organik tanah (BOT)
 Bagi tumbuhan, keberadaan siklus tersebut sangat penting, karena kehilangan atau putusnya suatu rantai siklus akan mengakibtakan kerusakan pada sistem pertumbuhan pohon, sehingga akan menimbulkan penyakit, gangguan fisiologi dan kematian.

Di dalam ekosistem hutan alami tercipta “siklus hara tertutup” yaitu suatu sistem yang memiliki jumlah kehilangan hara lebih rendah dibandingkan dengan jumlah masukan hara yang diperoleh dari penguraian seresah atau dari serap ulang (recycle) hara pada lapisan tanah dalam.
Sistem hutan memiliki daya serap ulang yang tinggi (efisiensi penggunaan hara tinggi),
Sistem pertanian memiliki siklus hara yang ‘terbuka’ atau ‘bocor’ karena memiliki jumlah kehilangan hara yang besar. Sistem agroforestri berada di antara ke dua sistem tersebut di atas.

Ada 3 pool utama pemasok C ke dalam tanah adalah:
(a) tajuk tanaman pohon dan tanaman semusim yang masuk sebagai serasah dan sisa panen;
(b) akar tanaman, melalui akar-akar yang mati, ujung-ujung akar, eksudasi akar dan respirasi akar;
 (c) biota. Serasah dan akar-akar mati yang masuk ke dalam tanah akan segera dirombak oleh biota heterotrop, dan selanjutnya memasuki pool bahan organik tanah.

Kehilangan C dari dalam tanah dapat melalui :
 (a) respirasi tanah,
 (b) respirasi tanaman,
 (c) terangkut panen,
 (d) dipergunakan oleh biota,
 (e) erosi

beberapa keunggulan agroforestri dibandingkan sistem penggunaan lahan lainnya
1. Produktivitas (Productivity):
Produk total sistem campuran dalam agroforestri jauh lebih tinggi dibandingkan pada monokultur (penanaman satu jenis). Adanya tanaman campuran memberikan keuntungan, karena kegagalan satu komponen/jenis tanaman akan dapat ditutup oleh keberhasilan komponen/jenis tanaman lainnya.
2. Diversitas (Diversity):
Adanya pengkombinasian dua komponen atau lebih daripada sistem agroforestri menghasilkan diversitas (keragaman) yang tinggi, baik menyangkut produk maupun jasa.
Dari segi ekonomi dapat mengurangi risiko kerugian akibat fluktuasi harga pasar.
Dari segi ekologi dapat menghindarkan kegagalan fatal pemanen sebagaimana dapat terjadi pada penanaman satu jenis (monokultur).
3. Kemandirian (Self-regulation):
Diversifikasi yang tinggi dalam agroforestri diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pokok masyarakat, dan petani kecil dan sekaligus melepaskannya dari ketergantungan terhadap produk produk luar.
Kemandirian sistem untuk berfungsi akan lebih baik dalam arti tidak memerlukan banyak input dari luar (a.l. pupuk, pestisida), dengan diversitas yang lebih tinggi daripada sistem monokultur.
4. Stabilitas (Stability):
Praktek agroforestri yang memiliki diversitas dan produktivitas yang optimal mampu memberikan hasil yang seimbang sepanjang pengusahaan lahan, sehingga dapat menjamin stabilitas (dan kesinambungan) pendapatan petani.






V.                AGROPASTURAL

Apakah Pertanian Terpadu
  Sistem Pertanian Terpadu (integrated farming        system) adalah satu sistem yang menggunakan          ulang dan mendaurulang, menggunakan tanaman dan hewan sebagai mitra, menciptakan suatu ekosistem yang “tailor-made”, meniru cara alam bekerja.
·         Satu praktek budidaya aneka tanaman/aneka kultur yang beragam dimana "micro output"
dari satu budidaya menjadi input kultur lainnya, sehingga meningkatkan kesuburan tanah dengan tindakan alami menyeimbangkan semua unsur hara organik yang pada akhirnya
membuka jalan untuk pertanian organik ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Komponen Integrated Farming
1. Manusia
      Manusia sebagai makhluk hidup membutuhkan energi sebagai motor kehidupannya. Dengan integrated farming system, manusia tidak hanya mendapatkan keuntungan finansial tetapi juga pangan sebagai kebutuhan primer dan energi panas serta listrik.

2. Peternakan
      Peternakan memainkan peran sebagai sumber energi dan penggerak ekonomi dalam integrated farming system. Sumber energi berasal dari daging, susu, telur serta organ tubuh lainnya bahkan kotoran hewan. Sedangkan fungsi penggerak ekonomi berasal dari hasil penjualan ternak, telur, susu dan hasil sampingan ternak (bulu dan kotoran).
      Dalam mendesain komponen peternakan yang akan digunakan untuk integrated farming system faktor biosekuriti adalah faktor penting yang harus selalu diperhatikan. Adalah pencegahan penularan penyakit antar hewan yang menjadi fokus biosekuriti tersebut.

3. Tanaman
      Syarat tanaman yang dapat diusahakan adalah: bernilai ekonomi dan dapat menyediakan pakan untuk peternakan.

4. Perikanan
      Ikan yang digunakan untuk integrated farming system adalah ikan air tawar yang dapat beradaptasi dengan lingkungan air yang keruh, tidak membutuhkan perawatan ekstra, mampu memanfaatkan nutrisi yang ada dan memiliki nilai ekonomis.
       Ikan yang sering digunakan adalah ikan nila, gurami, mas, tambakan dan lele. Ikan dapat dipeli-hara secara tunggal (monoculture) atau campuran (polyculture), asalkan jenis yang dipelihara mempunyai kebiasaan makan berbeda agar tidak terjadi perebutan pakan, misalnya ikan mas dengan gurami.

5. Waste Treatment
      Komponen ini berperan dalam penyediaan energi dan penekan pencemaran lingkungan. Hasil dari pengolahan limbah tersebut adalah:
     Kompos dan pupuk kandang
     Biogas

 Arti Pertanian
Ø  Arti Sempit : 
 -  Tanaman Pangan
 -  Tanaman Perkebunan/Industri
 -  Tanaman Hortikultura
 -   Pakan/Makanan Ternak
Ø   Arti Luas    :   
 -  Tanaman
 -   Ikan
 -  Ternak
 -  Hutan
Ø  Farm :  unit pertanian terkecil yang utuh dan yang berdiri sendiri atau independen.
Ø  Untuk pertanian rakyat, farm adalah unit pertanian terkecil yang dimiliki para petani kecil.
Ø  Untuk perkebunan besar, farm adalah perkebunan besar yang dimiliki petani-petani besar, baik sebagai perorangan ataupun badan (pemerintah/swasta)

Tujuan Budidaya Tanaman
Ø  Tujuan utama :  produksi maksimum yang berkesinambungan.
Ø  Aspek produksi dalam agronomi dapat dirumuskan sbb :
Y = f (E, G, C)
Y = produksi
E = lingkungan (tanah, iklim,pengelolaan, dsb.)
G = genotype (jenis tanaman, varietas/klon)
C = kultur teknis, alat, dsb.

Sistem Produksi Tanaman Dilihat dari Sistem Lingkungan dan Teori Sistem
Ø  Dalam sistem lingkungan (ekosistem) dikenal teori atau hukum keseimbangan (aksi-reaksi), ketergantungan serta pengaruh mempengaruhi.
Ø  Semua sistem kegiatan, selalu dipengaruhi oleh keadaan (sistem) lingkungan, yang di dalamnya berlaku hukum ketergantungan yang pengaruh mempengaruhi.
Ø  Suatu sistem kegiatan, termasuk sistem produksi tanaman, yang menganut teori sistem pada hakekatnya adalah:
·         Suatu sistem kegiatan yang selalu memperhatikan ekosistem.
·          Selalu berusaha mengembangkan sistem kegiatan, sistem produksi yang sistematis, efektif, efisien, serasi dan lestari, yang di dalamnya telah  menyatu sistem pemantauan dan evaluasi.
Ø  Di dalam pertanian, farm adalah unit/bagian lingkungan budidaya pertanian terkecil yang independen, yang di dalamnya terlibat faktor atau sub bagian (sub sistem) manusia, alam, biologi, alat-alat pertanian, dsb.
Ø  Definisi farm tersebut adalah pendekatan pengertian yang berdasarkan pada sistem lingkungan (ekosistem).
Ø  Sebagai contoh penjelasan dari sistem lingkungan, yaitu : mikroorganisme tanah adalah merupakan bagian (sub sistem) dari sistem tanah, dan tanah adalah merupakan sub sistem dari sistem budidaya tanaman, dan budidaya tanaman merupakan sub sistem dari farming, dst.
Ø  Berdasarkan teori lingkungan dan teori sistem, maka sistem produksi tanaman adalah sistem kegiatan dalam mencapai produksi tanaman secara optimal yang berkesinambungan, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor kegiatan atau bagian kegiatan (sub sistem) yang saling berpengaruh.
Ø  Sistem budidaya tanaman atau sistem produksi tanaman yang bagian kegiatannya adalah: pemanfaatan tanah, iklim, varietas, alat-alat, modal, tenaga kerja, kemampuan pengelolaan dari petani, pemasaran, dsb., semuanya saling berpengaruh. 

Sistem Pertanian Terpadu (Integrated Farming System)
Ø  Sistem pertanian terpadu : suatu sistem kegiatan yang mengintegrasikan sub sistem budidaya pertanian dalam arti luas (tanaman, ternak, ikan, hutan) yang saling menguntungkan dengan memperhatikan ekosistem dan memperhitungkan nilai sosial dan ekonomi yang akan dicapai.
Ø  Integrasi sub sistem budidaya pertanian (tanaman, ternak, ikan, hutan) yang saling menguntungkan dapat dijelaskan sbb :
· Tanaman :
   -  Sumber pangan (karbohidrat/vitamin) bagi
      manusia
   -  Sumber pakan (hijauan/pelet) bagi ternak
      dan ikan
   -  Sumber bahan organik bagi tanah dan unsur
      hara bagi tanaman
   -  Sumber pelestari lingkungan (ekosistem)
·         Ternak :
    -  Sumber pangan (protein, lemak) bagi manusia
    -  Kotoran padat dan cair, sumber pakan
       (phytoplankton) bagi ikan, sumber bahan organik
       bagi tanah dan unsur hara bagi tanaman
    -  Sumber biogas
    -  Sumber tenaga kerja, tenaga pengangkut
    -  Sumber pelestari lingkungan (ekosistem)
·           Ikan :
     -  Sumber pangan (protein, lemak) bagi manusia
    -  Sumber bahan organik bagi tanah dan
       unsur hara bagi tanaman
    -  Sumber pelestari lingkungan (ekosistem)
·  Hutan :
    -  Sumber mata air dan oksigen bagi kehidupan
    -  Sumber bahan organik bagi tanah dan
       unsur hara bagi tanaman
    -  Sumber pelestari lingkungan (ekosistem)
Ø  Integrasi antar sub sistem dalam sistem pertanian terpadu dapat terjadi :
·  Antara semua sub sistem (tanaman, ternak, ikan,   hutan)
·  Antara dua sub sistem (tanaman-ternak,  tanaman-ikan, ternak-ikan). 
    Contoh:  Sawit-Sapi-Jagung Terpadu (SSJT),  Mina Padi (Padi Sawah-Ikan=Parla), Padi
    Sawah-Itik, Kolam Ikan-Ternak Unggas  (Longyam)



Sistem Pertanian Terpadu (Integrated Farming System): Pola Sawit-Sapi-Jagung Terpadu (SSJT)
Ø  Potensi Perkebunan Kelapa Sawit
·  Penghasil minyak nabati yang cukup penting  (Crude Palm Oil, Palm Kernel Oil)
·  Penghasil limbah tanaman yang dapat  dimanfaatkan untuk bahan pakan (pelepah daun,
   anak daun) dan pupuk organik (tandan kosong)
 ·  Penghasil limbah pengolahan yang dapat dimanfaatkan untuk bahan pakan: bungkil kelapa sawit (palm kernel cake), lumpur minyak sawit  (palm oil sludge), dan serat perasan buah sawit  (palm press fibre). Biomasa tanaman dan olahan  kelapa sawit untuk setiap hektar (Tabel 1).
·           Sebagai sumber  rumput alam yang dapat  mendukung pakan ternak.
Ø  Potensi Ternak Sapi
·  Penghasil daging dan susu.
·  Sebagai tenaga kerja, tenaga pengangkut
·  Penghasil bahan organik yang berasal dari
    kotoran padat dan kotoran cair. Kotoran yang
    dihasilkan 1 ekor sapi ±  20 kg/hari
·  Penghasil biogas
Ø    Potensi Tanaman Jagung
·         Sumber penghasil pangan.
·  Sumber penghasil pakan
·           Penghasil bahan organik yang berasal limbah  tanaman.
·           Sumber bahan baku industri

Keterangan :
-  1 ha k.sawit = 130 pohon
-            1 pohon dapat menyediakan pelepah sejumlah 22
    pelepah/tahun
-            1 pelepah bobotnya 2.2 kg (hanya 1/3 bagian yang
   dimanfaatkan)
-  Bobot daun per pelepah 0.5 kg
-  Tandan kosong 23 % dari TBS
-  Produksi minyak sawit 4 ton/ha/tahun (Liwang, 2003)
-            1 000 kg TBS menghasilkan 250 kg minyak sawit, 294
    kg lumpur sawit,180 kg serat perasan dan 35 kg
    bungkil kelapa sawit (Jalaludin et al., 1991).
-            Kebutuhan pakan 1 ekor sapi dewasa 20 – 25 kg/hari.
-            Potensi per ha kebun kelapa sawit dapat mendukung
   pakan ternak sebanyak 4 ekor sapi Bali.

 Manfaat Sistem Pertanian Terpadu SSJT
Ø  Peningkatan produktivitas secara efisien dengan pemanfaatan lahan, tenaga kerja, serta menekan biaya pemupukan, dan pengangkutan sarana produksi dan hasil panen.
Ø  Peluang pengembangan ternak sapi, untuk memenuhi permintaan daging sapi yang cenderung meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, perkembangan ekonomi, perubahan gaya hidup, kesadaran gizi, dan perbaikan tingkat pendidikan (Delgado et al., 1999).
Ø  Mengatasi terjadinya penyusutan lahan yang mengakibatkan berkurangnya peluang produksi hijauan dan persediaan hasil samping pertanian yang dapat dijadikan pakan ternak.
Ø  Sistem Pertanian Terpadu SSJT menuju ke arah konsep LEISA (Low External Input Sustainable Agriculture), yaitu konsep perkebunan terpadu, berkesinambungan, menekan penggunaan input eksternal dan memaksimalkan penggunaan input internal, sehingga akan diperoleh suatu sistem usaha perkebunan yang efisien dan berdaya saing global.

Kajian Sosial Ekonomi Sistem Integrasi Sapi dengan Kelapa Sawit (SISKA) (Sumber: Manti et al., 2003)
Ø  Pengelolaan SISKA
·         Diperlukan perpaduan teknis dari kedua komoditas (sapi dan sawit)
·         Dikendalikan dan dikelola dalam satu wadah
·         Pengelola yang terlibat: pihak perkebunan, koperasi karyawan, dan peternak yang sekaligus pekebun (karyawan perkebunan dan petani plasma) 
· Peran dan fungsi :
§  Pihak perkebunan :
-          Perencana, penggerak dan pengendali dengan   menyediakan tenaga ahli peternakan
-          Mengusahakan modal untuk pembelian sapi
-          Memberikan wawasan pengembangan
§  Koperasi karyawan :
-          Wadah karyawan dan petani plasma
-          Pengelola dana untuk pembelian sapi dan biaya lain
-          Memberi pelayanan kebutuhan
-          Penyambung kepentingan anggota dan perusahaan
-          Kegiatan pemasaran
-          Imbalan bagi koperasi berupa keuntngan dalam bentuk sisa hasil usaha (SHU)

Ø  Pengadaan dan Perkembangan Sapi
·         Sapi yang diintroduksi sapi Bali dan terutama sapi betina:
-          Sudah beradaptasi baik di daerah
-           Jenis ternak yang umum dipelihara di daerah
-           Daya berkembangbiaknya tinggi
Ø  Teknologi Pemeliharaan Sapi
Pemeliharaan sapi
-          Dilakukan dengan pola penggembalaan dan di kandang
-          Penyediaan pakan dari bagian dalam pelepah, rumput King Grass, rumput kebun
-          Sapi dikandangkan yang dilengkapi dengan penampungan kotoran
-  Kandang dibangun berkelompok pada lokasi dekat rumah karyawan agar mudah melakukan pengawasan, perawatan, pengumpulan kotoran, penjagaan keamanan secara bergilir, memudahkan pengamatan masa berahi, dan memudahkan melakukan penimbangan
Ø  Daya Tampung Sapi
·         Bergantung pada jumlah tandan buah segar (TBS) yang diturunkan, setiap TBS yang diturunkan menghasilkan 2 buah pelepah
·         Daya dukung pakan ternak dari pelepah, daun dan hijauan rumput per hanca (15 ha) (Tabel 2

Ø  Sumber Modal
· Dari pihak perkebunan dengan cara kredit
Ø  Analisis Kelayakan Usaha
·         Tingkat suku bunga
·          Revenue per Cost (R/C)
·          Net Present Value (NPV)
·          Internal Rate of Return)
Ø  Manfaat dan Efisiensi SISKA
·         Aset petani meningkat berupa sapi, 2 – 11 ekor dengan rata-rata 6 ekor/petani.
·         Meningkatkan pendapatan.
·         Efisien dalam penggunaan tenaga kerja pengangkutan hasil panen.
·         Meningkatkan kemampuan pemanen dalam mengelola kebun.
·          Penghematan pemakaian pupuk kimia.
·         Memperbaiki struktur dan tingkat kesuburan tanah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar