BAB
3
Pomologi & Olerikultur
Klasifikasi Hortikultura
Berdasarkan jenis tanaman yang diusahakan, hortikultura
mencakup bidang:
Pomologi (Pomology) yang mempelajari tentang buah-buahan
Olerikultur (Olericulture) yang mempelajari tentang sayuran
Florikultur (Floriculture) yang mempelajari tentang bunga
Biofarmaka yang mempelajari
tentang tanaman obat
Istilah tersebut bisa fleksibel, dapat berlaku sesuai
dengan fungsinya.
Misalnya terdapat buah-buahan seperti nangka muda, pepaya
muda, keluwih, digunakan sebagai sayuran.
Demikian juga jenis buah-buahan yang digunakan sebagai
buah (contoh : semangka, melon) yang teknik budidayanya seperti tanaman
sayuran, maka untuk kemudahan penanganannya digolongkan ke dalam sayuran.
Tanaman cabai yang berwarna ungu atau yang bentuknya
unik, dapat digunakan sebagai tanaman
hias.
Tanaman hias juga berkhasiat sebagai obat misalnya poppy,
pirethrum.
Pengelompokan Tanaman Hortikultura
Buah-buahan :
Buah-buahan kecil (semak) antara lain strawberi,
anggur, dan lainnya
Pohon buah antara lain apel, ceri, jeruk, mangga, dan
lain-lain.
Tanaman terna, seperti pisang, pepaya, nenas, markisa
Sayuran :
Tanaman yang ditanam untuk diambil bagian yang berada
di atas tanah :
Kubis-kubisan
(brokoli, kubis bunga, brussel sprouts)
Kacang-kacangan
(buncis, kapri, kacang panjang)
Tanaman
solanaceae berbuah (cabai, terong, tomat)
Tanaman
cucurbitaceae (ketimun, melon, semangka)
Sayuran
hijau (bayam, kangkung)
Jamur
(jamur kuping, jamur merang, jamur kayu)
Sayuran
lain (okra, asparagus, jagung baby, rebung)
Tanaman yang ditanam untuk diambil bagian yang berada di
bawah tanah :
Tanaman
akar (wortel, bit)
Tanaman
umbi (kentang)
Tanaman
umbi lapis (bawang merah, bawang bombai)
Tanaman Hias :
Tanaman bedengan bunga dikelompokkan :
Annual
atau semusim (tagetes, ziniz, petunia)
Biennial
atau dua musiman (daisy)
Perennial atau tahunan
(mawar, melati)
Umbi, corm
(gladiol, tulip)
Tanaman lansekap :
Padang rumput
Tanaman
penutup tanah, tanaman menjalar
Semak
(musaenda, bougenvil, kembang sepatu)
Pohon (cemara, palem, pinus)
Tanaman Obat : Tanaman yang dimanfaatkan
untuk obat.
Contoh
tanaman obat antara lain : adas,
beluntas, daun dewa, gandarusa, jamblang, landik, portulaka, pulai, salam,
sambiloto
Pomologi
Pomologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
buah-buahan.
Buah adalah produk hortikultura yang umumnya
dikonsumsi mentah, berbeda dengan sayuran, karena tidak mungkin mempertahankan
kandungan vitaminnya setelah direbus atau diolah dengan cara lain.
Pengertian buah berbeda secara botani maupun secara
hortikultura dan pangan.
Pengertian
buah secara botani
Buah adalah hasil pertumbuhan bunga atau rangkaian
bunga Angiospermae, atau merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah
(ovarium).
Pada banyak spesies tumbuhan, yang disebut buah
mencakup bakal buah yang telah berkembang lanjut beserta dengan jaringan yang
mengelilinginya, seperti reseptakel (dasar bunga) pada apel dan strawberi, daun
kecil di dasar bunga (braktea), dan pedunkel pada nanas.
Selain itu, termasuk juga buah kering (dry fruit)
yaitu berbagai jenis kacang (nut), namun biji-bijian dan legume tidak
termasuk.
Sehingga pengertian buah sangat luas, mencakup buah mangga, buah apel,
buah tomat, cabai, dan lain-lain, termasuk juga bulir (kariopsis) padi, 'biji'
(juga merupakan bulir!) jagung, 'biji' bunga-matahari, 'biji' lada, atau polong
kacang tanah.
Bagi tumbuhan berbunga, buah adalah alat untuk
menyebar luaskan biji-bijinya; adanya biji di dalam dapat mengindikasikan bahwa
organ tersebut adalah buah, meski ada pula biji yang tidak berasal dari buah
Dalam pengertian botani terdapat buah sejati, contoh pada kelompok sayur-sayuran, seperti
buah tomat, buah cabai, polong kacang panjang, dan buah ketimun.
Terdapat pula, buah
tidak sejati (buah semu) contoh pada kelompok buah-buahan, seperti 'buah'
jambu monyet (yang sebetulnya merupakan pembesaran dasar
bunga; buah yang sejati adalah bagian ujung yang berbentuk seperti monyet
membungkuk), 'buah' nangka (yakni pembesaran tongkol bunga; buah yang sejati
adalah isi buah nangka yang berwarna putih (Jw. beton), bergetah, sedangkan bagian 'daging
buah' yang dimakan orang adalah tenda bunga), dan 'buah' nanas.
Pengertian
buah secara hortikultura dan pangan
Buah dalam pengertian hortikultura atau pangan
merupakan pengertian yang dipakai oleh masyarakat luas.
Dalam pengertian ini, batasan buah menjadi lebih luas.
Setiap bagian tumbuhan di permukaan tanah yang tumbuh membesar dan (biasanya)
berdaging atau banyak mengandung air dapat disebut buah.
Ahli hortikultura mendefinisikan buah sebagai sesuatu
yang berkembang dari ovari dan atau jaringan lunak dapat dimakan yang terkait
dengannya dan dimakan segar tanpa diolah.
Bagian yang dikonsumsi dari buah berasal dari bagian
bunga yang berbeda.
Daging buah mangga berkembang dari mesokarp dinding
ovari.
Daging buah rambutan adalah aril yang berkembang dari
testa atau mantel biji, perikarp (dinding ovari) pada rambutan berkembang
menjadi kulit buah.
Pada buah kelapa, bagian yang dikonsumsi adalah
endosperm, perikarpnya masing-masing menjadi kulit luar, sabut, dan batok.
Kebanyakan perkembangan bagian tertentu struktur dasar
buah muncul secara alami tetapi dapat sengaja dimunculkan melalui program
pemuliaan.
Misalnya merakit varietas buah tanpa biji (semangka tanpa
biji, buah pepaya tanpa biji dan sebagiannya).
Tipe-tipe buah
Secara umum, terdapat tiga tipe dasar: buah tunggal, buah ganda
dan buah majemuk.
Buah tunggal, yakni buah yang terbentuk dari satu bunga dengan
satu bakal buah, yang berisi satu biji atau lebih.
Buah tunggal dapat dibedakan atas bentuk-bentuk buah
kering (siccus), yakni yang bagian luarnya keras atau seperti kulit yang
kering, dan buah berdaging atau sukulen (carnosus), yang dinding buahnya
tebal berdaging.
Pada umumnya yang didefinisikan sebagai buah adalah
buah berdaging atau sukulen.
Beberapa tipe buah sukulen
Buah buni (bacca), mempunyai dinding buah terdiri dari dua lapisan,
yakni lapisan luar (eksokarp atau epikarp) yang tipis dan lapisan dalam (endokarp)
yang tebal, lunak dan berair. Contoh buah buni antara lain belimbing, duku,
manggis, pepaya, rambutan, sawo.
Buah pepo, serupa dengan buah buni, namun dengan dinding luar
yang lebih tebal dan kuat. Pada buah yang masak, di tengahnya sering terdapat ruangan
dan daging buahnya bersatu dengan banyak biji di dalam ruangan tersebut.
Contohnya adalah mentimun, semangka, melon, markisa.
Buah batu (drupa), memiliki tiga lapisan dinding buah. Eksokarp umumnya
tipis (seperti kulit); mesokarp yang berdaging atau berserabut; dan endokarp
yang liat, tebal, dan keras, bahkan dapat amat keras seperti batu. Contohnya
adalah mangga dengan mesokarp berdaging; atau kelapa, yang mesokarpnya
berserabut.
Buah hesperidium, adalah variasi dari buah buni dengan tiga lapisan
dinding buah. Lapisan luar yang liat dan berisi kelenjar minyak; lapisan tengah
yang serupa jaringan bunga karang dan umumnya keputih-putihan; serta lapisan
dalam yang bersekat-sekat, dengan gelembung-gelembung berisi cairan di
dalamnya. Contoh tipe buah ini adalah jeruk (Citrus sp.).
Buah pome, pada buah ini biji dilindungi oleh selaput tipis
yang kaku. Contohnya yaitu apel.
Buah ganda, yakni jika buah terbentuk dari satu bunga yang
memiliki banyak bakal buah. Masing-masing bakal buah tumbuh menjadi buah
tersendiri, lepas-lepas, namun akhirnya menjadi kumpulan buah yang nampak
seperti satu buah, contohnya adalah sirsak (Annona) dan srikaya.
Buah majemuk, yakni jika buah terbentuk dari bunga majemuk. Dengan
demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang pada
akhirnya seakan-akan menjadi satu buah saja. Contohnya adalah nanas (Ananas), nangka (Arthocarpus).
Buah semu dari
tin, Ficus carica. Dinding luar buah semu adalah dasar bunga
majemuk yang menangkup, menutupi 'biji-biji' yang sebetulnya masing-masing
adalah sebutir buah.
Olerikultur
Olerikultur adalah ilmu yang mempelajari tentang sayuran.
Sayuran adalah produk hortikultura yang sebagian besar
dikonsumsi dalam bentuk segar, dalam jumlah sedikit (bukan sebagai makanan utama),
sehingga perlu penanganan khusus.
Definisi sayuran lebih berdasarkan kepada
penggunaannya dan sering berubah-ubah.
Peran
sayuran dalam diet manusia
Sayuran merupakan komponen sangat penting dalam diet
manusia, khususnya di negara-negara berkembang.
Sayuran merupakan sumber vitamin dan mineral, serta
kandungan air tinggi (bisa mencapai 90%), sehingga sayuran bersifat meruah (bulky).
Umumnya, sayuran menghasilkan lebih banyak nutrisi per
unit area, dibandingkan dengan beras (padi) (Tabel 1).
Sayuran sebagai sumber kalori : Sayuran umbi seperti
kentang, merupakan sumber kalori atau
karbohidrat. Sebagai sumber protein,
kedelai dan kentang mempunyai kualitas protein tinggi.
Sayuran yang mengandung mineral dan vitamin A, C, B
komplek termasuk B1, B2, B6, B12, niacin, asam pantotenat, biotin dan asam
folat (Tabel 2).
Tabel 2
Sayuran
dengan kandungan vitamin dan mineral tinggi
Vit A lebih
dari 2, 000 internasional unit
bayam, kale, kangkung, lettuce daun, wortel
bayam, kale, kangkung, lettuce daun, wortel
Vit B lebih dari 17 m
legumes, taro, horseradish leaf
legumes, taro, horseradish leaf
Vit C lebih dari 20 mg
bayam, kol, kangkung,
bayam, kol, kangkung,
Calsium lebih dari 20 mg
(Ca) bayam, kangkung, lettuce krop, cabai
(Ca) bayam, kangkung, lettuce krop, cabai
Zat besi lebih dari 3 mg
(Fe) bayam, kangkung lettuce, cabai
(Fe) bayam, kangkung lettuce, cabai
Pospor kacang-kacangan, bawang bombai,
tomat, kol, bunga
kol, brokoli
Yodium bawang bombai,
asparagus
Peran
sayuran dalam diet manusia
Selain mengandung zat tersebut di atas, terdapat beberapa
sayuran mengandung bahan yang beracun dan rasa pahit.
Seperti pada beberapa jenis rebung mengandung sianida
yang kadarnya bervariasi. Demikian juga pada beberapa jenis kacang koro dan
kacang benguk. Kandungan sianida tersebut dapat dihilangkan dengan cara merebus
bahan sayuran tersebut.
Kegunaan
sayuran
Sayuran adalah tanaman atau bagian tanaman yang
umumnya sukulen (herbaceous),
dikonsumsi dalam bentuk mentah atau dimasak.
Sayuran yang dikonsumsi dalam bentuk segar (mentah)
biasa disajikan sebagai salad, sebagai lalaban, atau dibuat acar atau
asinan.
Walaupun ada perkecualian pada beberapa tanaman
sayuran buah seperti melon dan semangka, dikonsumsi sebagai dessert
(pencuci mulut).
Umumnya, sayuran yang dikonsumsi dalam bentuk sudah
dimasak sebagai sayur, atau dikukus / direbus untuk lalaban, dibuat keripik,
dan lain-lain.
Disamping itu, terdapat beberapa sayuran yang
digunakan dalam bentuk sudah diproses, misalnya dikalengkan (baby corn, kapri), difermentasi (pickle ) dan dikeringkan
(cabai kering, bubuk cabai).
Terdapat beberapa tanaman pangan (kentang) dan tanaman
buah (tomat) di negara lain (Eropa), dikelompokkan sebagai sayuran di Asia.
Demikian
juga, beberapa tanaman dikelompokkan ke dalam
sayuran pada fase pertumbuhan
tertentu.
Contoh: rebung atau bambu muda (fase tunas), buah
nangka muda, buah pepaya muda, kecambah kedelai (capar, Jawa), kecambah kacang
hijau (taoge), bunga pisang (jantung pisang), daun singkong muda.
Tabel 3
Sayuran
yang digunakan dalam bentuk telah diproses
Tipe proses Sayuran
Pengalengan asparagus, baby corn, kapri, okra, rebung,
sweet corn, wortel
Pickled bawang putih, bunga kol, jahe, ketimun,paprika
Dehydrated bawang putih, bawang bombai, paprika,
Fermented kol, sawi, radish, mustard
Lain-lain kentang (kripik,
goreng, tepung)
wortel (jus, jam)kacang koro (tempe, tofu, kripik)
Tabel 4
Contoh bagian
tanaman yang digunakan sebagai sayuran
Bagian tanaman Sayuran
Akar radish, wortel, ubi jalar
Umbi lapis (bulb) bawang bombai, bawang merah, bawang putih
Umbi (tuber) kentang
Tunas batang rebung, asparagus, jahe,
Daun kemangi, melinjo, poh-pohan, singkong,
Buah cabai, ketimun, okra, semangka, terong, tomat,
Bunga brokoli, bunga kol, bunga
turi, bunga pisang,
Klasifikasi
sayuran
Diperkirakan terdapat lebih dari 10, 000 spesies tanaman
sebagai tanaman sayuran, meskipun hanya sekitar 50 spesies yang mempunyai nilai
komersial tinggi.
Oleh karena itu, untuk lebih jelasnya, sayuran perlu diklasifikasi berdasarkan dua grup, yaitu berdasarkan kelompok dan cara budidayanya, dan klasifikasi botani, sebagai berikut.
Berdasarkan
kelompok dan cara budidaya
Komoditas yang termasuk dalam kelompok / grup yang
sama, secara umum dianggap mempunyai cara
budidaya sama.
Sayuran daun : bayam, kangkung, lettuce,
seledri
Kubis-kubisan : brokoli, kubis, kubis bunga
Leguminocae : buncis, kapri, kacang
panjang, kedelai sayur (edamame), kacang koro, gude
Sayuran umbi, akar atau bulb
: bawang-bawangan,
kentang, radish, wortel
Solanaceae : cabai, terong, tomat
Dapat juga dikelompokkan berdasarkan bagian tanaman,
yakni : biji dan polong, umbi lapis,
akar dan tuber, bunga, pucuk, batang dan daun.
Bagian tanaman yang muncul sebagai bahan sayuran akan
terlihat bila diamati dengan seksama.
Beberapa bagian sulit dikelompokkan, khususnya tuber
yang berkembang dalam tanah.
Sebagai contoh, kentang adalah modifikasi batang,
namun organ di bawah tanahlainnya (seperti ubi jalar) adalah modifikasi akar.
Berdasarkan
klasifikasi botani
Untuk tujuan praktis, sayuran dikelompokkan mulai dari
famili.
Kombinasi dari genus dan spesies membentuk nama
saintifik
sayuran diakui seluruh dunia. Beberapa contoh sebagai
berikut :
Amaranthaceae : Amaranthus viridis L. (bayam hijau) Amaranthus
spinosus L. (bayam duri).
Apiaceae : Apium graveolens L., Daucus carota subsp. sativus
Araceae : Colocasia esculenta L.
Brassicaceae : Brassica napus var.chinensis
L., B. oleracea var capitata
L. (kubis), B. oleracea var botrytis
L. (kubis bunga), B. oleracea var italica L. (brokoli)
Cucurbitaceae : Cucumis sativus L., Cucumis melo L, Citrulus lanatus var lanatus L.
Sistem
Budidaya Sayuran
Sistem budidaya sayuran bervariasi dalam luasan,
investasi yang digunakan, cara budidayanya, dan orientasinya (home-oriented atau
market-oriented), serta tujuan khusus.
Budidaya
Pekarangan (Home-oriented )
Home garden (kebon/pekarangan) tujuan utamanya adalah untuk memenuhi keperluan
keluarga akan sayuran sebagai sumber nutrisi.
Kebun sekolah atau kebun masyarakat.
Bentuk lain dari pekarangan rumah.
Bentuk lain dari pekarangan rumah.
Budidaya
Sayuran Komersial (Marked-oriented)
Sistem budidaya sayuran yang khusus memproduksi sayuran tertentu, dengan
mengendalikan lingkungan tumbuhnya, secara intensif, dan berorientasi pasar.
Contoh kebun Saung Mirwan.
Sistem budidaya agrobisnis, sama seperti point 1, namun skala usahanya
lebih luas, dan aktivitas usaha di lokasi yang jauh dari pasar.
Sistem produksi sayuran untuk tujuan industri. Areal usahanya sangat luas, biasanya
menggunakan cara mekanisasi. Misalnya
kebun cabai dan tomat untuk industri saus.
Sistem budidaya dalam kondisi terkendali (misalnya di rumah kaca,
hidroponik, aeroponik). Tujuannya agar
dapat memproduksi sayuran secara terus-menerus dalam skala besar (kuantitas),
dan kualitas hasil yang terjamin. Oleh
karena itu perlu biaya investasi yang tinggi.
FLORIKULTUR
Karakteristik
Bunga dan Tanaman Hias :
Merupakan produk estetika, bisa berfungsi ganda, misalnya sebagai
tanaman obat dan hias
Keragaman jenis dan penampilan fisik (bentuk
bunga/daun, tekstur, warna, penampilan/kemasan) sangat penting
Teknik budidaya sangat intensif dibandingkan sayuran
dan buah
Klasifikasi Tanaman Hias:
i.
Hias Bunga: Bagian bunga yang memberikan nilai utama.
(Mawar,
gladiol, anyelir, krisan)
ii.
Hias Daun: Bagian daun yang memberikan nilai utama
(Aglonema,
Suplir, Palem)
iii.
Hias Pohon: Penampakan pohon keseluruhan yang merupakan faktor utama
(Cemara, Bonsai)
Klasifikasi Tanaman Hias Lain:
i.
Hias Bedengan/Bedding Plant
ii.
Hias Gantung
iii.
Hias Indor (trend baru, untuk disewakan)
iv.
Tanaman hias baru ???
Produk Florikultur terdiri dari :
•
1. Bunga potong (cut flowers)
Contoh : mawar (Rosa hybrida), krisan (Chrysanthemum sp.), anyelir (Dianthus cariophyllus), gerbera (Gerbera
jamesonii), aster (Callistephus
chinensis), gladiol (Gladiolus
hybridus), dan sedap malam.
2. Tanaman pot (flowering potted plants)
yang terdiri
atas : tanaman hias bunga dan tanaman hias daun.
Tanaman hias pot umumnya digunakan sebagai tanaman
dalam ruang (indoor plants) baik itu disimpan di lantai, meja, maupun
sebagai pot gantung.
Contoh tanaman pot : aglaonema, anggrek, petunia, adenium,
poinsettia, dan anthurium daun.
3. Tanaman lansekap (landscape plants)
Tanaman lansekap adalah tanaman yang digunakan sebagai
tanaman hias outdoor, seperti di pekarangan rumah dan taman-taman.
Tanaman yang umum digunakan sebagai tanaman lansekap
a.l: bougenville, hybiscus atau bunga sepatu, heliconia, gardenia.
Hias Bedengan / Bedding Plant
Tanaman hias yang digunakan sebagai pelengkap
lansekap, baik berupa
i.
Tanaman Hias Bunga
ii.
Tanaman Hias Daun
iii.
Penutup tanah, herba, tanaman tahunan, berkayu dsb.
BIOFARMAKA
:
Biofarmaka adalah
:
ilmu
yang berkenaan dengan tanaman
obat dan sediaannya.
Biofarmaka :
bio
(Yunani, bios=hidup) +
Biofarmaka penting :
Jahe (Zingiber officinale Roxb.) sebesar 5 000
ton/tahun,
Temulawak (Curcuma aeruginosa Roxb.) 3 000 ton/tahun,
Kencur (Kaempferia galanga L.) 2 000 ton kering/tahun,
Kunyit (Curcuma domestica Val.) 3 000 ton kering/tahun
dan 1 500 ton basah/tahun.
Adas (Foeniculum vulgare Mill.) 2 000 ton/tahun,
Kapulogo (Ammomum cardamomum Auct.) 3 000 ton/tahun,
Kenyataannya, bahwa agribisnis biofarmaka tidak
berkembang dengan baik dan merata. Kenapa ???
1.
Petani dan pelaku usaha kurang memahami kebutuhan pasar domestik dan
ekspor yang menginginkan produk siap pakai yang telah diolah.
2.
Menjual biofarmaka tak semudah menjual tanaman hortikultura lainnya,
seperti sayur- sayuran atau buah-buahan.
3.
Disamping itu, keengganan petani untuk mengusahakan biofarmaka, karena
demand nya relatif belum bersifat massal seperti komoditas sayur-sayuran
ataupun buah-buahan
Ciri
tanaman hortikultura:
a.
Dipanen dan dimanfaatkan dalam keadaan hidup atau segar. Mudah rusak karena proses-proses kehidupan
masih berjalan, sehingga penanganan panen dan pasca-panen mahal
b.
Komponen mutu lebih ditentukan kandungan air bukan kandungan bahan
kering. (jg mns-jg pipil; anggrek-vanili; mangga-kopi; cemara hias-pinus)
c.
Produk bersifat voluminous/bulky.
Biaya distribusi mahal
d.
Harga pasar lebih ditentukan oleh mutu dan persepsi konsumen
e.
Bukan kebutuhan pokok, kebutuhan tidak besar tapi harus ada. Functional
food. Sumber mineral, serat dan
mineral.
f.
Merupakan kebutuhan rohani/spiritual
Konsekuensi:
a.
Budidaya intensif
b.
Padat modal. Biaya investasi
tinggi
c.
Padat tenaga kerja, mekanisasi terbatas
d.
Penanganan panen dan pasca panen sangat menentukan kualitas
e.
Biaya distribusi dan pemasaran mahal
f.
Output tinggi; Input tinggi; waktu relatif pendek.
Peran Hortikultura
1.
Sumber functional foods (makanan kesehatan dan vitamin)
Bromelain dalam nenas; anti
inflamantasi, diuretic effect, anti kanker, agen pengangkat sel sel mati(skin
debriment properties). Kalium pada pisang menetralisir Natrium junk food,
serotonin untuk penyembuh stress. Vit C tinggi pada Jambu batu merah, anti
oksidan pada melon, elagic acid pada strawberry (anti kanker, anti clothing,
tekanan darah tinggi)
2.
Bahan pangan
Bukan staple food, balance
diet, dietary fiber
3. Relaksasi mental (pasca operasi)
Mengurangi
stress (pasien yang memeliharan tanaman dalam ruang menunjukkan kemajuan
kesembuhan 93%, tidak memelihara 71%).
Aroma terapi
4.
Sumber kesenangan dan estetika
5.
Meningkatkan kualitas lingkunganan hidup
Perkembangan hortikultura sejalan dengan kemajuan ilmu dan teknologi,
selera konsumen, perubahan trend budaya.
Ilmu dan teknologi yang berpengaruh antara lain:
a.
Penggunaan ZPT: Penjarangan buah, pembentukan/ training, pembungaan,
pengerdilan, partenocarpi
b.
Hibridisasi: Buah tanpa biji
c.
Grafting: Adaptasi terhadap kondisi lingkungan ekstrim dan pengaturan
pertumbuhan
d.
Perkembangan alat mekanis
e.
Kemajuan pengolahan pangan. Produk horti juga mulai diolah untuk
memperpanjang shelf life. Acar, manisan, asinan, juice, selai, konsentrat
f.
Kesehatan (aroma terapi)
Bangunan Tanam
Manfaat Bangunan Tanam
l Melindungi tanaman dari kondisi lingkungan yang sangat
ekstrim.
l Memberikan lingkungan tumbuh yang cocok bagi tanaman.
l Dapat mengatur pemanenan produk lebih awal atau lebih lambat
dibanding penanaman di lapang.
Jenis Bangunan Tanam
l Greenhouses atau Glasshouses (Rumah Kaca)
l Plastic houses (Rumah Plastik)
l Shade houses
l Lathhouses (Rumah bilah)
l Hot Bed
l Cold Frame
Plant Container
Greenhouse-Rumah Kaca
l Budidaya tanaman dalam GH disebut ‘plant forcing’ yang
merupakan budidaya tanaman paling intensive.
l Tanaman dapat ditanam secara rapat, dalam waktu yang
berurutan tanpa jeda, memerlukan investasi yang besar, irigasi dan nutrisi
dapat diatur, temperatur dapat dikontrol, suplai cahaya dapat dimodifikasi.
l Dapat menghasilkan yield dang kualitas yang tinggi
Type Greenhouse
l Lean to (single span)
l Even-span (two span equal)
l Disusun sebagai single unit (detached houses),
atau bergabung dengan gutter connected (ridge and furrow)
l Single unit: ventilasi dan cahaya baik, biaya pengaturan suhu lebih mahal.
l Ridge and Furrow: sulit pemeliharaan, eficient pemanfaatan energy.
Disain dan Instalasi Greenhouse-1
l Seleksi Lokasi
l Pertimbangan fisik disain dalam membangun GH:
- Structure
- Glazing
- Polylock system
- Horticultural consideration
- Ground cover
- Sealing the Greenhouse
- Adjacent facilities
l Pertimbangan lingkungan disain GH:
- Energy Exchange
- Heat Loss
- Ventilation
- Evaporate Cooling
- Horizontal air flow fans
- CO2 injection
Seleksi Lokasi-1
l Pertimbangan
perencanaan tata ruang.
l Pertimbangan sarana dan prasarana: konstruksi,
listrik, jalan, transportasi.
l Pertimbangan ketersediaan dan kualitas air. Air
permukaan dapat membawa: nematoda, bakteri, jmur, alga, dan biji gulma ke
dalam sistem GH.
l Analisis air meliputi: pH, EC, bicarbonates, Fe, S,
Ca, dan magnesium.
l Syarat fisik lokasi:
- Tidak ternaungi
- Kondisi datar yang memungkinkan
pembuatan GH ukuran besar à ekonomis pengelolaan.
- Drainase baik, 2-3% slope dari
GH
- Tanah berat/clay dihindarkan.
- Kedekatan dengan area produksi
harus dihindarkan (air borne inoculum).
- Dihindarkan dari tempat
penimbunan sampah
Pertimbangan fisik-Disain GH-1
l Struktur :
-
GH kecil dan
terpisah: murah biaya awal, tapi mahal (tidak efisien) untuk penganturan
temperature dibanding GH besar.
-
Ukuran single GH
8 – 12 m lebar dan 30 – 40 m panjang, ukuran yang ideal untuk pemasang-an
plastik yang tersedia di pasaran.
-
Khusus untuk
daerah tropik harus dibuat konstruksi ventilasi yang memadai.
-
Harus mampu
menahan beban : angin, hujan, pot gantung, atau peralatan yang terpasang pada
struktur.
l Struktur :
-
Untuk produksi
sayuran bila GH tidak dirancang untuk menopang sistem training tanaman, maka
perlu dibuar ajir secara terpisah.
-
Menurut NGMA
(The National Greehouse Manufacturers Association) GH setidaknya bisa menahan agin sampai
kecepatan 90 mph.
l Struktur - Frame:
-
Aluminum : tahan lama, tahan karat, ringan, dapat di glazed,
pemeliharaan ringan, biaya awal tinggi, perlu spesial tenaga peng-instal, dapat
di – prefabricated
-
Galvanized Steel
: lebih kuat, tahan lama, lebih murah walau
pemeliharaan lebih mahal daripada aluminum, memungkinkan konstruksi ringan
sehingga mengurangi efek naungan karena frame, kehilangan panas karena
konduktor yang baik.
l Struktur - Frame:
-
Kayu : biaya awal rendah, pemeliharaan tinggi, mudah
terbakar, kayu harus di treatment supaya tahan,
bahan yang baik untuk treatment Chromated cooper arsenate (CCA) atau
ammonium cooper arsenate (ACA).
l Struktur- Glazing Material:
-
Kaca: pertama kali dipakai, exellent material, harga
mahal, tahan lama (25 tahun), pemeliharaan rendah, transmisi cahaya baik,
memerlukan frame yang kuat (menghalangi cahaya), spesial instalator, tidak
tahan beban.
-
Syntetic Sheets: Polyethylene
film (banyak dipakai), ringan, murah, transmisi cahaya baik, tidak tahan lama
(9 bulan), UV-plastik (19 bulan), biasanya meneruskan infrared, beberapa jenis
baru dapat memblok infra red.
l Struktur- Glazing Material:
-
Beberapa Jenis
Syntetic Sheets: Polyvinil
Chloride (PVS) film dan sheet, Polyvinyl Floride film (Tedlar), Acrylic shets
(Plexiglass), Polyester film(Mylar), dan Polycarbonates sheets(Lexar).
-
Fiberglass
reinforced plastic (FRP): lebih murah dibanding kaca, ringan, tahan beban,
transmisi lebih rendah daripada kaca dan polyethylene, terdegradasi oleh
ultraviolet.
l Polylock System:
-
Adalah sistem
pengunci polyethylene (plastik)
-
Sangat
mempengaruhi kualitas atau harga greenhouse.
-
Bagian dari
polylock system adalah: Base board (kayu), Polylock base, Insert
-
Bentuk
masing-masing bagian bervariasi, dan mempengarhi proses pemasangan
Polyethylene.
l Ground cover :
-
Untuk produksi
tanaman dalam wadah, harus ada pembatas permanen antara tanaman dengan tanah,
sebab tanah merupakan sumber patogen.
-
Produksi tanaman
di tanah: direncanakan konstruksi yang memudahkan sterilisasi tanah.
-
Walkway harus
disemen/dicor untuk meningkatkan sanitasi.
l Sealing the GH:
-
Air lock – untuk
mengurangi bahaya angin
-
Kasa/Screen –
untuk melindungi dari insect, tanah, dan spora patogen.
-
Pintu ganda –
untuk mengurangi masuknya air borne patogen
-
Keset-pestidia –
mengurangi patogen yang terbawa sepatu.
l Horticultural Condiseration :
-
Lebar sinle GH
untuk tomat, mentimun harus cukup 5 – 6 double row, dan cukup tinggi 1.5 – 2 m.
-
Sistem
pengariran diperlukan untuk beberapa tanaman
-
Sayuran daun
yang diproduksi secara hydroponics memerlukan bench untuk menjaga kebersihan
produk.
-
Fleksibilitas
disain irigasi, dan sistem pengajiran.
l Adjacent Facilities:
-
Beberapa
fasilitas tambahan harus disediakan misalnya: ruang penyimpanan dan persiapan
media.
-
Alat sterilisasi
media
-
Perlu media
mixer
-
Bila GH
dimanfaatkan untuk produksi bibit, fasilitas total sterilisasi harus dibangun.
Pertimbangan lingkungan -Disain GH-1
l Awal mulanya, GH didisain untuk menyediakan suhu dan
cahaya yang cocok untuk pertumbuhan tanaman.
l Akhirnya, petani mengetahui aspek penting proses
pendinginan (cooling) untuk produksi tanaman pada musim panas.
l Saat ini, hortikulturis mengetahui bahwa masing-masing
varietas tanaman (walaupun sama spesies) memberikan respon yang berbeda
terhadap suhu tertentu.
Energy exchange
l Suhu GH tergantung pada keseimbangan aliran energi
antara GH dan lingkungan luar GH.
l Pertukaran energi lewat proses: conduction,
convection, dan radiation.
l Conduction: lewat benda padat
l Convection: panas mengalir karena beda temperatur
(gradient)
l Radiation: panas mengalir antar objek tanpa kontak
fisik.
Ventilasi
l Metode ekonomis untuk mendinginkan GH adalah dengan ventilasi,
yakni pertukaran udara dalam GH dengn udara luar GH.
l Ventilasi bisa alamiah, atau dengan kipas angin.
l Unit sistem ventilasi biasanya dinyatakan dalam jumlah
air yang mengalir per menit.
l Kecepatan aliran udara meningkat, maka peningkatan
suhu GH menurun dan perbedaan antara udara dalam dan luar GH berkurang
Evaporative Cooling
l Dengan ventilasi udara saja, suhu GH hanya akan
mendekati suhu ambient, akan tetapi dengan evaporative cooling suhu GH bisa
lebih rendah dari pada suhu ambient.
l Prinsip: temperature udara tertentu dapat menahan sejumlah uap air.
l RH adalah jumlah uap air yang dapat ditahan oleh
udara.
l RH <100 bila kontak dengan air akan mengubahnya
menjadi uap dengan energi dari udara,
yang memnyebabkan suhunya turun.
Evaporative Cooling :
l Wetted Pad System : porous material 2-6 inci
diinstall di dinding GH berlawanan dengan exhaust fans
l Fog system: menhasilkan droplet air yang
dapat tertahan di udara
l Shade System : mengurangi kenaikan suhu GH dengan mengurangi intensitas cahaya.
Horizontal Air Flow Fans
l Fans tube system: mengambil udara dari luar GH dialirkan kedalam GH melalui tabung plastik
yang berlubang, lebih merata penyebaran RH dan T, juga untuk CO2
l High Volume Low sped fan system: satu atau lebih fans untuk mengalirkan udara sepanjang
GH
Media dan Wadah Tanam
1.
Industri produksi tanaman di dalam wadah semakin
berkembang.
2.
Perkembangan paling pesat terjadi pada budidaya bunga
dan tanaman hias. Juga pada industri
pembibitan (transplant industry)
Keuntungan budidaya tanaman dalam wadah :
l Memudahkan
pengepakan untuk tujuan pemasaran.
l Memperpanjang
masa produksi /pemasaran.
l Mudah untuk
ditransportasikan.
l Masa produksi
yang tepat.
Media Tanam
l Karena media
tanam berkaitan erat dengan setiap aktivitas penanaman dalam wadah, maka
pemilihan atau formulasi media tanam yang cocok sangatlah penting dalam
budidaya tanaman dalam wadah.
Manfaat Media Tanam
l Merupakan
support fisik terhadap tanaman.
l Mensuplai
oksigen yang cukup.
l Mensuplai air
yang cukup.
l Mensuplai
nutrisi yang cukup.
l Cukup berat
untuk mempertahankan agar pot tetap tegak.
Media Tanam Ideal
l Jenis/ spesies/
varietas tanaman yang diusahakan
l Ukuran wadah
tanam.
l Kondisi
lingkungan seperti: irigasi, salinitas air, cahaya dan suhu.
l Karakteristik
dan lokasi pasar.
l Ketersediaan dan
harga komponen media tanam.
Sifat Fisik Media
l Total Pore Space
: volume udara pada kondisi media kering oven (% volume) → bagian non solid
l Water Holding
Capacity : volume air yang dapat ditahan oleh media setelah irigasi dan
drainase.
l Container
Capacity : bila medium telah jenuh air dan telah terdrainase.
l Air Space =
Aeration Porosity = Drainable Pore Space : adalah volume media yang terisi oleh
udara pada kondisi Kapasitas Kontainer (Container Capacity)
l Keseimbangan
dalam ketersediaan air dan oksigen perlu dijaga untuk memperoleh kualitas
produk yang optimum.
l Media tanam
harus mempunyai Ruang pori besar (untuk pertukaran udara) dan Ruang pori kecil
(untuk menahan air) yang seimbang.
l Anaerobe
(kondisi tanpa oksigen) dapat mengurangi perolehan energi dari respirasi bagi
perakaran.
l Energi ini
diperlukan untuk pertumbuhan akar, keseimbangan hormon, uptake nutrisi dan
menjaga kelangsungan proses fisiologi.
l Percampuran
ukuran partikel yang lebih kecil dengan partikel yang besar akan mengurangi
volume pori makro dan meningkatkan volume padatan dan air pada saat penambahan
air irigasi.
l Ketika media
dalam wadah terisi maka lapisan media yang dekat dengan dasar wadah akan mendekati
jenuh.
l Ketebalan
lapisan jenuh air ini sangat dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel yang
mencerminkan water holding capacity media.
l Konsentrasi air
pada ketinggian teretentu dari dasar pot tidak dipengaruhi oleh ketinggian pot
akan tetapi dipengaruhi oleh ukuran partikel medai.
l Jadi penambahan
tinggi pot akan meningkatkan volume media dengan pori makro yang akan terisi
udara.
Sifat Kimia
- pH
l Optimum pH
berbeda tergantung jenis tanam secara umum 5.0 – 6.5.
l pH > 7.5
terjadi pengikatan mikro nutrient, pH < 4.0 toksik ion seperti : Al, Zn
& Cu akan terlarut.
- Garam Terlarut
l Hindari
penggunaan media yang mempunyai salinitas yang tinggi, Pasir, Gravel, Peat dari
daerah yang salinitas tinggi harus dicuci.
l Salinitas 2500 –
4000 ppm à tinggi
l 1000 – 1500 ppm
à sedang
l Beberapa tanaman tahan hanya pada 500 –
700 ppm
- KTK
l Banyak nutrisi
tanam bermuatan positif (kation) yang terikat oleh muatan negatif ini.
l Pasir atau media
yang mempunyai luas permukaan partikel yang kecil mempunyai KTK rendah
sementara itu bahan organik mempunyai kemampuan yang tinggi.
l Media yang
mengandung 50 % – 60 % bahan organik (peat, pine bark) dengan ukuran partikel
sedang (0.3 – 0.9 cm) telah terbukti cukup menyediakan KTK bagi produksi
tanaman berkayu pada container
- C/N
l Proses
dekomposisi yang cepat menghasilkan penurunan volume, dan aerasi media.
l Material dengan
selulosa (C) yang tinggi dan nitrogen rendah (C/N tinggi) akan didekomposisi
oleh tanah secara lambat.
Komponen Media Tanam
KOMPONEN ORGANIK
l Peat (Humus)
l Pine Bark
l Spagnum Moss
l Hardwood Bark
l Malaleuca Bark
l Anaimal Manure
l Sawdust, Wood
Shaving, Wood Chip
l Composted
Municipal Refuse
l Composted Sewage
Sludge
l Rice Hulls
(sekam)
l Bagasse (ampas
tebu)
KOMPONEN ANORGANIK
l Polyphenolic
Foam
l Perlite
l Vermiculite
l Polystyrene Foam
l Rockwol
l Calcined Clay
Manajemen Media Tanam
l UJI MEDIA TANAM
l UJI pH
l UJI EC
l METODE POUR-THRU
l PASTEURISASI MEDIA
Uji Media Tanam
l Media pot
berbeda dengan media lahan terbuka dalam hal karakteristik fisik dan kimianya.
l Sehingga berbeda
dalam kemampuan penyangga penyediaan nutrisi tanaman.
l Hasil Uji Lahan
terbuka tidak bisa dipakai untuk rekomendasi media pot karena teknik
ekstrasinya berbeda.
INTERPRETASI
l Rendah :
konsentrasi nutrient tidak cukup untuk mendukung pertumbuhan tanaman yang baik
l Sedang :
pertumbuhan baik tapi tidak maksimal, à benih
l Optimum:
pertumbuhan maksimal
l Tinggi dan
Sangat Tinggi : kelebihan, tidak seimbang, menghambat pertumbuhan
Uji pH Media
l Program pemberian
nutrisi yang tepat adalah suatu hal yang medasar untuk menghasilkan tanaman
berkualitas.
l Tanaman hanya
mengambil nutrisi yang terlarut dalam larutan hara.
l Kelarutan
nutrisi dalam zone perakaran adalah faktor utama yang menentukan ketersediaan
nutrisi tersebut untuk diserap tanaman dan sangat dipengaruhi oleh pH.
Mengapa masalah pH meningkat ?
l Sat ini banyak
petani menghadapi masalah pH lebih serius dari pada masa lalu.
l Perubahan
penggunaan lapisan “Top Soil” ke media “Soilless” dipilih karena bebas
kontaminan dan sifat kimia&fisik yang baik.
l Namun Soilless
media mempunyai kapasitas buffer yang lebih kecil terhadap perubahan pH.
l Jenis tanaman
yang diusahakan semakin bervariasi sehingga kebutuhan pH optimum juga berbeda
l Penggunaan
berbagai macam jenis pupuk yang mempunyai effek berbeda terhadap pH media
(pupuk asam/basa)
Data Interpretasi EC
EC
|
INTERPRETASI
|
|
1:2
(tanah: air)
|
1:5
(tanah:air)
|
|
<0.15
|
<0.08
|
Terlalu rendah
OK untuk germinasi tetapi terlalu rendah
untuk tanaman
|
0.15-0.50
|
0.08-0.30
|
Memuaskan bila media mengandung lebih dari
75% bahan organik, seperti humus.
|
0.50-1.80
|
0.30-0.80
|
Memuaskan (optimal)
Tanaman akan tumbuh dengan subur
|
1.80-2.25
|
0.80-1.00
|
Lebih tinggi dari yang diinginkan (lebih
dari optimal)
|
2.25-3.40
|
1.00-150
|
Tanaman agak keras dan kerdil
|
>3.4
|
>1.50
|
Tanaman akan mati atau panen akan tak
berhasil
|
METODE POUR-THRU
l Pengambilan contoh media untuk pengujian pH dan EC
dengan metode PourThru (air yang dikucurkan) adalah suatu cara yang cepat dan
sederhana untuk mengetahui status nutrisi media tanam.
l Faktor Tanaman: jenis, pupuk yang digunakan dan umur
tanaman.
l Pengujian contoh dapat dilakukan seminggu sekali.
Pengambilan larutan contoh
l Lakukan penyiraman 1 jam sebelum pengambilan contoh.
l Letakkan piring untuk menampung air siraman (1 jam)
l Siramakan air destilata sampai tertampung 50 ml,
jangan lebih 60 ml (Lihat Tabel)
l Kalibrasikan EC dan pH meter
Segera Uji sebab pH dalam 2 jam akan berubah, EC
konstan bila ditutup
Penyesuaian pH
Menurunkan
pH
l Tambahn asam sampai dengan pH 5.8.
l Berubah dari pupuk bersifat basa (Nitrat) ke asam
(Ammonium).
l Soil Drench: Ferosulfat (300 g/100 liter air).
Menaikkan
pH
l Hentikan tambahan asam pada irigasi.
l Berubah dari pupuk bersifat asam ke basa.
l Soil Drench: Flowable lime (250 ml/100 liter air).
Menurunkan
EC
l Kurangi jumlah pupuk dan frekuensi pemupukan.
l Lakukan pencucian.
Menaikkan
EC
l Naikkan dosis pemupukan.
l Tambahkan frekuensi pemupukan aplikasi 200-250 ppm N
konstan.
Pasteurisasi Media
l Untuk mengurangi soil born diseases.
l Soil based media, biasanya dipateurisasi, akan tetapi
Soilless tidak.
l Pasteurisasi: 71oC (160o F)
selama 30 menit.
l Sterilisasi : 100oC (212o F).
Masalah Pasteurisasi Media
l Toksisitas Mangan dan Ammonium.
l Pasteurisasi menyebabkan Mn tidak tersedia menjadi
tersedia à tip burn, menekan Fe uptake.
l Toksisitas Ammonium à bakteri Amonifikasi lebih cepat
tumbuh kembali dibanding bakteri Nitrifikasià NH4 meningkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar