2. perkembanga pra
mendel
Pemahaman ttg peran
gen dan pola pewarisan sifat
Perkembangan
epenting
a.
Thomas fairchild 1719, tanaman
hibrida pertama.
b.
Koelreuter 1733-1806, persilangan
berhasil jika spesies sama
c.
Sprengel 1705-1816, struktur dan
fungsi organ reproduksi bunga dan sistem reproduksi.
d.
Patrick sheireff 1819,
menggabungkan hibridasi dan seleksi membentuk varietas bari padi dan gandum.
3. pasca mendel.
g. mendel 1865
teori dasar pewarisan sifat.
a.
sutton dan boveri 1903, gen berada
di kromosom.
b.
fisher 1918 hk mendel dalam pola pewarisan
sifat kualitatif.
c.
blaskeslee dan avery 1937,
menggandakan kromosom.
d.
Stadler 1928, induksi mutasi
dengan sinar X.
e.
Griffith 1928, gen terdiri atas
materi dna.
f.
Watson dan crick 1953, heliks anda
pada dna.
g.
Jacob dan monod 1961, model operon
dari aksi gen dalam bentuk gen struktural, fungsional dan regulator yang
bekerjasama dalam mengekspresikan suatu karakter.
h.
Stanley cohen dan herbert boyer
1973, menggabungkan dna dari 2 organisme berbeda.
Perkembangan
penting dalam ilmu pemulatan.
a.
W.l. johannsen 1900, teori galur
murni sbg dasar dalam menyerbuk sendiri
b.
Shull 1908, konsep heterosis sbg
dasar pemuliaan varietas hirbrida.
c.
N.i. vavilov 1925. Konsep center
of virgin yg mjd pedoman untuk mengeksplorasi sumber keragaman bagi pemuliaan.
PEMULIAAN TANAMAN
PADA ABAD 21.
Tantangan: jumlah penduduk, konversi dan
degradasi lahan pertanian, dan perubahan iklim global, laveling off laju
produktuvitas, dan kebutuhan nutrisi.
Sumber daya yang
tersedia:
a.
Teknologi: ekspresi gen dan marka
molekular yang digunakan untuk marker assisted selection, kultur jaringan dan
rekombinasi dna.
b.
Organisasi: pemerintah
menghasilkan varietas tanaman milik publik, perguruan tinggi mendidik pemulia,
perusahaan benih swasta menghasilkan varietas komersial.
c.
Partisipasi masyarakat
Partisipatory plant
breeding (PPB) adalah program pemuliaan yang melibatkan kerjasama antara
pemulia, petani, pedagang, pengolah, konsumen dan pembuat kebijakan.
Alasan perlunya PPB
·
Banyaknya varietas yang dilepas
tidak diadopsi oleh petani karena tidak sesuai dengan kebituhan.
·
Kebutuhan konsumen/industri yang
spesifik.
·
Keragaman lingkungan yang
memerlukan keragaman varietas.
Pemanfaatan
partisipasi masyarakat dalam PPB dapat meningkatkan adopsi varietas baru
karena:
·
Memanfaatkan pengetahuan pemulia
tentang materi genetik yang digunakan.
·
Memanfaatkan pengetahuan petani
mengenai lingkungan produksi dan kendala.
·
Memanfaatkan masukan
industri/konsumen tentang spesifikasi khusus produk yang sesuai dengan
teknologi pengelohan dan permintaan konsumen.
METODE REPRODUKSI
TANAMAN
Tujuan:
melestarikan sifat atau karakter yang dimiliki, mempertahankan keberadaan
sel/organisme
Sisem reproduksi
tanaman:
Aseksual: tanpa
penggabungan gamet jantan dan betina tapi biji terbentuk.
Seksual: melalui
penggabungan gamet jantan dan betina.
REPRODUKSI ASEKSUAL
Dikelompokkan menjadi 2:
1.
Organ vegetatif: akar, batang,
daun, umbi.
2.
Apomiksis: menggunakan organ
seksual tanpa biji terbentuk dari embrio yang tidak dibuahi.
Rhizoma: ilalang.
Umbi: bawang merah,
bawang bombay.
Akar: kunyit, jahe.
Tuber; kentang.
Daun: cocor bebek.
Stek: tebu, ketela
rambat, ubi,
Cangkok, okulasi:
buah-buahan.
Kultu jaringan:
jati, anggrek, kentang.
Bentuk apomiksis:
Apospory: embrio
terbentuk dari nuselulus atau integuman melalui pembelahan mitosis. Penyerbuka
diperlukan untuk membantu perkembangan endosperm.
Diplospory: embrio
terbentuk dari megasprora yang tidak mengalami meiosis atau meiosis yang tidak
sempurna. Penyerbukan tidak diperlukan.
Parthenogenesis;
embrio terbentuk dri sel telur yang tidak mengalami fertilisasi.
Contoh apomiksis:
jeruk, pennisetum, poa.
METODE REPRODUKSI
ASEKSUAL
Menggunakan organ
seksual yang terletak pada bunga.
Organ seksual:
stigma, stamen.
STRUKTUR ALAT
rEPrODUKSI DAN SISTEM PENYERBUKAN
Sel induk mikrospora>
meiosis> gamet jantan.
Sel induk
megaspora> meiosis> gamet betina
Berdasarkan
struktur:
Bunga lengkap:
memiliki semua bagian bunga, misal kedelai, kapas, kentang.
Bunga tidak
lengkap: padi, tidak memiliki mahkota. Lemma dan palea merupaka mahkota yang
termodifikasi
Berdasarkan
keberadaan alat reproduksi:
Sempurna: kedelai,
kacang hijau, cabe, tomat, padi.
Tidak sempurna:
staminate (hanya stamen/ benang sari), pistilate (hanya pistil). Contoh:
pepaya, jagung, salak.
Jenis bunga tidak
sempurna:
·
Monocious: bunga jantan dan betina
terletak pada satu tanaman, exp: jagung, kelapa, mentimun.
·
Dioecious: bunga jantan dan betina
pada tanaman yang berbeda, exp: salak, melinjo, pistachio, asparagus, kelapa
sawit.
·
Andromonoecious: pada satu pohon
terdapat bunga jantan dan bunga hermafrodit, exp: melon.
·
Gynomomoecious: pada satu pohon
terdapat bunga betina dan hermaprodit. Contoh: pepaya.
·
Trimonoecious: pada satu tanaman
terdapat bunga jantan, betina, dan hermaprodit. Contoh: melon.
Tipe tanaman:
Monoecious:
staminate dan pistilate pada bunga yang berbeda tapi pada tanaman yang sama.
Misal: jagung dan walnut.
Dioecious:
staminate dan pistilate pada tanaman yang berbeda. Misal: melinjo, pistachio,
asparagus, kelapa sawit.
Tipe sex tanaman.
1.
Andromonoecious: bunga jantan dan
hermaprodit
2.
Androdioecious: bunga jantan dan
hermaprodit terpisah pada tanaman yang berbeda dari jenis yang sama.
3.
Gymonomoecious: bunga betina dan
hermaprodit.
4.
Gymonomoecious: bunga betina dan
hermaprodit terpisah pada tanaman yang berbeda dari jenis yang sama.
Tipe penyerbukan:
Menyerbuk sendiri (
tertutup/kleistogami): famili papilionaciae, sirsak, srikaya.
Menyerbuk silang
(terbuka/ kasmogami): jagung, salak, kelapa, kelapa sawit.
Penyerbukan
sendiri.
Pembuahan:
autogamy.
Terjadi karena:
a.
Bunga tidak membuka.
b.
Butir tepung sari masak sebelum
bunga membuka.
c.
Benang sari dan putik ditutup
bagian bunga sesudah bunga mekar.
d.
Putik memanjang setelah tepung
sari masak.
Penyerbukan silang:
bunga berbeda, tanaman berbeda
Pembuahan:
allogamy.
Penyebab:
a.
Angin (anemofili)
b.
Serangga (entomofili).
c.
Burung (ornitofili).
d.
Kelelawar (kiropterofili).
e.
Manusia.
Biji terbentuk
melalui penyerbukan dan pembuahan. Penyerbukan tidak menjaminterjadi pembuahan.
Ciri bunga
menyerbuk silang; bunga ecil, polen ringan, polen banyak.
Ciri bunga
menyerbuk sendiri: bunga kecil, tidak menarik.
Ciri bunga
diserbuki serangga, (buah-buahn, kubis): bunga besar dan menarik, polen
lengket, kepala putik kecil, menghasilkan madu, harum, benang sari panjang,
sedikit polen.
Burung (Leptocoma
jugularis): warna bunga mencolok, bagian-bagian bunga tebal dan kuat,
menghasilkan madu yang encer.
Kelelawar (durian):
bunga besar dan kuat, bunga terbentuk pada batang atau cabang, warna putih atau
suram, butir serbuk sari lengket.
Anemofili:
a.
Tangkai sari panjang, menjalar
keluar, mudah bergersk.
b.
Kepala sari besar, menggantung
keluar.
c.
Butir serbuk sari halus dan
ringan.
d.
Ruang sari / techa besar.
e.
Kepala putik besar.
f.
Mahkota dan kelopak kecil, tidak
menarik.
g.
Bunga tidak berbau.
h.
Tidak/sedikit menghasilkan madu.
i.
Jagung.
Penyerbukan di alam
tergantung pada:
a.
Banyaknya bunga mekar.
b.
Kekuatan anngin
c.
Berat butir serbuk sari.
d.
Jarak antar berbagai jenis tanaman.
e.
Arah angin.
f.
Cuaca.
g.
Panas matahari, suhu udara.
Self polination:
padi, gandum, tomat, kedelai, kopi, kapas, kacang tanah, jati, lettuce.
Cross polination:
pisang, wortel, kelapa, mentimun, mangga, nenas, kubis, jagung, bawang.
Kleistogami:
penyerbukan terjadi pada saat bunga masih kuncup atau polen telah masak sebelum
bunga mekar.
Protandry: polen
telah masak sebelum stigma reseptif.
Protoginy: stigma
telah reseptif sebelum polen masak.
Self
incompatibility: ketidak sesuaian antara polen dan putik, disebabkan oleh:
a.
Tidak terjadi pembentukan polen
tube.
b.
Tidak terjadi fertilisasi setelah
polinasi.
c.
Ketidaksesuaian genotipe polen dan
pistil.
d.
Bukan oleh sterilisasi
e.
Faktor genetik.
Tipe SI:
a.
Homomorfic incompatibility:
pertumbuhan polen tube diatur secara enetik. Alel yang berbeda pada lokus s
jika polen dan pistil mengandung alel s yang sama.
b.
Hemteromorfic incompability:
perbedaan bunga diantara indiviidu dalam satu populasi
Homomorfic
incompibiliti:
a.
Sprophytic incompability:
berhubungan dengan polen yng mempunyai dua inti generatif dikendalikan oleh
genotip tanaman yang menghasilkan polen, yaitu genotip pembungkus polen. Misal:
compositae, crucifera, rubiaceae, beta, coffea, lycopersicon, nicotiana,
solanum, theobroma.
b.
Gametophytic incompability:
berhubungan dengan 1 inti generatif polen yang dikendalikan oleh genotip polen.
Misal: red clover, white clover, alsike clover, yellow sweet clover,
helianthus, brassica.
Sterilitas: ketidak
mampuan tanaman membentuk biji karean salah satu organ yang dihasilkan tidak
berfungsi secar normal.misal: benang
sari atau tangkai putik cacat, tepung sari rusak, seltelur gagal atau arbortus.
Male steril: tepung
sari tidak berfungsi normal.
Tipe sterilisasi
tepung sari:
a.
Benang sari tidak ada.
b.
Gagal memproduksi polen karena gangguan
pertumbuhan.
c.
Teung sari terbentuk tapi tidak
mencapai masak.
d.
Alat kelamin jantan terbalik,
Sterilisasi penting
dalam pembentukan benih hibrida karena menghindari emas kulasi terutama untuk
tanaman yang sulit disilangkansecara besar –besaran.
PENTUKAN GAMET DAN
PEMBUAHAN
Bunga betina 2n>
putik diploid 2n> putik diploid 2n> sel induk megasprora 2n>
meiosis> 4 inti sel haploid 1 hidup> pembelahan mitosis 3x= 8 inti
haploid> 3 inti antipodal, 2 sinergi, 1 sel telur, 2 polar
Bunga jantan 2n>
benang sari diploid> kepala sari diploid> sel induk mikrospora>
meiosis> 4 inti sel hidup> masing-masing 1 butir serbuk sari>
pembelahan mitosis 2x: 1x= 1 inti generatif+1 inti gen, 2x= 1 inti vegetatif=2
inti sperma> 1 unti generatif, 2 inti sperma.
Fertilisasi:
terjadi pada kandung embrio masak yang mengandung 8 inti yang terletak dalam 3
kelompok.
Kelompok I: inti
sel telur dan 2 inti sinergid terletak dekat mikrofil.
Kelompok II: 2 inti
polar di tengah kandung embrio.
Kelompok II: 3 inti
antipodal terletak di chalaza.
BENTUK DAN SUMBER
KERAGAMAN GENETIK
Keragaman:
perbedaan penampakan dari suatu sifat (fenotip) diantara individu-individu di
dalam suatu populasi.
Komponen pembentuk
keragaman:
Keragaman fenotip:
dapat diamati pada satu karakter.
Keragaman fenotip:
disebabkan oleh faktor genetik.
Keragaman
lingkungan: disebabkan oleh faktor lingkungan,
Vp=Vg+Ve
Bentuk keragaman.
1.
Keragaman kualitatif: dari
karakter kualitatif, dikendalikan oleh gen-gen mayor, pengaruh lingkunga
terhadap karakter kecil. Misal: keragaman dalam bentuk kelopak bunga mawar.
2.
Keragaman kuantitatif: dapat
diukur, gen-gen minor, pengaruh lingkungan besar. Misal: keragaman komponen
hasil, jumlah malai, jumlah biji.
Sumber keragaman
genetik: introduksi, hibridasi, mutasi.
1.
Introduksi: mendatangkan plasma
nutfah dari center of origin atau center of divercity.
Vavilov (1949)
membagi center of origin:
Sino-japanes:
kedelai, jeruk, padi, teh.
Indo-cina: pisang,
kelapa, padi, tebu.
Hindustan: padi,
jute.
Asia barat: gandum,
barley, anggur, apel.
Mediteranea: kubis,
beet gula, zaitun.
Afrika: sorghum,
milet, sawit, kopi.
Euro-siberia: oat,
rye.
Amerika latin:
jagung, kentang, ubi jalar, ketela pohon, tomat, kapas, tembakau, coklat,
karet.
Amerika utara:
bunga matahari.
2.
Hibridisasi/ persilangan
Menimbulkan
keragaman baru melalui rekombinasi yang terbentuk dari alel-alel tetua
persilangan.
3.
Mutasi: perubahan mendadak yang
bersifat acak pada materi genetik akibat perlakuan mutagen fisik atau kimia.
Oleh gamma ray, ion beam. (taihei, Chrysanthemum).
PENGELOLAAN
KERAGAMAN GENETIK
Internasional: International Board of Plant
Genetic Resources, International Research Centers.
Nasional: Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia, Balai Besar Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik.
PRINSIP DASAR
SELEKSI
Seleksi: pemilihan
individu atau galur yang sesuai dengan keinginan dari suatu populasi yang
beragam atau populasi bersegresi.
Seleksi untuk
karakter kualitatif.
a.
seleksi gen resesf: dikendalikan
gen resesif, memerlukan populasi besar, menghasilkan genotip homozigot resesif.
b.
Seleksi gen dominan: memerlukan 2
generasi, generasi kedua untuk seleksi progeni.
KRITERIA SELEKSI:
karakter yang digunakan sebagai dasar pemisahan/pemilihan genotipe dalam proses
seleksi.
1.
Single trait selection/seleksi
tandem: dilakukan untuk 1 karakter, kemudian dilanjutkan dengan seleksi untuk
karakter yang lainnya. Tidak menguntungkan jika terjadi korelasi negatif antara
karakter-karakter yang dijadikan kriteria seleksi.
2.
Multiple trait selection: seleksi
thp sejumlah karakter secara bersamaan dengan menggunakan independent culling
atau indeks seleksi.
Independent
culling: menetapkan taraf rendah dari setiap seleksi, yang dipilih yang
mempunyai nilai tengah karakter diatas nilai tengah yang ditetapkan.
Indeks seleksi:
berdasarkan nilai indeks dari suatu individu, indeks merupakan suatu fungsi
linear dari sejumlan fenotipik suatu karakter
Berdasarkan
kriteria seleksi yang digunakan: seleksi langsung (dilakukan atas karakter yang
dituju), dan seleksi tidak langsung ( dilakukan terhadap suatu karakter lain
yang berhubungan.
KEMAJUAN SELEKSI
seleksi tidak
menimbulkan keragaman baru tapi dapat menghasilkan populasi hasil seleksi
dengan nilai tengah yang lebih baik dari populasi asalnya
diferensiasi
seleksi: selisih nilai tengah antara populasi hasil seleksi dengan populasi
dasar.
S=x-xp
S=iop
Kemajuan seleksi:
perbaikan penampilan populasi yang dibentuk dari individu-individu hasil
seleksi dibandingkan dengan populasi dasar.
G=Sh²
PEMBENTUKAN
POPULASI DENGAN HIBRIDISASI
Tujuan:
a.
Menggabungkan sifat-sifat yang
diinginkan.
b.
Memperluas keragaman genetik.
Tipe persilangan:
a.
Intervarietal: persilangan antara
2 atau lebih kultivar.
b.
Interspesifik: antara 2 spesies
berbeda dari genus sama.
c.
Intergenerik: antar spesies genus
sama.
d.
Introgesi: bertujuan untuk
memindahkan satu atau beberapa saja dari gen tetua spesies liar ke spesies
budidaya.
Bentuk persilangan:
a.
Persilangan tunggal/bi-parental:
melibatkan 2 tetua
b.
Ganda: 2 F1 hasil bi-parent
c.
Tiga arah: F1 hasil bi-parental
dengan tetua ketiga.
d.
Majemuk: melibatkan sejumlah tetua
untuk menghasilkan satu genetip F1
e.
Silang balik: F1 dengan salah satu
tetua yang menjadi tetua berulang.
f.
Silang dialel: melibatkan sejumlah
tetua dalam semua kemungkinan persilangan
·
Dialel penuh: melibatkan
persilangan risiprokal, kombinasi = n(n-1)
·
Separuh dialel: tanpa melibatkan
persilangan resiprokal, kombinasi = n(n-1)/21110
PEMILIHAN TETUA
PERSILANGAN
Penetapan
didasarkan pada:
1.
Konventional: berdasarkan
pengetahuan pemulia
2.
Etnogeografi: berdasarkan adaptasi
terhadap agroekologi dan budidaya tertentu.
3.
Uji progegi: didasarkan pada
keragaman keturunan dalam uji keturunan (progeni)
Yang perlu
diperhatikan:
a.
Salah sati tetua membawa karekter
unggul yang diinginkan
b.
Salah satu atau kedua tetua
memiliki adaptasi dan penampilan agronomis yang baik.
c.
Memiliki kekerabatan yang jauh
sehingga dapat menghasilkan keragaman genetik yang tinggi
Sumber plasma
nutfah:
a.
Varietas komersial
b.
Galur harapan (breeding lines)
c.
Introduksi
d.
Eksplorasi varieta lokal
e.
Spesies liar yang berkerabat
TEKNIK PERSILANGAN
BUATAN
a.
Persiapan alat: gunting kecil,
pinset berujung runcing, jarum, cawan petri, kuas, lensa pembesar, kantung
kertas, label, alkohol.
b.
Kastrasi: membersihkan bagian
bunga yang tidak terpakai sebelum emaskulasi
c.
Emaskulasi: membuang alat kelamin
jantan/stamen pada bunga hermafrodit yang digunakan sebagai tetua betina
sebelum bunga mekar atau sebelum terjadi penyerbukan sendiri
d.
Isolasi: menutup bunga betina yang
telah diemaskulasi agar tidak diserbukai oleh polen yang tidak dikehendaki.
e.
Pengumpulan serbuk sari tetua
jantan, bisa disimpan pada 2-8C/ RH 10-50%
f.
Penyerbukan
g.
Memberi label: berisi kode persilangan,
tangggal emaskulasi, tanggal persilangan, kode pemulia.
Teknik emaskulasi:
a.
Tanpa membuang stamen: mematikan
polen menggunakan alkohol atau air panas
b.
Membuang stamen: menggunakan
pinset atau pompa vakum
c.
Teknik mandul jantan: memakai
bunga dengan alat kelamin jantan mandul sebagai tetua betina
PEMULIAAN TANAMAN
MENYERBUK SENDIRI
Galur murni/
homogen homozigot: individu-individu homozigot dengan genotip yang sama.
Landrace/varietas
multilin/heterogen homozigot: sejumlah individu homozigot dengan genotip yang
berbeda.
Contoh tanaman:
kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau, kacang kapri, kacang panjang,
kecipir, cabai, tomat, padi, gandum, kopi arabika, tembakau, cengkeh,
bengkoang.
VARIETAS TANAMAN
MENYERBUK SENDIRI
Varietas: sejumlah
individu yang berbeda dalm bentuk atau fungsi fisiologi tertentu dari sejumlah
individu lainnya dari spesies yang sama
Sifat varietas:
distict, uniform, stabil
1.
Identitas yang membedakan dari
varietas lain.
2.
Reprodusibilitas: dapat
diperbanyak dengan tetap mempertahankan identitasnya.
Varietas tanaman
menyerbuk sendiri:
a.
Galur murni: dikembangkan dari
satu tanaman homozigot.
b.
Landrace: sekumpulan galur murni
dengan adaptasi yang sama.
c.
Multilini: dibentuk dari gabungan
sejumlah galur murni yang mirip secara genetik, kecuali untuk resistensi
terhadap strain penyakit tertentu.
Contoh varietas:
Kedelai: wilis,
pangrango, tanggamus, sibayak, ratai, seulawah, nanti.
Padi sawah:
ciherang, cisadane, way apo buru, ir64, sintanur, fatmawati.
Padi rawa:
banyuasin, batanghari, dendang, inderagiri, martapura, siak raya.
Padi gogo: situ
patenggang, jatiluhur, cirata, towuti, limboto, batutegi.
Kacang tanah:
gajah, kijang, macan, banteng, garuda 2, garuda 3, bison, jerapah, kancil.
SELEKSI MASSA
Metode pemuliaan
paling tua, berdasarka fenotip yang tampak, benih tanaman terseleksi kemudian
dipanen secara gabungan tanpa uji progeni.
Tujuan: mengurangi
keragaman genetik suatu populasi, meningkatkan frekuensi gen yang diinginkan
dan dapat diamati dalam populasi.
Kegunaan: perbaikan
populasi landrace, pemurnian varietas galur murni, varietas yang memiliki
resistensi lapang
Metode: positif
(memilih tanaman dengan fenotip yang diinginkan), negatif (memisahkan individu
yang tidak dikehendaki.
Kelemahan:
a.
Seleksi hanya berdasarkan fenotip
sehingga penampilan generasi selanjutnya sangat tergantung pada heratabilitas
yang dijadikan kriteria seleksi.
b.
Untuk seleksi tidak langsung
sdengan karakter sekunder, maka korelasi antara karakter sekunder dengan
karakter tujuan harus tinggi untuk menjamin keberhasilan seleksi.
SELEKSI GALUR MURNI
Adalah seleksi
tanaman tunggal yang homozigot dari populasi beragam untuk kemudian diperbanyak
dengan galur murni. Hanya efektif terhadap populasi heterogen homozigot dan
seleksi lebih lanjut setelah terbentuk galur murni tidak efektif lagi.
merupakan dasar dari seleksi padigree pada populasi bersegregasi.
Teori galur murni
(Johannsen 1903): keragaman dalam populasi heterogen berasal dari keragaman
genetik dan lingkungan, sedangkan keragaman galur murni berasal dari keragaman
lingkungan
SELEKSI PADA
POPULASI BERSEGRESI
Populasi
bersegresi: populasi dengan genotip beragam yang terbentuk sebagai hasil dari
persilangan galur-galur murni. Merupakan populasi heterogen dari
genotip-genotip heterozigot.
Metode: pedigree,
populasi bulk, single seed decent
Tidak ada komentar:
Posting Komentar