HAMA PADA TANAMAN SAYURAN
Hama‐hama
Tanaman Kacang Panjang
Bibit:
·
Lalat
bibit, Ophiomyia phaseoli (Tryon) (Diptera: Agromyzidae)
Tanaman vegetatif:
·
Wereng
daun, Empoasca sp. (Homoptera: Cicadellidae)
·
Hama
pengorok daun, Chromatomyia (=Phytomyza) horticola (Goureau)
(Diptera: Agromyzidae)
• Tanaman Generatif:
•
Hama
penggerek polong, Maruca vitrata (=testulalis) (Geyer) (Lepidoptera:
Pyralidae)
•
Hama
penggerek polong, Lampides boeticus (L.) (Lepidoptera:Lycaenidae)
•
Kutu
daun kacang‐kacangan, Aphis craccivora Koch
(Homoptera:Aphididae)
•
Kepik
hijau, Nezara viridula (L.) (Hemiptera: Pentatomidae)
•
Kepik
hijau kecil, Piezodorus hybneri Gmelin (Hemiptera:Pentatomidae)
•
Kepik
penghisap polong, Riptortus linearis (L.) (Hemiptera: Alydidae) 1. Hama
wereng daun, Empoasca sp. (Homoptera: Cicadellidae)
1. Hama wereng daun, Empoasca sp. (Homoptera:Cicadellidae)
• Penyebaran: cosmopolit
• Tanaman inang: polifag, pada berbagai jenis tanaman sayuran, terutama
kacang panjang, kc tanah, terong, cabai, dll.
• Siklus hidup: ± 18 hari. (pada suhu 20o – 23o C)
– Telur: 9 hari
– Nimfa: 9 hari1.
• Biologi
Biologi:
– Telur diletakkan dalam jaringan mesofil daun dan tidak keliatan dari
luar.
– Nimfa dan imago hidup di permukaan bawah daun dan menghisap cairan
tanaman, dan menyebabkan daun yang terserang berbintik‐bintik putih kekuningan, keriting (melengkung ke
bawah), dan kadang‐kadang
kering.
– Populasinya tinggi hanya kadang‐kadang.
– Musuh alaminya antara lain berbagai predator dn cendawan patogen
Entomophthorales.
2. Hama pengorok daun, Chromatomyia horticola (Goureau) (Diptera:
Agromyzidae)
• Penyebaran: cosmopolit
• Tanaman inang: polifag (lebih dari 70 jenis tanaman dari famili
Leguminosae, Malvaceae, Solanaceae, Cucurbitae, dan Compositae.
• Siklus hidup: ± 20 hari. (pada suhu 20o – 23o C)
– Telur 2‐4 hari
– Larva ± 6 hari
– Pupa 7‐15 hari
Biologi:
– Telur diletakkan satu‐satu
dalam jaringan daun.
– Larva terdiri dari tiga instar.
– Larva membuat liang korokan pada daun, hidup dalam korokan (di bawah
epidermis dan makan bagian daging daun).
– Pupa dibentuk dalam liang korokan.
– Imago aktif makan dan meletakkan telur pada siang hari. Imago makan
cairan tanaman dari daun yang luka akibat tusukan ovipositor.
3. Hama penggerek polong, Lampides boeticus (L.) (Lepidoptera:
Lycaenidae)
4. Ophiomyia phaseoli (Diptera: Agromyzidae)
Morfologi
-
Ciri-ciritu buhnya kecil (1,9-2,2 mm) berwarna hitam mengkilap,
memiliki antenna dan sayapnya berwarna coklat muda. Badan lalat betina lebih besar daripada lalat jantan.
-
Ciri-ciri ulat ini panjang tubuhnya 3 mm, bagian kepala runcing dan bagian belakang tumpul.
-
Warna kepompong coklat kekuningan.
-
Waktu menjadi ulat berkisar antara 20 hari (di dataran rendah) sampai 40 hari (di dataran tinggi).
Biologi:
..Telur diletakkan dengan
ditusukkan terutama pada kotiledon
..Larva yang baru
menetasakan membuat korokan pada kotiledon, kemudian menuju kepangkal batang.
Larva selanjutnya hidup
dipangkal batang, di bawah kulit batang, dan makan jaringan di antara
kulit batang dan kayu.
Satu batang dapat berisi satu atau
beberapa larva.Makin banyak larva yang hidup, kerusakan tanaman makin parah.
..Pupa dibentuk dalam gerekan pada pangkal batang dalam puparium
..Imago berupa lalat berwarna hitam dan
aktif siang hari
Pengendalian
..Pergiliran tanaman dengan bukan kacang-kacangan
..Tanam serempak dengan selisih waktu tanamkurang dari10 hari
..Menutup lubang tugal dengan mulsa (jerami,
rumput daun kering)
..Pencabutan dan pemusnahan tanaman terserang
..Perawatan benih (untuk benih yang akan ditanam di daerah kronis/endemis)
..Penyemprotan insektisida efektif apabila ditemukan serangan kurang dari 2% pada umur kurang 10 hari setelah tanam.
5. Lamprosema indicata (Lepidoptera: Pyralidae)
Morfologi
-
Ciri-ciri larva Lamprosema sp. adalah
tubuhnya berwarna kehijauan dengan garis-garis kuning sampai putih buram.
Kepalanya berwarna kuning muda mengkilap. Ulat ini menyerang daun dan
bersembunyi dalam gulungan daun.
-
Imagonya bertelur di bagian
bawah permukaan daun terutama pada daun yg masih muda. Serangga dewasa dapat
bertelur sampai 68 butir. Telur-telurnya diletakkan secara berkelompok dimana setiap kelompok terdapat sekitar 5 butir.
Biologi:
-
Larva ini menyerang daun dan
bersembunyi dalam gulungan daun.
-
Serangga dewasa bertelur di
bagian bawah permukaan daun terutama pada daun yg masih muda.
-
Serangga dewasa dapat bertelur
sampai 68 butir.
-
Telur-telurnyadiletakkansecaraberkelompokdimanasetiapkelompokterdapatsekitar5
butir.
Pengendalian
..membuang dan membakar daun yang telah terserang
..penyemprotan pestisida oraganik (dengan campuran bw.putih,
cabai rawit, daun/biji nimba, daun tomat, merica, sambiloto). Penyemprotan dapat diulang setiap7 hari sampai tanaman terbebas dari hama tersebut.
3. Plusia sp. (Lepidoptera: Noctuidae)
Morfologi
-
Ulat jengkal memiliki beberapa nama daerah seperti ulat lompat, ulat kilan, ulat jengkal semu dan ulat keket.
-
Ciri-ciri tubuhnya berwarna hijau dan terdapat garis berwarna lebih muda pada sisi sampingnya.
Panjang tubuhnya sekitar 2 cm. Ciri khasnya adalah berjalan dengan melompat atau melengkungkan tubuhnya.
Biologi:
Lama masa ulat 2 minggu sebelum menjadi kepompong.
Imagonya berupa ngengat yang mampu bertelur sampai 1000 butir. Telurnya berbentuk bulat putih.Telur-telur terdapat di permukaan bawah daun yang akan
menetas setelah 3 hari.
Ulat jengkal menyerang daun muda maupun
tua. Ulat ini juga menyerang pucuk tanaman dan polong muda.Daun pada mulanya
tampak berlubang-lubang tidak beraturan. Pada tahap selanjutnya, tinggal
tersisa tulang-tulang daun saja. Pada tingkat berat, daun akan habis sehingga
menimbulkan kerugian cukup besar.
Pengendalian
..Sanitasi
..Pergiliran tanaman
..Penanaman serempak
..Memungut hama secara langsung
..Memotong daun yang terdapat telur lalu membakarnya
..Penggunaan pestisida
Hama‐hama
Tanaman Kangkung
• Hama perusak daun/pucuk:
•
Ulat
grayak, Spodoptera litura (F) (Lepidoptera: Noctuidae)
•
Ulat
berekor, Agrius (=Herse) convolvuli (L) (Lepidoptera: Sphingidae)
•
Kumbang
pemakan daun, Aspidomorpha miliaris F. (Coleoptera: Chrysomelidae)
•
Kepik
penghisap pucuk, Anoplocnemis phasiana (F.) (Hemiptera: Coreidae)
Hama‐hama Tanaman Timun‐timunan (Cucurbitaceae)
• Cucurbitaceae: mentimun, semangka, melon, paria, labu, oyong , waluh,
dll.
• Hama perusak daun:
•
Hama
penggulung daun, Palpita indica (Saund.) (Lepidoptera: Pyralidae)
•
Ulat
grayak, Spodoptera litura (F.) (Lepidoptera: Noctuidae)
•
Hama
pengorok daun, Chromatomyia (=Phytomyza) horticola (Goureau)
dan Liriomyza spp. (Diptera: Agromyzidae)
•
Kumbang
pemakan daun: Aulacophora similis (Olivier) dan Aulacophora
flavomarginata Duvalier (Coleoptera: Chrysomelidae)
•
Kutu
kebul, Bemisia tabaci (Genn.) (Homoptera: Aleyrodidae)
• Hama perusak buah:
•
Lalat
buah: Bactrocera (=Dacus) cucurbitae (Coquillett)
(Diptera: Tephritidae)
•
Kepik
penghisap buah, Leptoglossus australis (F.) (Hemiptera: Coreidae).
1. Hama penggulung daun, Palpita indica (Saund.) (Lepidoptera:
Pyralidae)
• Penyebaran: daerah Timurtengah sampai Asia Tenggara, Australia
• Tanaman inang: Cucurbitaceae, terutama paria.
• Biologi:
– Larva berwarna hijau muda dengan garis‐garis putih, dan menjalin beberapa daun menjadi satu. Larva makan daun dari
dalam jalinan daun, dan kang‐kadang
menggerek buah.
– Pupa dibentuk dalam jalinan daun.
– Imago berwarna putih dengan bercak‐bercak warna gelap pada sayap.
2. Kumbang pemakan daun, Aulacophora (= Seratia) similis (Ol.)
dan A. flavomarginata Duv (Coleoptera: Chrysomelidae)
• Penyebaran: Asia Tenggara
• Tanaman inang: Cucurbitaceae
• Siklus hidup: ± 6 minggu
• Biologi:
– Kadang‐kadang sangat merusak, bahkan dapat
menyebabkan gagal panen pada semangka.
– Telur diletakkan dalam tanah di sekitar batang tanaman.
– Larva hidup dalam tanah dan memakan akar tanaman.
– Pupa dalam tanah.
– Imago memakan daun tanaman Cucurbitaceae menyebabkan daun berlubang‐lubang besar.
• Musuh alami: tidak banyak diketahui
3. Kutu kebul, Bemisia tabaci (Genn.) (Homoptera: Aleyrodidae)
• Penyebaran:
– Menyebar luas di seluruh dunia, terutama daerah tropik dan sub tropik
• Tanaman inang:
– Sangat polifag.
• Siklus hidup: 2‐3
minggu.
– Telur: ± 7 hari
– Nimfa dan pupa: 7‐14
minggu
• Biologi:
– Perkembangannya melewati fase‐fase
telur, nimfa, pupa dan imago.
– Telurnya bertangkai, diletakkan pada permukaan bawah daun. Nimfa biasanya
– hidup bergerombol dan mengisap cairan tanaman dari permukaan bawah daun.
Sebelum menjadi imago, nimfa instar akhir berubah menjadi pupa yang tidak
aktif.
– Imagonya bersayap, berwarna putih dan diselimuti lilin‐tipis.
– Dapat berkembang biak secara partenogenetik.
• Status hama:
– Kadang kadang populasinya tinggi, terutama musim kering.
– Merupakan vektor berbagai penyakit virus tanaman.
• Musuh alami:
– Kumbang predator (Coccinelidae), Neuroptera, dll.
– Parasitoid nimfa, (Hymenoptera: Aphelinidae)
4. Lalat buah, Bactrocera (= Dacus) cucurbitae Coq. (Diptera:
Tephritidae)
• Penyebaran: Afrika, Asia, Pasifik Baratdaya
• Tanaman inang:
– Cucurbitaceae, kadang‐kadang
juga dapat menyerang tomat, cabai dan sayuran lain.
• Siklus hidup: ± 3 minggu
– Telur: 2‐3 hari
– Larva: 5‐7 hari
– Pupa: ± 10 hari
• Biologi:
– Terutama menyerang buah Cucurbitaceae yang sudah masak. Pada semangka dan
melon sering menyerang buah‐buah yang masih kecil.
– Di Jawa Tengah kerusakan parah sering terjadi pada semangka dan timun
suri.
– Telur diletakkan berkelompok (sampai 12 butir/kelompok) dalam buah dengan
menusukkan ovipositor.
– Larva menggerek buah dan menyebabkan buah busuk. Larva terdiri dari 3
instar, dan instar terakhir dapat mencapai panjang 10 mm.
– Pupa terbentuk dalam tanah, tetapi kadang‐kadang dalam buah yang membusuk.
– Imago memakan cairan organik.
• Musuh alami:
– parasitoid larva‐pupa, Opius sp., tapi parasitisasinya biasanya
rendah
.
5. Kepik buah, Leptoglossus australis (F.) (Hemiptera: Coreidae).
Hama-hama Tanaman Cabai (Solanaceae)
• Bibit:
•
Ulat
tanah, Agrotis ipsilon (Hufnagel) (Lepidoptera: Noctuidae)
• Tanaman vegetatif:
•
Kutu
daun: Myzus persicae (Sulz.) dan A. gossypii Glover (Homoptera: Aphididae).
•
Kutu
kebul, Bemisia tabaci (Genn.) (Homoptera: Aleyrodidae)
•
Trips, Thrips
parvispinus (Karny) (Thysanoptera: Thripidae)
•
Tungau
kuning, Polyphagotarsonemus latus (Banks) (Acarina: Tarsonemidae)
•
Ulat
grayak, Spodoptera litura (F.) (Lepidoptera: Noctuidae)
• Tanaman Generatif:
•
Lalat
buah, Bactrocera dorsalis (Hendel) (Diptera: Tephritidae)
•
Ulat
penggerek buah, Helicoverpa armigera (Hubner) (Lepidoptera: Noctuidae)
•
Puru
cabai, Asphondylia capsici (Barnes) (Diptera: Cecidomyiidae)
•
Hama
Kutu daun, Myzus persicae (Sulz.) (Homoptera: Aphididae)
1. Kutu daun tembakau, Myzus persicae (Sulz.) (Homoptera: Aphididae)
• Penyebaran: cosmopolit.
• Tanaman inang: agak polifag, terutama tembakau.
• Siklus hidup: ± 6 hari
– partenogenetik
– Vivipar
• Biologi:
– Nimfa dan imago hidup bergerombol, pada permukaan bawah daun.
– Ada yang tidak bersayap yang berwarna kuning atau kadang‐kadang agak
kemerahan atau kehijauan, dan ada yang bersayap yang selalu berwarna gelap.
– Satu individu dalam satu minggu dapat menghasilkan 50 keturunan.
• Status hama:
– Kadang kadang populasinya tinggi, tetapi biasanya dapat dikendalikan oleh
musuh alaminya.
– Dapat menjadi vektor penyakit virus tanaman.
• Musuh alami:
– Kumbang predator (Coccinelidae)
– Lalat predator (Syrphidae, Chamaemyiidae)
2. Hama Kutu daun, Aphis gossypii (Glover) (Homoptera: Aphididae)
• Penyebaran: cosmopolit.
• Tanaman inang: sangat polifag, baik pada tanaman budidaya maupun gulma.
• Siklus hidup: ± 6 hari
– partenogenetik
– Vivipar
• Biologi:
– Nimfa dan imago hidup bergerombol, pada permukaan bawah daun atau pda
pucuk tanaman cabai.
– Ada yang tidak bersayap, dan ada yang bersayap. Warnanya umumnya hijau
ayau hijau kehitaman, kadang‐kadang coklat.
• Status hama:
– Kadang kadang populasinya tinggi, tetapi biasanya dapat dikendalikan oleh
musuh alaminya.
– Dapat menjadi vektor penyakit virus tanaman.
• Musuh alami:
– Kumbang predator (Coccinelidae)
– Lalat predator (Syrphidae, Chamaemyiidae)
3. Tungau kuning, Polyphagotarsonemus (= Hemitarsonemus) latus
(Banks.) (Acarina: Tarsonemidae)
4. Puru buah cabai, Asphondylia capsici (Barnes) (Diptera:
Cecidomyiidae)
5. Lalat buah, Bactrocera (= Dacus) dorsalis (Hend. (Diptera:
Tephritidae)
• Penyebaran:
– India‐ Philippines
• Tanaman inang:
– Polifag. Lebih dari 20 jenis buah‐buahan menjadi inangnya, termasuk cabai,
jambu biji, jambu air, mangga dll.
• Siklus hidup: ± 3 minggu
– Telur: 2‐3 hari
– Larva: 8‐9 hari
– Pupa: ± 10 hari
• Biologi:
– Telur diletakkan berkelompok, ditusukkan ke dalam jaringan di bawah kulit
buah.
– Larva terdiri dari 3 instar. Makan dengan menggerek di dalam buah. Buah
yang diserang mengalami pembusukan akibat adanya bakteri yang bersimbiosis
dengan lalat buah.
– Pupa terbentuk dalam puparium di tanah.
– Imago makan cairan organik, termasuk hidrolisat protein. Serangga jantan
tertarik attractant yang berupa metil eugenol atau iso eugenol.
• Status hama:
Diptera: – Merupakan hama penting yang sangat merusak, dan menjadi OPT karantina
negera‐negara tertentu yang bukan daerah penyebarannya.
• Musuh alami:
– Beberapa jenis parasitoid larva dapat ditemukan di lapangan, antara lain Opius
sp. (Hym.: Braconidae)
6. Ulat tanah (Agrotis ipsilon) Ordo: Lepidoptera, Famili: Noctuidae
Biologi Hama:
Ulat berwarana coklat tua hingga kehitaman, agak mengkilap, dan seringkali ada garis coklat pada kedua sisinya. Biasanya pada sisi punggung ada kutil yang dikelilingi bintik-bintik kecil berwarna coklat muda.
Ngengat sayapnya berwarna coklat kelabu dengan bercak seperti ginjal ditengah. Ada 3 bercak hitam dan sayap belakangnya pucat.
Gejala serangan:
Larva/ulat Agrotis ipsilon biasa hidup di dalam tanah dekat pangkal batang, dan ulat ini biasa menyerang tanaman cabe yang baru pindah tanam, yaitu dengan cara memotong batang utama tanaman hingga roboh bahkan bisa sampai putus.
Metode Pengendalian:
Dapat menggunakan musuh alami antara lain: tabuahan braconidA pentelesruficrus sebagai parasitoid ulat.
-Penggenangan dengan air
-Dengan menggunakan mulsa
-Dengan insektisida secara bijaksana, dilakukan sehari sebelum pindah tanam.
7. Tungau (Tetranychus spp) Filum: Arthropoda, Ordo: Acarina, Famili: Tetranychidae
Biologi Hama:
Dikenal dengan nama tungau merah (Redmites) bentuk mirip laba-laba dengan ukuran kurang dari 1mm. Tungau dewasa berwarna merah dan pradewasa berwarna putih kekuningan.
Tungau yang baru menetas berwarna merah muda dan mengalami beberapa kali ganti kulit sebelum menjadi dewasa.
Gejala serangan:
Tanda kehadiran tungau ini adalah adanya warna cokelat mengkilap dibagian bawah daun. Sedang pada daun bagian atasnya ada dijumpai bercak kuning. Hama ini menyerang daun yang mengakibatkan daun menjadi kaku dan melengkung kebawah. Pucuk daun seperti terbakar, tepi daun keriting.
Serangan yang berat terutama pada musim kemarau, menyebabkan cabai tumbuh tidak normal dan daun-daunnya keriting.
Metode Pengendalian:
-Menggunakan musuh alami tungau predator
Phytoseiide, Phytoseilus
persimilis dan kumbang coccinelidae
-Dengan cendawan Entomophthora fresnii
-menanam tanaman perangkap (trap crop)
-Dengan insektisida secara bijaksana
8. Trips ( Thrips tabaci),
Ordo: Thysanoptera, Subordo: Terebrantia
..Bioekologi
..Telur : berbentuk oval dan berwarna
kekuningan, lama stadia 4 –5 hari,
diletakkan dipermukaan bagian tanaman atau ditusukkan kedalam jaringan tanaman secara terpisah-pisah.
..Nimfa : berwarna agak putih /
kekuningan. Lama stadia 9 hari.
..Pupa : Banyak dijumpai di bagian daun
atau di dalam tanah di sekitar tanaman. Lama
stadia sekitar 9 hari.
..Imago : berukuran ±1 mm,berwarna kuning
cokelat, cokelat / hitam. Trips jantan
tidak bersayap, sedang trips betina mempunyai dua pasang sayap yang halus dan berumbai.
Gejala serangan
..Berupa noda putih mengkilat seperti
perak pada daun yang terserang, kemudian
berubah menjadi kecoklat-coklatan dengan bintik-bintik hitam jika telah berkomplikasi bersama penyakit lain.
..Tanaman terserang berat : seluruh daun
berwarna putih, sehingga disebut hama putih.
Pengendalian
1. Kultur Teknis : penyiraman tanaman
terserang pada siang hari untuk
menurunkan suhu disekitar pertanaman dan menghilangkan nimfa trips yang menempel pada daun.
2. Fisik/Mekanik : mengambil Trips
dengan tangan, penggunaan mulsa
plastik perak atau mulsa plastik transparan biasa , penggunaan sticky trap, menanam tanaman penghalang (barrier), pengairan yang cukup.
3. Biologi : pemanfaatan musuh alami
trips (predator Coccinella sp.) dan patogen
serangga (Beauveria bassiana, Metarhizium anisopliae)
4. Pengendalian kimia : pestisida kimia
sintetik terdaftar dan
diizinkan.
Hama-hama Tanaman Tomat (Solanaceae)
• Bibit:
•
Ulat
tanah, Agrotis ipsilon (Hufnagel) (Lepidoptera: Noctuidae)
• Tanaman vegetatif:
•
Kutu
daun: Myzus persicae (Sulz.) (Homoptera: Aphididae)
•
Trips, Thrips
parvispinus (Karny) (Thysanoptera: Thripidae)
•
Tungau
kuning, Polyphagotarsonemus latus (Banks) (Acarina: Tarsonemidae)
•
Ulat
grayak, Spodoptera litura (F.) (Lepidoptera: Noctuidae)
• Tanaman Generatif:
• Ulat penggerek buah, Helicoverpa armigera (Hübner) (Lepidoptera:
Noctuidae)
1. Ulat buah (Helicoverpa
armigera Hubn)
MORFOLOGI dan
BIOLOGI
..Ulat tanah (Helicoverpa armigera Hubn.)
memiliki daur hidup mirip dengan ulat tanah, yakni telur–larva
–pupa -imago. Daur hidup ulat ini berkisar 52–58 hari. Ngengat dapat bertelur hingga 1000 butir, warna ulat bervariasi, mulai dari hijau, hijau kekuningan, hijau kecoklatan,dan coklat kehitaman, tampilan ulat bagian samping memiliki garis bergelombang yang memanjang dan berwarna lebih muda. Pada tubuhnya kelihatan banyak kutil dan berbulu, panjang badan1,5 –2 cm.
Ulat buah dapat menyerang daun, bunga, dan buah tomat. Ulat ini membuat lubang dan masuk ke dalamnya. Ulat ini sering membuat lubang secara berpindah–pindah dan buah yang terserang menjadi cacat dan berwarna cokelat dan terinfeksi sehingga buah menjadi busuk lunak dan jatuh ke tanah, di dalam buah yang jatuh terdapat ulat didalamnya.
PENGENDALIAN
..Secara mekanis
Mengumpulkan telur dan ulat kemudian dimusnakan (dimatikan/dibakar), memetik buah yang terserang dan menghancurkannya, membuat perangkap lampu dengan ketertarikan imago/ngengat pada cahaya ultraviolet, sanitasi lingkungan sekitar tanaman tomat.
..Secara kultur teknis
Melakukan system tumpang sari,menggunakan varietas resisten, dan menanam taman perangkap, seperti Tagareercota disekeliling tanaman tomat.
..Secara Hayati (biologis)
Memanfaatkan musuh alami ulat buah, berupa predator, parasitoid, dan patogen.Predatorsepertimantidae, asetidae, dan vespidae; parasitoid seperti Trichogrammachilonis, eriborusar genteopilosus. Sedangkan pathogen berupa Methariziumanisopliae, Beauveriabassiana, dan Nucleopolyhedrosisvirus (NPV).
..Secarakimiawi
Menyemprotkan insektisida, misalnya Diazinon, Cymbush, Sumicidin, 5 EC, orthene 75 SP, Diepel WP, Bayrusil250EC, Lannate 25 WP, Ekalux 25 EC, atau Baythroid 50 EC dengan dosis sesuai petunjuk
Hama-hama Tanaman Terong
(Solanaceae)
• Bibit:
•
Ulat
tanah, Agrotis ipsilon (Hufnagel) (Lepidoptera: Noctuidae)
• Tanaman vegetatif dan generatif:
•
Penggerek
batang, Leucinodes orbonalis Guenee (Lepidoptera: Pyralidae)
•
Kumbang
pemakan daun, Henosepilachna sparsa forma vigintioctopunctata (F.)
(Coleoptera: Coccinellidae)
1. Penggerek batang, Leucinodes orbonalis Guenee (Lepidoptera:
Pyralidae)
• Penyebaran: Afrika Selatan – Asia Tenggara
• Tanaman inang:
– Berbagai jenis terong.
• Siklus hidup: ± 3 minggu
– Telur: 3‐5 hari
– Larva: 11‐13 hari
– Pupa: 6‐7 hari
• Biologi:
– Telur biasanya diletakkan satu‐satu pada pucuk muda, tunas bunga atau
kelopak buah muda.
– Larva menggerek ke dalam pucuk, tunas bunga atau buah muda. Larva
berwarna merah jambu atau merah, dan terdiri dari 5 instar. Larva instar akhir
dapat mencapai ukuran panjang 18 mm.
– Pupa terbentuk dalam tanah, sering pada serasah.
• Status hama:
– Larva menggerek batang /pucuk menyebabkan pucuk mati dan kering. Buah
terong yang terserang sering busuk. Serangan pada buah terjadi bila populasinya
tinggi.
– Kadang‐kadang menjadi hama yang merugikan bila populasi tinggi
• Musuh alami:
– Beberapa jenis parasitoid larva, tapi belum dieksplorasi
2. Kumbang pemakan daun, Henosepilachna sparsa forma vigintioctopunctata
(F.) (Coleoptera: Coccinellidae)
• Penyebaran: India‐Australia. Di Indonesia menyebar dari ketinggian
permukaan laut‐2000 m dpl.
• Tanaman inang:
– Berbagai jenis tanaman Solanaceae, terutama terong.
• Siklus hidup: ± 3 minggu
– Telur: 2‐4 hari
– Larva: 16‐18 hari
– Pupa: 4‐6 hari
• Biologi:
– Telur berbentuk kumparan, diletakkan tegak berkelompok 20‐50 butir/kelompok
pada permukaan bawah daun
– Larva berwarna kuning dan tubuhnya diliputi duri‐duri bercabang.
– Pupa terbentuk menempel pada daun, dan meninggalkan bekas kulit larva
instar terakhir.
– Imago berbentuk setengah bola, berwarna coklat kemerahan dengan
bintik‐bintik hitam. Imago ini mirip dengan imago coccinelid predator, tetapi
tubuhnya kusam, sedangkan yang predator mengkilap.
– Larva dan imago hidup pada permukaan daun dan memakan jaringan daun,
meninggalkan tulang daun sehingga daun berlubanglubang.
• Status hama:
– Kerusakan berat sering terjadi
pada tanaman terong , baik yang ditanam maupun yang liar.Kadang kadang
populasinya tinggi, tetapi biasanya dapat dikendalikan oleh musuh alaminya.
– Pada awal musim hujan populasinya biasanya rendah karena inangnya kurang.
• Musuh alami:
– Parasitoid telur, Tetrastichus (Hym.: Eulophidae), dapat mencapai 70%.
Parasitoid larva dan pupa, Pediobius (Hym.: Eulophidae), dapat mencapai 30‐55%.
– Kepik predator, Cazira chiroptera Sch. (Hem.: Pentatomidae) memangsa
larva, pupa, dan kadang‐kadang imago.
Hama-hama Tanaman Kentang
(Solanaceae)
• Bibit:
•
Ulat
tanah, Agrotis ipsilon (Hufnagel) (Lepidoptera: Noctuidae)
• Tanaman vegetatif dan generatif:
•
Penggerek
umbi kentang, Phthorimaea operculella (Zell.) (Lepidoptera: Gelechiidae)
•
Pengorok
daun, Liriomyza huidobrensis, L. Sativa (Diptera: Agromyzidae)
•
Kumbang
pemakan daun, Henosepilachna vigintioctopunctata (F.) (Coleoptera:
Coccinellidae)
1. Penggerek umbi kentang, Phthorimaea operculella (Zell.)
(Lepidoptera: Gelechiidae)
• Penyebaran: cosmopolit
• Tanaman inang:
– Kentang dan tembakau.
• Siklus hidup: 4‐5 minggu
– Telur: ± 7 hari
– Larva: 14‐21 hari
– Pupa: 7 ‐10 hari
• Biologi:
– Telur diletakkan satu‐satu pada permukaan bawah daun atau pada permukaan
buah yang tidak tertutup tanah.
– Larva berwarna abu‐abu, mula‐mula mengorok daun membentuk korokan lebar.
Pada musim‐musim selanjutnya larva menggerek batang dan terus ke umbi, terutama
umbi yang tidak tertutup tanah. Larva bisa berkembang lebih lanjut dalam umbi
kentang yang di penyimpanan.
– Pupa terbentuk dalam kokon yang terbuat dari benang sutera pada permukaan
tanah.
– Imago berwarna putih kelabu dengan bintik‐bintik hitam, dan bersifat
nokturnal. Pada siang hari imago bersembunyi di balik daun dan beterbangan bila
terganggu.
• Status hama:
– Hama ini diduga berasal dari Amerika Selatan.
– Sebagai pengorok, kerugian pada kentang tidak nyata, tetapi sangat merugikan
bila mengorok daun tembakau.
– Kerugian yang lebih besar terjadi ketika ulat menyerang umbi kentang.
– Populasi tinggi biasanya pada musim kering.
• Musuh alami:
– Parasitoid larva
– Granulosis virus.
2. Pengorok daun, Liriomyza huidobrensis, (Blanchard) (Diptera:
Agromyzidae)
• Penyebaran: Amerika, daerah Pasifik, Asia Tenggara.
• Tanaman inang:
– Sangat polifag.
• Siklus hidup: ± 3 minggu
– Telur: 2‐3 hari
– Larva: 5‐7 hari
– Pupa: ± 10 hari
• Biologi:
– Telur diletakkan dengan cara ditusukkan ke dalam jaringan daun.
– Larva mengorok daun membentuk liang korokan yang berkelokkelok berwarna
putih.
– Pupa terbentuk dalam puparium di tanah, kadang‐kadang berpupa di daun.
– Imago berupa lalat kecil berwarna hitam dengan warna kuning pada beberapa
bagian tubuhnya.
• Status hama:
Diptera: – L. huidobrensis merupakan hama pendatang di Indonesia
(datang awal tahun 90‐an). Kerusakan berat dapat terjadi pada berbagai tanaman
termasuk kentang, terutama pada musim kering .
– Selain L. huidobrensis yang lebih banyak di dataran tinggi, ada
dua spesies pengorok daun yang merupakan hama pendatang, yaitu L. sativae yang
dan L. chinensis yang hanya menyerang bawang merah dan bawang daun.
• Musuh alami:
– Telah ditemukan berbagai jenis parasitoid lokal yang memarasit larva,
tapi yang paling penting adalah Hemiptarsenus varicornis (Hym.:
Eulophidae) dan Opius chromatomyiae (Hym.: Braconidae).
– Beberapa jenis predator .
3.
Kutu Kebul Bemisia tabaci
Famili : Aleurodidae Ordo : Hemiptera
BIOLOGI DAN MORFOLOGI HAMA
..Telur berbentuk lonjong berwarna kuning terang, berukuran panjang antara 0,2-0,3 mm. Telur biasanya diletakkan dipermukaan bawah daun, pada daun teratas (pucuk).
..Nimfa terdiri atas tiga instar. Instar ke-1 berbentuk bulat telur dan pipih, berwarna kuning kehijauan, dan bertungkai yang berfungsi untuk merangkak. Nimfa instar ke-2 dan ke-3 tidak bertungkai, dan selama masa pertumbuhannya hanya melekat pada daun. Stadium nimfa rata-rata 9,2 hari.
..Imago atau serangga dewasa tubuhnya berukuran kecil antara(1-1,5 mm), berwarna putih, dan sayapnya jernih ditutupi lapisan lilin yang bertepung.
GEJALA SERANGAN
..Kerusakan langsung disebabkan oleh imago dan nimfa yang mengisap cairan daun, berupa gejala bercak nekrotik pada daun akibat rusaknya sel-sel dan jaringan daun. Selain itu, ekskresi kutu kebul yang menghasilkan madu merupakan media yang baik untuk tempat tumbuhnya embun jelaga yang berwarna hitam. Hal ini menyebabkan proses fotosintesa tidak berlangsung normal.
..Selain kerusakan langsung oleh isapan imago dan nimfa, kutu kebul sangat berbahaya karena dapat bertindak sebagai vector virus. Yang dapat menyebabkan kehilangan hasil sekitar 20–100%. Sampai saat ini tercatat 60 jenis virus yang ditularkan oleh kutu kebul antara lain: Gemini virus, Closterovirus, Nepovirus, Carlavirus, Potyvirus, Rod-shape DNA Virus.
PENGENDALIAN
a).Kultur teknis
..Menanam pinggiran lahan dengan tanaman jagung atau bunga matahari sebagai barier dan memperbanyak populasi agens hayati
..Pergiliran (rotasi) tanaman dengan tanaman bukan inang
..Sanitasi lingkungan
..Tumpang sari antara tanaman sayuran dengan tagetes untuk mengurangi risiko serangan
b).Pengendalian fisik/mekanis
..Pemasangan perangkap yellow sticky trap (40 buah per ha)
..Pemasangan kelambu dipembibitan sampai dipertanaman
..Sisa tanaman terserang dikumpulkan dan dibakar.
c).Pengendalian hayati
Pemanfaatan musuh alami antara lain:
..Kumbang predator Menochilus sexmaculatus (Coccinelidae).
..Tabuhan parasitoid nimfa Encarcia formosa
..Untuk meningkatkan musuh alami dilapangan diperlukan pelepasan parasitoid dan predator secara berkala.
d).Pengendalian kimiawi
..Penggunaan insektisida yang efektif dengan bahan aktif buprofesin 10%, imidakloprid 5%, amitraz 200 g/l, dan asefat 75%.
Penyemprotan diusahakan mengenai daun bagian bawah.
..Penggunaan pestisida nabati seperti: nimba, tagetes, eceng gondok, atau rumput laut dapat mengendalikan kutu kebul
Hama-hama Tanaman Kubis (Cruciferae)
• Bibit:
•
Ulat
tanah, Agrotis ipsilon (Hufnagel) (Lepidoptera: Noctuidae)
• Tanaman vegetatif dan generatif:
•
Kutu
daun kubis, Lipaphis erysimi Kalt. (Homoptera: Aphididae)
•
Kepik
kubis, Eurydema pulchrum (Westwood) (Hemiptera: Pentatomidae)
•
Ulat
pemakan daun, Plutella xylostella (L.) (Lepidoptera: Plutellidae)
•
Ulat
crop kubis, Crocidolomia pavonana (Zell.) (Lepidoptera: Pyralidae)
•
Ulat
kubis bergaris, Hellula undalis (F.) (Lepidoptera: Pyralidae)
•
Pengorok
daun, Liriomyza huidobrensis, L. sativa (Diptera: Agromyzidae)
•
Kumbang
pemakan daun, Phyllotretta sp. (Coleoptera: Chrysomelidae)
1. Kepik kubis, Eurydema pulchrum (Westwood) (Hemiptera:
Pentatomidae)
• Penyebaran:
– Asia Tenggara, Australia, Amerika.
• Tanaman inang:
– Kubis‐kubisan.
• Siklus hidup: ± 5 minggu
– Telur: ± 6 hari
– Nimfa: ± 28 hari
• Biologi:
Telur berbentu drum diletakkan kelompok dua baris dalam kelompok, dalam
baris.
– Nimfa terdiri dari 5 instar. Nimfa berwarna mencolok hitam dan jingga.
– Imago (± 7 mm) berwarna‐warni dengan bercak‐bercak hitam, jingga dan
putih.
• Status hama:
– Nimfa dan imago hidup bergerombol, menghisap daun sehingga daun
berbintik‐bintik nekrotik putih.
– Kerusakan biasanya terbatas pada daun‐daun luar. Jarang menjadi hama yang
serius.
• Musuh alami:
– Tidak banyak informasi.
2. Ulat pemakan daun, Plutella xylostella (L.) (Lepidoptera:
Plutellidae)
• Penyebaran:
– Cosmopolit
• Tanaman inang:
– Berbagai jenis tanaman kubis‐kubisan (Crucifer).
• Siklus hidup: ± 4 minggu
– Telur: ± 6 hari
– Larva: ± 14 hari
– Pupa: ± 7 hari
• Biologi:
– Telur berwarna kuning, diletakkan satu‐satu pada permukaan bawah daun.
– Larva terdiri dari 4 instar. Instar 1 mengorok daun, sedangkan instar berikutnya
makan dari permukaan daun menyebabkan luka dan lubang‐lubang pada daun. Ukuran
larva akhir dapat mencapai panjang 8 mm.
– Pupa terbentuk dalam kokon tipis dari benang sutera, menempel pada daun.
– Imago berwarna abu‐abu dengan corak berbentuk belah ketupat (berlian)
pada bagian dorsal bila sayap menutup, sehingga dalam bahasa Inggris disebut diamondback
moth atau ngengat punggung berlian.
• Status hama:
– Menjadi hama penting di daerah yang musuh alainya tidak ada (misalnya
akibat penggunaan pestisida terus‐menerus).
– Populasi Plutella yang resisten terhadap insektisida tertentu telah sering
dilaporkan.
– Serangan berat dapat menyebabkan daun berlubang‐lubang banya dan tanaman
kubis tidak mampu membentuk krop.
• Musuh alami:
– Parasitoid larva Diadegma semiclausum (Hellen) (Hym.: Ichneumonidae)
sangat efektif di beberapa daerah di Indonesia. Parasitoid ini sengaja
diintroduksi ke Indonesia dari New Zealand pada tahun 50‐an.
– Beberapa jenis cendawan patogen juga telah dilaporkan memarasit Plutella
3. Ulat crop kubis, Crocidolomia pavonana (Zell.) (Lepidoptera:
Pyralidae)
• Penyebaran:
– Afrika Selatan, Asia Tenggara, Australia dan Kepulauan di Pasifik.
• Tanaman inang:
– Berbagai jenis Crucifer.
• Siklus hidup: ± 4 minggu
– Telur: 4‐5 hari
– Larva: ± 12 hari
– Pupa: ± 10 hari
• Biologi:
– Telur berwarna kuning kehijauan, diletakkan dalam kelompok dan tersusun
seperti susunan atap (tumpang tindih)
pada permukaan bawah daun.
– Larva terdiri dari 5 instar. Instar awal hidup berkelompok makan daun di
sekitar tempat telur diletakkan. Instar lanjut masuk ke dalam krop dan makan di
dalamnya. Bila tanaman kubis belum membentuk krop, larva lebih suka makan
bagian pucuk.
– Pupa terbentuk dalam tanah, dalam kokon yang terbuat dari benang sutera
dan butiran tanah.
– Imago berwarna putih kelabu dengan sepasang bercak coklat pada sayap
depan, dan bersifat nokturnal.
• Status hama:
– Menjadi hama penting dan serangannya dapat menurunkan hasil dan
menyebabkan banyak kerugian.
• Musuh alami:
– Ada beberapa parasitoid yang berupa tabuhan dan lalat parasit, tetapi
tingkat parasitisasinya di lapangan rendah.
– Beberapa jenis cendawan patogen juga telah dilaporkan.
4. Ulat kubis bergaris, Hellula undalis (F.) (Lepidoptera: Pyralidae)
• Penyebaran:
– Daerah Timur tengah, Asia tropik dan subtropik, Pasifik Baratdaya
• Tanaman inang:
– Crucifer dan Capparidaceae.
• Siklus hidup: 23‐25 hari
• Biologi:
Telur diletakkan satu satu daun
– satu‐atau dalam baris pada daun.
– Larva mempunyai kapsul kepala warna hitam, dan garis garis warna gelap
memanjang tubuhnya. g p j g y Larva wakan daun dekat tulang daun utama atau
masuk ke dalam krop dan berlindung dengan merekatkan daun dengan benang sutra
yang kuat.
– Pupa terbentuk dalam tanah, dalam kokon yang terjalin kuat..
• Status hama:
– Serangan biasanya terjadi pada bagian pucuk tanaman yang masih muda.
Biasanya menjadi masalah di dataran yang lebih rendah.
• Musuh alami:
– Tidak banyak diketahui.
5. Kepik Merah Eurydema
ornata (Hemiptera: Pentatomidae)
•
Penyebaran:
Eropa,
AmerikaUtara, Asia Selatan danAsia Timur
•
Deskripsi:
-
Berukuran6-7 mm
-
Imago berwarna merah cerah dengan bercak hitam
-
Nimfa berwarna kuning pucat dengan bercak coklat atau hitam pada pronotum dan dorsal tubuh
-
Telur silindris, diletakkan dalam kelompok kecil (12 butir)
dalam dua baris
-
Keperidian 60-80 dalam 4-6 minggu
-
Nimfa dan imago
berasosiasi dengan berbagai jenis Cruciferae
-
Gejala serangan berupa daun kubis yang menghitam karena nekrosis
Hama-hama Tanaman Bawang merah dan bawang
daun (Liliaceae)
• Tanaman vegetatif:
•
Ulat
bawang, Spodoptera exigua (Hubner) (Lepidoptera: Noctuidae)
•
Kutu
daun: Neotoxoptera formosana (Takahashi) (Homoptera: Aphididae)
•
Trips, Thrips
tabaci Lindeman (Thysanoptera: Thripidae)
1. Ulat bawang, Spodoptera exigua (Hubner) (Lepidoptera: Noctuidae)
• Penyebaran:
– Afrika, Asia, Eropa, Amerika
• Tanaman inang:
– Polifag, tapi di Indonesia terutama menyerang bawang merah dan bawang
daun.
• Siklus hidup: 3‐4 minggu
– Telur: ± 3 hari
– Larva: 9‐14 hari
– Pupa: ± 10 hari
• Biologi:
– Telur diletakkan pada daun dalam kelompok dan ditutupi oleh sisik warna
coklat.
– Larva terdiri dari 6 instar. Larva langsung menggerek ke dalam daun bawang
dan makan daun dari dalam, serta meninggalkan epidermis luar daun bawang
sehingga daun berwarna putih.
– Pupa terbentuk dalam tanah dalam kokon yang terbuat dari benang sutera
dan butiran tanah.
– Imago bermarna abu‐abu‐coklat dan aktif malam hari.
• Status hama:
– Merupakan hama utama pada bawang merah sehingga petani menggunakan
insektisida sangat intensif.
– Serangan berat dapat menyebabkan tanaman rusak parah, bahkan dapat
menyebabkan gagal panen.
• Musuh alami:
– Ada beberapa paraitoid telur dan larva.
– Virus patogen, SeMNPV (Spodoptera exigua Multicapsid Nucleopolyhedrovirus)
telah banyak dikembangkan dan sangat efektif mengendalikan larva ulat bawang.
2. Kutu daun: Neotoxoptera formosana (Takahashi) (Homoptera:
Aphididae)
3. Trips, Thrips tabaci Lindeman (Thysanoptera: Thripidae)
• Penyebaran: Cosmopolit
• Tanaman inang:
– polifag.
• Siklus hidup: 2‐3 minggu
– Telur: 4‐10 hari
– Nimfa: ± 5 hari
– Pupa: 4‐7 hari
• Biologi:
– Telur diletakkan dalam jaringan daun atau batang muda.
– Nimfa instar 1 dan 2 aktif makan dengan meraut permukaan daun atau
meninggalkan batang sehingga bekas luka berwarna keperakan atau coklat.
– Nimfa instar 3 dan 4 tidak aktif dan biasanya disebut prapupa untuk instar
3 dan pupa untuk instar 4. Pupa T. tabaci terbentuk di tanah.
– T. tabaci dapat berkembangbiak secara partenogenetik.
• Status hama:
– Populasi trips yang tinggi dapat menimbulkan kerusakan yang nyata pada daun
akibat aktifitas makan hama ini.
– Dapat menjadi vektor penyakit virus tanaman.
• Musuh alami:
– Informasi musuh alami trips relatif kurang.
4. Lalat Pengorok Daun Liriomyza chinensis (Diptera: Agromyzidae)
..Telur :
berwarna putih bening, diletakkan dalam jaringan daun, stadium telur berlangsung 2-4 hari.
..Larva :
berwarna putih susu atau putih kekuningan, mengorok jaringan mesofil daun. Larva instar 3 keluar dari liang korokan untuk
membentuk pupa.
..Pupa :
berwarna kuning keemasan hingga cokelat kekuningan, berukuran 2,5 mm.Umumnya
ditemukan di tanah, tetapi sering juga ditemukan menempel pada permukaan bagian
dalam dari rongga daun bawang. Lama stadium pupa 9-12 hari.
..Imago :
berukuran 1,7 –2,3 mm, bagian punggungnya berwarna hitam, Imago betina mampu
hidup selama 6-14 hari dan imago jantan antara 3-9 hari.
Gejala Serangan
..berupa bintik
–bintik putih akibat tusukan ovipositor.
..berupa liang
korokan larva. Pada serangan berat, hampir seluruh helaian daun penuh
dengan korokan
sehingga menjadi kering dan berwarna cokelat seperti terbakar.
..Larva dapat
masuk sampai ke umbi bawang, dan hal ini yang membedakan dengan jenis pengorok
daun yang lain.
..Kerusakan
berat biasanya terjadi pada akhir musim kemarau.
Pengendalian
1. Kultur
Teknis : penanaman varietas unggul, budidaya tanaman sehat, pergiliran tanaman.
2.
Fisik/Mekanik : penggunaan mulsa plastik hitam perak, pengambilan daun yang
bergejala korokan, pemasangan sticky trap warna kuning, light trap.
3. Biologi :
penggunaan parasitoid dan predator(Ascecodessp. Hemiptarsenusvaricornis,
Gronotomasp., danOpiussp)
4. Pengendalian
dengan Peraturan : melarang masuknya benih atau bagian tanaman lain terutama
dari daerah terserang.
CAISIN
1. Kutu anjing Phyllotreta vittata (Col: Chrysomelidae)
MORFOLOGI
oKumbang berwarna hitam mengkilat, 1.5-3mm, bergerak meloncat.
oSayap depan terdapat garis kuning kiri dan kanan
oTelur berwarna kuning pucat sampai kuning, panjang 0.3 mm dan tebal 0.15 mm.
oLarva dewasa 5-6 mm berwarna putih dan kepala berwarna coklat.
BIOLOGI
..Telur diletakkan di dalam tanah (2-3cm) dekat tanaman inang
..Sesudah 1-2 minggu menetas menjadi larva dan memakan akar tanaman.
..Setelah 2-4 minggu akan menjadi pupa dalam kepompong kecil panjang 3 mm.
..Setelah 1-3 minggu keluar kumbang muda dengan kaki yang kuats ehingga dapat meloncat
KERUSAKAN
..Membuat lubang pada daun tua atau daun muda dan batang tanaman kelihatan berlubang-lubang.
..Dapat juga merusak persemaian.
HAMA PADA KACANG-KACANGAN
Hama‐Hama
Tanaman Kedelai
• Bibit:
• Lalat bibit, Ophiomyia phaseoli (Tryon)
(Diptera: Agromyzidae)
• Tanaman vegetatif:
•
Ulat
Penjalin daun, Omiodes indicata (F) (Lepidoptera: Pyralidae)
•
Ulat
grayak, Spodoptera litura (F) (Lepidoptera: Noctuidae)
•
Ulat
jengkal palsu, Chrysodeixis chalcites (Esper) (Lepidoptera: Noctuidae)
•
Kumbang
pemakan daun, Phaedonia inclusa (Stål) (Coleoptera: Chrysomelidae)
•
Kutu
daun kedelai, Aphis glycines Matsumura (Homoptera: Aphididae)
•
Lalat
penggerek batang, Melanagromyza sojae (Zehntner) (Diptera: Agromyzidae)
• Tanaman Generatif:
•
Kepik
hijau, Nezara viridula (L.) (Hemiptera: Pentatomidae)
•
Kepik
hijau kecil, Piezodorus hybneri Gmelin (Hemiptera: Pentatomidae)
•
Kepik
penghisap polong, Riptortus linearis (L.) (Hemiptera: Alydidae)
•
Ulat
pemakan polong kedelai, Helicoverpa (=Heliothis) armigera (Hübner)
(Lepidoptera: Noctuidae)
•
Hama
penggerek polong, Etiella zinckenella (Treitschke) (Lepidoptera:
Pyralidae)
1. Lalat bibit, Ophiomyia phaseoli (Tryon) (Diptera: Agromyzidae)
• Penyebaran: Asia Tenggara, Australia, dan Pasifik Baratdaya
• Tanaman inang: Berbagai jenis kacang‐kacangan terutama kedelai, kacang merah, buncis, kacang hijau, kacang
panjang dll
• Siklus hidup: 17‐19 hari
di S us dup 9 a d dataran rendah, 4‐6 minggu
di dataran tinggi
• Biologi:
– Telur diletakkan dengan ditusukkan terutama pada kotildon
– Larva yang baru menetas akan membuat korokan pada kotildon, kemudian
menuju ke pangkal batang. Larva selanjutnya hidup di pangkal batang, di bawah
kulit batang, dan makan jaringan di antara kulit batang dan kayu. Satu batang
dapat berisi satu atau beberapa larva. Makin banyak larva yang hidup, kerusakan
tanaman makin parah.
– Pupa dibentuk dalam gerekan pada pangkal batang dalam puparium
– Imago berupa lalat berwarna hitam dan aktif siang hari.
– Musuh alami: parasitoid pupa, Opius spp. (Hym.: Braconidae) tapi
tingkat parasitisasinya biasanya rendah
2. Ulat penjalin daun, Omiodes indicata (F) (Lepidoptera: Pyralidae)
• Penyebaran: Asia Selatan ‐Tenggara
• Tanaman inang: Berbagai jenis kacang‐kacangan terutama kedelai, kacang merah, buncis, kacang hijau, kacang
panjang dll
• Siklus hidup: 3‐4
minggu
• Biologi:
– Telur diletakkan berkelompok dan seperti susunan genting
– Larva akan menjalin beberapa helai daun (khususnya daun muda dekat pucuk)
menjadi satu, dan larva hidup di dalamnya dan memakan jaringan daun dari dalam
dan meninggalkan epidermis luar. Bila sebagian besar jaringan daun telah
dimakan, larva akan menjalin daun‐daun
lain di sekitarnya, atau pindah membuat jalinan daun baru.
– Pupa dibentuk dalam jalinan daun tanpa kokon.
– Imago berwarna coklat dan aktif pada malam hari.
– Musuh alami: O. indicata mempunyai banyak musuh alami, baik yang
berupa predator maupun parasitoid.
3. Ulat grayak, Spodoptera litura (F) (Lepidoptera:
Noctuidae)
• Penyebaran: Asia Selatan ‐Tenggara
• Tanaman inang: sangat polifag (a. l. kedelai dan kacang‐kacangan lain, talas, cabai, dll.)
• Siklus hidup: ± 4‐5
minggu
– Telur 3‐6 hari
– Larva 15‐21 hari
– Pupa ± 12 hari
• Biologi
– Telur diletakkan berkelompok 100‐300 butir/kelompok. Kelompok telur biasanya berbentuk oval dan ditutupi rambut‐rambut (sisik) berwarna coklat.
– Larva terdiri dari 6 instar. Instar 1 hidup berkelompok (biasanya di
permukaan bawah daun) di dekat bekas kelompok telur. Larva tetap berkelompok
sampai instar 3. Instar selanjutnya akan memencar, makan daun pada malam hari,
sedangkan pada siang hari bersembunyi (biasanya di tanah atau di balik
serasah). Pada kedelai larva terutama memakan daun dan serangan yang berat bisa
menyebabkan daun kedelai habis.
• Biologi:
– Pupa dibentuk dalam tanah dalam kokon yang longgar yang terbuat dari
butiran tanah.
– Imago berwarna coklat dan aktif pada malam hari.
• Status hama:
– Petani sering berlebihan mengkhawatirkan serangannya, padahal populasinya
biasanya cepat ditekan oleh musuh alaminya yang sangat kompleks.
• Musuh alami:
– Parasitoid telur, Telenomus sp. (Hymenoptera: Scelionidae)
– Parasitoid larva, Microplitis manilae (Hymenoptera: Braconidae)
– Berbagai predator.
4. Ulat jengkal palsu, Chrysodeixis chalcites (Esper) (Lepidoptera:
Noctuidae)
• Penyebaran: Eropa Selatan, Asia
• Tanaman inang: sangat polifag (a. l. kedelai dan kacang‐kacangan lain, kentang, tomat, timun, berbagai
jenis gulma, dll.)
• Siklus hidup: ± 3 minggu
– Telur 3‐4 hari
– Larva ± 13 hari
– Pupa ± 7 hari
• Biologi:
– Telur diletakkan satu‐satu
pada permukaan bawah daun.
– Larva terdiri dari 5 instar. Larva memiliki tungkai palsu hanya 3 pasang.
Larva biasanya berada di permukaan bawah daun dan makan daun dengan rakus
sehingga sering tanaman gundul.
– Pupa dibentuk pada daun dalam kokon benang sutera.
– Imago berwarna coklat dengan dua bintik kuning, dan aktif pada malam
hari.
• Status hama:
– Populasinya jarang tinggi karena diatusr oleh musuh alaminya yang sangat
kompleks.
• Musuh alami a. l. :
– Parasitoid telur, Trichogramma sp. (Hymenoptera: Trichogrammatidae)
– Parasitoid larva, Cotesia sp. (Hymenoptera: Braconidae)
– Parasitoid larva, Microplitis sp. (Hymenoptera: Braconidae)
– Parasitoid larva, Copidosoma truncatella Dalman (Hymenoptera:
Encyrtidae)
– Berbagai predator.
5. Kumbang pemakan daun, Phaedonia inclusa (Stål)
(Coleoptera: Chrysomelidae)
• Penyebaran: Jawa Tengah – Jawa Timur
• Tanaman inang: kedelai dan beberapa jenis tanaman liar.
• Siklus hidup: ± 3 minggu
– Telur ± 4 hari
– Larva ± 8 hari
– Pupa ± 7 hari
• Biologi:
– Telur diletakkan berkelompok pada permukaan bawah daun.
– Larva terdiri dari 5 instar. Larva memakan daun muda, bunga dan polong
muda.
– Pupa dibentuk dalam tanah.
– Imago makan pada daun‐daun
yang lebih tua, aktif baik siang maupun malam hari.
• Status hama:
– Di Jawa Tengah dan Jawa Timur menjadi hama yang serius karena populasinya
sering tinggi.
• Musuh alami:
– Informasinya sangat terbatas.
6. Kutu daun kedelai, Aphis glycines Matsumura (Homoptera:
Aphididae)
• Penyebaran: Asia, dan belakangan diketahui menyebar ke daerah lain
termasuk Amerika.
• Tanaman inang: utamanya kedelai.
• Siklus hidup: ± 1 minggu
– partenogenetik
– Vivipar
• Biologi
– Nimfa dan imago hidup bergerombol, terutama pada bagian tanaman yang
masih muda, (pucuk, daun dan polong)
– Ada yang tidak bersayap ada yang bersayap.
• Status hama:
– Kadang kadang populasinya tinggi, tetapi biasanya dapat dikendalikan oleh
musuh alaminya.
– Dapat menjadi vektor penyakit virus tanaman.
• Musuh alami:
– Kumbang predator (Coccinelidae)
– Lalat predator (Syrphidae, Chamaemyiidae)
7. Kepik hijau, Nezara viridula (L.) (Hemiptera: Pentatomidae)
• Penyebaran: Di seluruh dunia yang bersuhu hangat.
• Tanaman inang: polifag khususnya herba, dan makan berbagai bagian tanaman
(a.l. padi, kacangkacangan, jagung, cabai, tomat, kapas, dll).
• Siklus hidup: 4‐8
minggu
– Telur: 5‐7 hari
– Nimfa: 21‐28 hari
• Biologi
– Telur diletakkan berkelompok (10‐90 butir/kelompok) pada permukaan bawah daun.
– Nimfa terdiri dari 5 instar. Instar awal hidup bergerombol di sekitar
bekas telur, kemudian menyebar. Pada kedelai nimfa dan imago terutama mengisap
polong.
• Status hama:
– Kadang kadang merugikan bila populasinya tinggi .
• Musuh alami:
– Parasitoid telur: Ooencyrtus malayensis Ferriere Hymenoptera:
Encyrtidae), Trissolcus basalis (Gahan) dan Telenomus sp.
(Hymenoptera: Scelionidae)
8. Kepik hijau kecil, Piezodorus hybneri Gmelin (Hemiptera: Pentatomidae)
• Penyebaran: Tidak ada informasi.
• Tanaman inang: kedelai dan kacang‐kacangan lain.
• Siklus hidup: 3‐4
minggu
– Telur: ± 4 hari
– Nimfa: 14‐22 hari
• Biologi:
– Telur diletakkan berkelompok dalam dua deretan (9‐42 butir/kelompok) pada daun, batang dan polong.
– Nimfa terdiri dari 5 instar. Instar awal hidup bergerombol di sekitar
bekas telur, kemudian menyebar. Pada kedelai nimfa dan imago terutama mengisap
polong. Kadang‐kadang ada bersama‐sama N. viridula.
• Status hama:
– Kadang‐kadang merugikan bila populasinya
tinggi .
• Musuh alami:
– Parasitoid telur: Ooencyrtus malayensis Ferriere (Hymenoptera:
Encyrtidae), Trissolcus basalis (Gahan) dan Telenomus sp.
(Hymenoptera: Scelionidae)
9. Kepik penghisap polong, Riptortus linearis (L.) (Hemiptera:
Alydidae)
• Penyebaran: Asia Tenggara.
• Tanaman inang: kacang‐kacangan,
terutama kedelai, kacang panjang, kacang hijau dan Tephrosia, Solanaceae
dan Convolvulaceae.
• Siklus hidup: ± 29 hari.
• Biologi:
– Telur berwarna coklat tua dan diletakkan satu‐satu atau dalam kelompok kecil 3‐5 butir/kelompok pada permukaan bawah daun, batang
dan polong.
– Nimfa dan imago makan dengan menusuk dan menghisap polong kedelai.
Sehingga bijinya kempes. Imago dapat bertahan hidup selama 25 hari, dan mampu
meletakkan telur rata‐rata 70
butir/ekor dalam 14 hari.
• Status hama:
– Bila populasinya tinggi dapat menimbulkan kerusakan pada polong dan
menurunkan hasil.
• Musuh alami:
– Dilaporkan ada parasitoid telur, tapi perannya belum jelas.
10. Hama penggerek polong, Etiella zinckenella (Treitschke)
(Lepidoptera: Pyralidae)
• Penyebaran: Negara‐negara
tropis.
• Tanaman inang: kacang‐kacangan,
terutama kedelai, Crotalaria, kacang hijau, kacang panjang, dll.
• Siklus hidup: ± 40 hari
– Larva 13‐18 hari
• Biologi:
– Telur diletakkan satu‐satu
atau dalam kelompok kecil, biasanya dekat pangkal polong atau pada sepal polong
yang berkembang baik.
– Larva yang baru menetas langsung menggerek ke dalam polong dan makan biji
di dalamnya. Larva terdiri dari 5 instar. Larva instar akhir keluar dari polong
untuk berpupa.
– Pupa dibentuk dalam tanah dalam kokon benang sutera.
– Imago berwarna abu‐abu dan
aktif pada malam hari.
• Status hama:
– Merupakan hama paling penting pada kedelai. Serangannya dapat menurunkan
produksi secara nyata. Di daerah serangan, kedelai yang di tanam lebih
belakangan biasanya menderita serangan yang lebih berat.
– Karena larva dan pupa hidup tersembunyi, maka sulit dijangkau oleh musuh
alami terutama predator.
• Musuh alami a. l. :
– Parasitoid telur, Trichogrammatoidea bactrae bactrae (Hymenoptera:
Trichogrammatidae).
– Parasitoid larva, Baeognatha spp. dan Phanerotoma sp. (Hymenoptera:
Braconidae).
Hama‐hama
Tanaman Kacang Hijau
• Bibit:
•
Lalat
bibit, Ophiomyia phaseoli (Tryon) (Diptera: Agromyzidae)
• Tanaman vegetatif:
•
Ulat
Penjalin daun, Omiodes indicata (F) (Lepidoptera: Pyralidae)
•
Ulat
grayak, Spodoptera litura (F) (Lepidoptera: Noctuidae)
•
Ulat
jengkal palsu, Chrysodeixis chalcites (Esper) (Lepidoptera: Noctuidae)
•
Kumbang
pemakan daun, Phaedonia inclusa (Stål) (Coleoptera: Chrysomelidae)
•
Lalat
penggerek batang, Melanagromyza sojae (Zehntner) (Diptera: Agromyzidae)
• Tanaman Generatif:
•
Kutu
daun kacang‐kacangan, Aphis craccivora Koch
(Homoptera: Aphididae)
•
Kepik
hijau, Nezara viridula (L.) (Hemiptera: Pentatomidae)
•
Kepik
hijau kecil, Piezodorus hybneri Gmelin (Hemiptera: Pentatomidae)
•
Kepik
penghisap polong, Riptortus linearis (L.) (Hemiptera: Alydidae)
•
Hama
penggerek polong, Maruca vitrata (=testulalis) (Geyer) (Lepidoptera:
Pyralidae)
•
Hama
penggerek polong, Etiella zinckenella (Treitschke) (Lepidoptera:
Pyralidae)
1. Kutu daun kacang‐kacangan,
Aphis craccivora Koch (Homoptera: Aphididae)
• Penyebaran: Asia Tenggara.
• Tanaman inang: kacang‐kacangan,
terutama kacang panjang, kacang hijau dan kacang tanah.
• Siklus hidup: 5‐8 hari
– partenogenetik
– Vivipar
• Biologi
– Nimfa dan imago hidup bergerombol, terutama pada bagian tangkai bunga
bunga. Serangan biasanya mulai terjadi ketika tanaman mulai membentuk bunga. Serangan
selanjutnya juga dapat terjadi pada pucuk‐pucuk tanaman dan pada permukaan bawah daun.
– Ada yang tidak bersayap ada yang bersayap.
• Status hama:
– Pada kacang panjang dapat menjadi faktor pembatas produksi.
– Dapat menjadi vektor penyakit virus tanaman.
• Musuh alami
– Kumbang predator (Coccinelidae)
– Lalat predator (Syrphidae, Chamaemyiidae)
– Cendawan patogen, Entomophthorales
2. Hama penggerek polong, Maruca vitrata (=testulalis) (Geyer)
(Lepidoptera: Pyralidae)
• Penyebaran: Negara‐negara tropis.
• Tanaman inang: kacang‐kacangan,
terutama kacang panjang, kacang hijau, Crotalaria, dll.
• Siklus hidup: ± 4 minggu
– Telur: 2‐3 hari
– Larva ± 13 hari
– Pupa 6‐9 hari
• Biologi:
– Telur diletakkan satu‐satu
pada tunas bunga, bunga dan polong muda.
– Larva yang baru menetas langsung menggerek bunga atau polong dan makan di
dalamnya. Dari liang gerek pada polong akan keluar kotoran larva. Larva
biasanya menutupi liang gerek dengan merekatkan bunga yang sudah gugur atau
polong lain dengan polong yang terserang. Larva sering pindah‐pindah liang gerek. Larva terdiri dari 5 instar.
Larva instar akhir keluar dari polong untuk berpupa.
– Pupa dibentuk dalam tanah dalam kokon benang sutera.
– Imago berwarna abu‐abu
dengan bercak‐bercak putih pada sayap.
• Status hama:
– Merupakan hama yang sangat merugikan pada kacang panjang dan kacang
hijau.
– Karena larva dan pupa hidup tersembunyi, maka sulit dijangkau oleh musuh
alami terutama predator.
• Musuh alami a. l. :
– Parasitoid larva, Baeognatha spp. dan Phanerotoma sp. (Hymenoptera:
Braconidae).
Hama‐hama
Tanaman Kacang Tanah
• Bibit:
•
Ulat
tanah, Agrotis ipsilon (Hufnagel) (Lepidoptera: Noctuidae)
• Tanaman vegetatif:
•
Ulat
Pengorok daun, Biloba (=Stomopteryx) subsecivella (Zell) (Lepidoptera:
Gelechiidae)
•
Ulat
Penjalin daun, Omiodes indicata (F) (Lepidoptera: Pyralidae)
•
Ulat
grayak, Spodoptera litura (F) (Lepidoptera: Noctuidae)
•
Ulat
jengkal palsu, Chrysodeixis chalcites (Esper) (Lepidoptera: Noctuidae)
•
Wereng
daun, Orosius argentatus (Evans) (Homoptera: Cicadellidae)
•
Kutu
daun kacang‐kacangan, Aphis craccivora Koch
(Homoptera: Aphididae)
•
Kepik
penghisap pucuk, Anoplocnemis phasiana (F.) (Hemiptera: Coreidae)
1.Ulat Pengorok daun, Biloba (=Stomopteryx) subsecivella (Zell)
(Lepidoptera: Gelechiidae)
• Penyebaran: Afrika, India, Malaysia, Indonesia, China.
• Tanaman inang: kacang‐kacangan,
terutama kacang tanah.
• Siklus hidup: 32‐33 hari
• Biologi:
– Telur diletakkan satu‐satu
pada permukaan bawah daun.
– Larva awalnya mengorok daun dekat tulang daun utama, kemudian melipat
daun yang diserang.
– Pupa dibentuk dalam lipatan daun yang direkatkan dengan benang sutra
kecil.
– Imago berwarna abu‐abu
gelap dan biasanya bersembunyi di bailik daun. Imago dapat hidup selama 12‐18 hari dan memproduksi telur sebanyak 20‐65 butir.
• Musuh alami:
– Yang utama adalah parasitoid larva, Phanerotoma sp. (Hymenoptera:
Braconidae).
2.Wereng daun kacang, Orosius argentatus (Evans) (Homoptera:
Cicadellidae)
• Penyebaran: Jawa, Australia.
• Tanaman inang: terutama kacang tanah.
• Siklus hidup: ± 1 bulan
• Biologi
– Telur diletakkan berkelompok dalam jaringan tangkai dun dan batang kacang
tanah.
– Nimfa dan imago hidup dengan menghisap cairan tanaman. Kerusakan
langsungnya tidak begitu kelihatan. Serangan berat terlihat berupa bintik‐bintik putih pada daun.
• Status hama:
– Penting sebagai vektor beberapa jenis penyakit virus pada tanaman.
3.Kepik penghisap pucuk, Anoplocnemis phasiana (F.) (Hemiptera:
Coreidae)
• Penyebaran: Asia Tenggara.
• Tanaman inang: polifag, terutama kacang‐kacangan, derris, dadap, ubi jalat, dll.
• Biologi
– Telur diletakkan berkelompok pada permukaan daun.
– Nimfa pada awalnya hidup bergerombol, tapi kemudian kan memencar.
– Nimfa dan imago hidup dengan menghisap cairan tanaman terutama pada
bagian pucuk. Akibatnya, pucuk seing kering dan mati.
• Status hama:
– Populasinya biasanya tidak terlalu tinggi, tetapi mudah ditemukan di
lapangan karena ukurannya besar.
HAMA PADA UMBI-UMBIAN
Hama‐hama
Tanaman Ubi jalar
• Hama Perusak daun/pucuk:
•
Ulat
grayak, Spodoptera litura (F) (Lepidoptera: Noctuidae)
•
Ulat
berekor, Agrius (=Herse) convolvuli (L) (Lepidoptera: Sphingidae)
•
Kumbang
pemakan daun, Aspidomorpha miliaris F. (Coleoptera: Chrysomelidae)
•
Kepik
penghisap pucuk, Anoplocnemis phasiana (F.) (Hemiptera: Coreidae)
• Hama batang dan umbi:
•
Ulat
penggerek pangkal batang, Omphisa anastomosalis Gn. (Lepidoptera:
Pyralidae)
•
Kumbang
penggerek umbi, Cylas formicarius (F.) (Coleoptera: Curculionidae)
1. Ulat berekor, Agrius (=Herse) convolvuli (L) (Lepidoptera:
Sphingidae)
• Penyebaran: Eropa, Afrika, Asia.
• Tanaman inang: ubi jalar dan kacang‐kacangan.
• Siklus hidup: belum diteliti
• Biologi:
– Telur diletakkan satu‐satu
pada permukaan daun.
– Larva biasanya makan dari y bawah daun dan sangat rakus, dan ukurannya
dapat mencapai 90 mm.
– Pupa dibentuk dalam tanah.
– Imago berwarna abu‐abu,
memiliki sayap sempit . Imago aktif malam hari dan tertarik cahaya lampu.
• Musuh alami a. l. :
– Parasitoid telur, Trichogramma spp. (Hymenoptera: Trichogrammatidae).
– Parasitoid larva, lalat Tachinidae (Diptera).
– Kepik predator
2. Ulat penggerek pangkal batang, Omphisa anastomosalis Gn.
(Lepidoptera: Pyralidae)
• Penyebaran: Asia Tenggara‐Kepulauan di Pasific.
• Tanaman inang: Ubi jalar.
• Siklus hidup: ± 55 hari
• Biologi:
– Telur diletakkan satu‐satu pada permukaan bawah daun atau tangkai daun.
– Larva berwarna violet, dan menggerek dari tangkai daun, terus ke batang,
dan akhirnya dapat menggerek umbi. Kotoran larva keluar dari liang gerek. Larva
juga dapat terbawa umbi waktu panen.
– Pupa dibentuk dalam kokon, pada bagian atas umbi, atau dalam gerekan di
pangkal batang.
– Imago berwarna abu‐abu dengan bercak‐bercak putih pada
sayap mirip Maruca.
• Status hama:
– Kadang‐kadang menjadi hama penting di Jawa, terutama pada musim kering.
• Musuh alami:
– Tidak ada informasi tentang peranan musuh alami.
3. Kumbang pemakan daun, Aspidomorpha miliaris F. (Coleoptera:
Chrysomelidae)
• Penyebaran: Asia Tenggara.
• Tanaman inang: Ipomoea spp., termasuk kangkung dan ubi jalar.
• Siklus hidup: 4‐6 minggu.
• Biologi:
– Telur berwarna kuning, diletakkan berkelompok di permukaan bawah daun.
– Larva dan imago makan daun meninggalkan lubang‐lubang berupa
jendela‐jendela pada daun.
– Pupa dibentuk menempel pada daun.
• Status hama:
– Kadang‐kadang menjadi hama penting pada kangkung karena daunnya
berlubang‐lubang.
• Musuh alami:
– Terutama parasitoid p telur dan parasitoid pupa.
4. Kumbang penggerek umbi, Cylas formicarius (F.) (Coleoptera: Curculionidae)
• Penyebaran: Negara‐negara tropis.
• Tanaman inang: ubi jalar.
• Siklus hidup: 6‐7 minggu.
• Biologi:
– Telur diletakkan dengan melukai umbi, kemudian ditutup dengan kotoran.
– Larva menggerek di dalam umbi.
– Pupa dibentuk dalam liang gerek.
– Imago aktif pada malam hari, dan makan pada daun, tangkai daun maupun
umbi.
• Status hama:
– Merupakan hama yang paling merugikan pada ubi jalar. Selain di lapangan,
serangan juga dapat berlanjut di penyimpanan. Umbi yang diserang
berlubang‐lubang dan tidak dapat dikonsumsi karena rasanya pahit.
• Musuh alami:
– Sedikit informasinya, kecuali cendawan patogen, Bauveria sp.
Hama-hama Tanaman Ubi Kayu
• Hama Perusak daun/pucuk:
• Tungau merah, Tetranychus cinabarinus (Boisd.) (Acarina:
Tetranychidae)
Soal Hama dan Penyakit Tanaman Setahun yang dibuat
oleh teman2 semua…
- Ophiomya phaseoli meletakan telur dibagian kotiledon. (B/S)
- Cylas formicarius merupakan hama penting pada tanaman kedelai. (B/S)
- Apakah hama Cylas formicarius bisa dikendalikan dengan Beaveria bassiana. (B/S)
- Aphis glycine merupakan kutu daun pada kedelai yang berasal dari Asia Timur. (B/S)
- Pengendalian hama pada Riptortus linearis menggunakan insektisida kontak. (B/S)
- Apakah Phenacoccus manihoti hanya dijumpai serangga jantan. (B/S)
- Etiella zinckenella adalah hama penggerek polong pada tanaman singkong. (B/S)
- Tanaman kedelai yang rusaknya paling berat akibat serangan Etiella zinckenella adalah tanaman yang ditanam paling akhir. (B/S)
- Tanaman kedelai yang tua lebih tahan terhadap Ophiomyia phaseoli karena memiliki…. (akar adventif)
- Tanaman yang bisa dijadikan “crop trap” tanaman perangkap untuk pengendalian hama Spodoptera litura yaitu…. dan….(Turi dan Merak)
- Hama berikut yang tidak menyerang tanaman kedelai adalah… (Anoplocnemis sp.)
- Lamprosema sp. merupakan hama… (penjalin daun)
- Hama pada kedelai yang bisa dikendalikan dengan tanaman turi adalah… (Sesbania rostrata)
- Cendawan yang dapat mengendalikan cylas formicarius adalah… (Beaveria bassiana)
- Nama latin dari lalat kacang adalah … (Ophiomyia phaseoli)
- Brentidae adalah family dari … (Cylas formicarius)
- Spesies hama boleng pada tanaman ubi jalar adalah … (Cylas formicarius)
- Larva yang dapat makan dari dalam jaringan yang biasa disebut penjalin daun adalah … (Lamprosema sp.)
- Hama yang termasuk baru datang ke Indonesia yang lebih suka menyerang pucuk …. (Phenacoccus manihoti)
- Ordo dari Lamprosema indicata adalah … (Tortricidae)
- Hama pada talas yang mempunyai ciri khas/ khusus terdapat mata palsu adalah spesies … (Daphnis hypothous)
- Pengendalian Cylas formicarius pada tanaman ubi jalar dengan cara…(menutup umbi-umbi yang muncul ke permukaan tanah dan mengusahakan agar tidak ada rekahan pada tanah)
- Cylas formicarius merusak tanaman ubi padahal tidak mampu hidup didalam tanah. Spesies ini dapat menyerang karena … (Kondisi tanah yang retak dan umbinya terlihat dipermukaan)
- Bagaimana Riptortus linearis menyerang tanaman kedelai? Jelaskan gejalanya! (menyerang kedelai dengan menghisap polong kedelai. Gejalanya terdapat titik hitam dipermukaan polong dan polong menjadi kempes)
- Jelaskan prinsip pengendalian hama secara terpadu pada komoditas kedelai! (penanaman secara serempak, penggunaan pestisida secara rasional sampai 2 minggu sebelum dipanen, penggunaan agens hayati dan musuh alami, serta dengan pengaturan jarak tanam)
- Sebutkan hal penting yang perlu diperhatikan dalam pertanaman kedelai untuk menghindari serangan hama! (pola tanam, masa tanam, pemeliharaan tanaman muda, masa vegetatif, masa pembungaan, pertumbuhan dan pemasakan polong, pascapanen)
- Apa yang membedakan serangga jantan dan betina pada cylas formicarius? (pada betina antenna menggada, pada jantan antenna lurus)
- Apa konsep atau dasar bahwa Spodoptera litura menjadi hama penting pada tanaman kedelai tetapi tidak menjadi hama penting ditanaman talas, karena (nilai AE tanaman kedelai lebih rendah daripada AE tanaman talas)
- Salah satu pengendalian hama pada ubi jalar adalah dengan pestisida, sebutkan kelebihan dan kekurangan pengendalian dengan menggunakan pestisida....
- Teknik tanaman polikultur…
- Salah satu contoh hama yang menyerang bagian daun kedelai…
- Sebutkan hama penting pada kedelai…
- Serangga yang meletakan/ menyisipkan telurnya pada rambut-rambut tanaman kedelai…
- Jelaskan mekanisme cylas formicarius dalam menimbulkan gejala pada ubi jalar…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar