I.
PENDAHULUAN
TANAH: Suatu benda alami, bagian dari
permukaan bum yang dapat ditumbuhi oleh tumbuhan dan mempunyai sifat-sifat
sebagai hasil kerja faktor-faktor iklim dan jasad hidup (organisme) terhadap
bahan induk yang dipengaruhi oleh keadaan topografi dalam jangka waktu tertentu
LAHAN:
Lingkungan fisik yang terdiri dari iklim, relief, tanah, air, dan vegetasi serta benda yang ada
di atasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan. Dalam hal ini
lahan mengandung pengertian ruang atau tempat
FUNGSI UTAMA TANAH UNTUK PERTANIAN
(Dalam Arti Luas):
1.
Sebagai sumber unsur hara bagi tanaman
2.
Sebagai media (matriks) tempat akar tanaman berjangkar, air tanah
tersimpan, dan tempat unsur-unsur hara dan air ditambahkan
Kedua Fungsi Utama Tanah ini perlu dijaga dan
dipelihara agar tidak terjadi kerusakan tanah (degradasi tanah)
KEBUTUHAN PANGAN & LAHAN
q Indonesia merupakan negara agraris dengan penduduk yang bekerja
di sektor pertanian sebesar 44,04% dan hanya memiliki luas lahan pertanian pangan beririgasi teknis (2006)
mencapai 6,5 juta ha (di jawa mencapai 3,3 juta ha).
q Kurangnya perhatian
terhadap pengembangan sektor pertanian dan cepatnya laju pertumbuhan industri serta perumahan mengakibatkan
tingginya tingkat konversi lahan
pertanian.
q Sejalan alihfungsi tersebut,
terjadi penurunan
produksi padi akibat konversi.
q Dengan tingginya tingkat konversi lahan
tsb mengakibatkan penurunan produksi pangan, sementara jumlah penduduk semakin meningkat.
q Untuk menutupi kebutuhan tsb
langkah yg dilakukan adalah peningkatan luas lahan pertanian, peningkatan
produktivitas dan/atau peningkatan volume impor.
q Kebutuhan lahan sampai tahun 2010
untuk memenuhi kebutuhan konsumsi tsb diperkirakan mencapai 9,29 juta ha.
BEBERAPA PERMASALAHAN LAHAN PERTANIAN
q Makin sulitnya meningkatkan
produktivitas dan perluasan areal produksi tanaman pangan.
q Sejak tahun 1980, setiap tahun
sekitar 40.000 – 110.000 ha lahan sawah irigasi beralih fungsi.
q Penyusutan lahan sawah menurut BPS
2004 dalam 10 tahun terakhir (1993-2003) mencapai rata-rata 110.000 hektar per
tahun.
Pembukaan lahan baru belum mampu mengimbangi laju konversi lahan
q Pembukaan areal baru tanaman
pangan terpaksa mengarah ke wilayah-wilayah marjinal atau less favourable
areas.
q Perubahan iklim global
mempengaruhi ketersediaan air untuk pertanian.
q Pertumbuhan penduduk masih tinggi
1,6% per tahun (permintaan pangan meningkat, tekanan pada sumber daya lahan)
q Lahan terlantar (pangan, ternak,
kebun, horti) + 9,7 juta hektar
belum dioptimalkan
q Lahan yang secara inheren
mempunyai sifat marjinal (sulfat masam, pasir, salin, gambut tebal, dll)
FUNGSI LAHAN DAN KETERKAITANNYA DENGAN JUMLAH
PENDUDUK, PANGAN DAN PERUMAHAN
·
Peningkatan jumlah penduduk serta penyebaran yang tidak merata diseluruh dunia dan di tiap negara, terutama pada negara-negara yang sedang berkembang, mempunyai dampak terhadap penyediaan kebutuhan pangan dan papan untuk menjamin suatu kehidupan
· yang layak
· THOMAS MALTUS pada tahun 1798
mengemukakan: Penduduk
cenderung meningkat menurut deret ukur atau kecepatan kuadratik (geometric rates) Misalnya: 1, 2, 4, 8, 16, 32,
·
Sementara itu, penyediaan pangan dan kebutuhan pokok lainnya cenderung
meningkat menurut deret hitung atau kecepatan penambahan (arithmetic rates), Misalnya 1, 2, 3, 4, 5, 6, dst
Peningkatan jumlah penduduk menuntut adanya
peningkatan penyediaan pangan dan kebutuhan pokok.
Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk
mencapai peningkatan penyediaan pangan dan kebutuhan pokok:
1.
Kegiatan yang berorientasi pada perluasan areal panen atau lebih dikenal
dengan program EKSTENSIFIKASI dengan
jalan membuka dan mengusahakan areal-areal
baru yang selama ini dibiarkan tidak diusahakan
2.
Melalui program peningkatan hasil per satuan luas atau dikenal dengan program
INTENSIFIKASI
3.
Mencari kemungkinan sumber-sumber pangan baru yang dapat dimanfaatkan
Selain pengaruh terhadap peningkatan
kebutuhan
penyediaan pangan, menurut Pawley (1971)
pertambahan penduduk juga dapat berpengaruh
terhadap:
1.
Memberi tekanan pada lahan yang dapat ditanami
(ARABLE
LAND) masyarakat petani yang berakibat
pada ukuran atau besar usaha tani yang tersedia
2.
Pertumbuhan jumlah penduduk di perkotaan
(URBANISASI)
3. Peningkatan kebutuhan lapangan pekerjaan
baik di kota
maupun di desa
4. Peningkatan kepadatan pengunjung di daerah
rekreasi
5. Laju peningkatan pendapatan per kapita
6. Sampah
7. Kebisingan dan pencemaran lingkungan
8. Peningkatan dalam keresahan sosial yang
dapat
mengarah pada gangguan-gangguan psikologi,
kekerasan dan sebagainya
LUAS
DARATAN INDONESIA 192 Juta Ha
Kawasan
Budidaya 123 Juta Ha (64,6%)
·
Potensi Pertanian 101 Juta Ha
·
Areal Pertanian sekarang 47
Juta Ha
·
Potensi perluasan 54 Juta Ha
-
50 Juta Ha di iklim basah
-
4 Juta Ha di iklim kering
36 Juta Ha:
Lahan
kering untuk tanaman pangan/ perkebunan
15 Juta Ha:
Sesuai utk
sawah
5 Juta Ha:
Sabana
untuk peternakan
Kawasan Lindung 67 Juta Ha (35,4%)
GAMBARAN UMUM KERAGAMAN KONDISI LAHAN
DI INDONESIA
LAHAN BERDASARKAN KONDISI LINGKUNGANNYA:
•
LAHAN BASAH (lahan pasang surut, rawa, lebak)
•
LAHAN KERING (dataran rendah, dataran tinggi)
LAHAN BERDASARKAN KELOMPOK TANAHNYA:
•
TANAH MINERAL (contoh: Alluvial, Podzolik, Latosol, dll
•
TANAH ORGANIK (contoh: Gambut/Histosol)
KEBUTUHAN PANGAN & LAHAN
Sektor Pertanian
Mempunyai peran strategis dalam pembangunan
ekonomi nasional
LAHAN PERTANIAN
Faktor produksi pertanian yang utama dan unik
karena sulit digantikan dalam sebuah proses usaha pertanian
Ketersediaan lahan pertanian merupakan sebuah
keharusan dalam pertanian berkelanjutan
PERMASALAHAN
Tekanan
terhadap lahan sangat tinggi
Karena..
Jumlah
penduduk meningkat, jumlah lahan relatif tetap à menurunnya luasan kepemilikan lahan petani
•
Jawa & Bali = 0,34 ha/rumah tangga
- Petani gurem 1993 = 10, 8 juta
- Petani gurem 2003 = 13,7 juta
Persaingan
tidak seimbang antara sektor pertanian dan non pertanian dalam penggunaan lahan
-
Konversi lahan pertanian ke non
pertanian 1993-2003 mencapai 110.000 ha/tahun
-
Masalah multikompleks sehingga
lahan yang sudah dikonversi tidak dapat lagi menjadi lahan pertanian kembali
KONVERSI LAHAN: Perubahan pemanfaatan lahan dari
satu
penggunaan ke penggunaan
lainnya
yang sifatnya permanen
Yang paling dirisaukan terjadinya konversi
lahan
pertanian ke penggunaan non-pertanian
(Misalnya: Perumahan, Industri, Pertambangan,
Prasarana, Pertokoan, dsb.)
POLA KONVERSI
Pola Konversi di Pulau Jawa:
•
Sawah menjadi Perumahan: 58,7%
•
Sawah menjadi Non Perumahan:
21,8%
Pola Konversi di Luar Pulau Jawa:
•
Sawah menjadi Perumahan: 16,1%
•
Sawah menjadi Non Perumahan:
48,6%
•
ANCAMAN RAWAN PANGAN
1.
Penduduk Indonesia tahun 2035 diperkirakan menjadi
440 juta jiwa.
2.
Makin meningkatnya tingkat pendidikan dan
kesejahteraan masyarakat terjadi pula peningkatan konsumsi per kapita untuk
berbagai jenis pangan.
3.
30 tahun yang akan datang Indonesia membutuhkan
tambahan ketersediaan pangan lebih dari
2 kali lipat jumlah kebutuhan sekarang.
4.
Akibatnya, memunculkan kerisauan akan terjadi “rawan
pangan”.
Alih fungsi lahan sawah ke non pertanian, dpt
menyebabkan :
v Kapasitas memproduksi pangan
menurun
v Pendapatan pertanian menurun
v Pemubaziran investasi
v Memudarkan kultur pertanian
masyarakat
v Degradasi lingkungan
v Penciptaan kemiskinan
Pentingnya upaya
perlindungan terhadap
lahan pertanian
•
URGENSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN
•
Kedaulatan & ketahanan pangan
•
Mengurangi kemiskinan
•
Mengatasi pengangguran
•
Peningkatan kesejahteraan masyarakat
•
STRATEGI PENGENDALIAN DAN
PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN
PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN
1.
Instrumen yuridis : peraturan perundang-undangan yang mengikat, disertai dengan sanksi
2.
Menetapkan lahan pertanian pangan berkelanjutan dengan
Instrumen insentif dan disinsentif bagi pemilik lahan maupun Pemda
setempat
3.
Pengalokasian dana dekonsentrasi untuk merangsang Pemda melindungi lahan
pertanian, terutama sawah
4.
Instrumen RTRW dan perizinan lokasi
PENGEMBANGAN
LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN (LPPB)
CONTOH: Perluasan areal
sawah baru
di Kabupaten Halmahera Utara,
Maluku Utara
CONTOH: Panen Padi di
Areal Cetak Sawah Baru
di Kabupaten Kolaka, Sulawesi
Tenggara
CONTOH: Panen Padi di
Areal Cetak Sawah Baru
di Kabupaten Yapen, Papua
Pertanian Dataran
Tinggi:
Cenderung ke areal berlereng curam
Konversi ke non pertanian
•
ANCAMAN TERHADAP LAHAN SAWAH BERIRIGASI
Keberadaan lahan sawah beririgasi yang terancam terkonversi ke
penggunaan lain terkait dengan Rencana Tata Ruang Wilayah seluas 3,099,020 ha atau 42,37%
•
FUNGSI LINGKUNGAN LAHAN PERTANIAN
Fungsi Mitigasi Banjir
2. Pencegahan Erosi
3. Pencegahan Erosi pada Lahan Sawah
Ad.1. Fungsi Mitigasi Banjir
Kekasaran Permukaan
à Kapasitas Menampung Air
(KMA)
Intersepsi Tajuk
Absorbsi Pori tanah (AP)
Potensi
Menyangga = KMA+ AP + IT
(Buffer)
Potensi Menyangga (Buffering Potential) =
Tinggi Kolam – Tinggi Air Normal
Ad.2. Pencegahan Erosi
Vegetasi Penutup
Teknik Konservasi
Ad. 3. Pencegahan Erosi pada lahan Sawah
Penterasan
DARI
BERBAGAI URAIAN TERSEBUT MAKA PERLU:
MEMPELAJARI TANAH DAN LAHAN AGAR DAPAT:
1. MENGETAHUI KARAKTERISTIK DAN POTENSI PENGGUNAANNYA,
MEMPELAJARI TANAH DAN LAHAN AGAR DAPAT:
1. MENGETAHUI KARAKTERISTIK DAN POTENSI PENGGUNAANNYA,
2. MERENCANAKAN, MENGGUNAKAN, DAN MENGELOLANYA UNTUK KEPERLUAN PENGGUNAAN PERTANIAN DAN PENGGUNAAN LAINNYA SECARA BERKELANJUTAN (TIDAK TERJADI KERUSAKAN TANAH)
Dengan demikian tanah dan lahan dapat mendukung kehidupan penduduk di suatu wilayah untuk jangka waktu yang tidak terbatas
II.
PENGERTIAN DAN FUNGSI UTAMA
TANAH
Fungsi utama tanah untuk pertanian
-
Sebagai media tumbuh tanaman
yang menyediakan hara dan air.
-
Sebagai gudang unsur-unsur hara
makro dan mikro serta mengatur penyediaan bagi tanaman.
-
Sebagai tempat tunjangan
mekanik akar tanaman.
Profil
Tanah
Tanah
Horison A
Horison B
Horison C (Bahan
Induk)
Horison R
(Batuan Induk)
Bahan
Penyusun Tanah
Bahan
penyusun tanah bervariasi tetapi dalam tanah mineral secara ideal seperti di
bawah ini
1.
Bahan Mineral 45 %
2.
Bahan Organik 5 %
3.
Air 20%-30%
4.
Udara 20%-30%
1. Bahan
Mineral
a.
Berdasarkan ukuran butir bahan mineral
Pasir : 2 mm
‑ 50 μm
Debu :
50 μm - 2 μm
Liat :
< 2 μm
Penetapannya:
Di lapang : dengan metode perasaan, tanah
dalam keadaan basah dipijid dan
dipirid
Di lab. : Metode Pipet dan Hidrometer
b. Berdasarkan asalnya
bahan mineral berasal dari
1.
Batuan Beku
2.
Batuan Sedimen
3.
Batuan Metamorfosa
1. Batuan
Beku: Batuan hasil pembekuan magma
Batuan Beku dalam: granit, diorit,
gabro, peridotit
Batuan beku luar: riolit, dasit,
andesit, basalt
2. Batuan
Sedimen: Batuan hasil disintegrasi, transfortasi,
sedimentasi, dan sementasi dari batuan lain
Batuan sedimen klastik: Batuliat, Batudebu,
Batupasir, konglomerat, breksi
Batuan sedimen kimia: batukapur,dolomit
3. Batuan
metamorfosa: batuan yang mengalami perubahan fisik
karena suhu dan tekanan: batu marmer, kuarsit, batuliat
Batuan
tersusun dari mineral-mineral.
Mineral
melapuk menghasilkan unsur hara
Mineral :
1. Primer : mineral yang dihasilkan dari pelapukan fisik batuan
2. Sekunder : mineral yang terbentuk dari rekristalisasi mineral primer, mineral liat.
Unsur-unsur Penting Dalam Mineral Primer
Dan Sekunder Di Tanah
Mineral
Primer
|
Unsur
|
Mineral
Sekunder
|
Unsur
|
Kuarsa
|
Si
|
Kalsit
|
Ca
|
Mikroklin
|
K
|
Dolomit
|
Ca, Mg
|
Ortoklas
|
K
|
Gipsum
|
Ca, S
|
Plagioklas
|
Ca
|
Apatit
|
Ca, P
|
Muskovit
|
K
|
Limonit
|
Fe
|
Biotit
|
K, Fe, Mg
|
Hematit
|
Fe
|
Hornblende
|
Ca, Fe, Mg
|
Gibsit
|
Al
|
Augit
|
Ca, Fe, Mg
|
Lain-lain
|
|
2. Bahan
Organik …
Ø Pengaruh Bahan Organik Terhadap Sifat-Sifat
1. Sifat
Fisik Tanah:
- Pemantap agregat,
- Meningkatkan kapasitas menahan air,
2. Sifat
Kimia Tanah:
- Meningkatkan KTK,
- Meningkatkan ketersediaan unsur
hara
3. Sifat
Biologi Tanah:
- Sumber energi mikroba tanah,
-
Meningkatkan populasi dan aktivitas organisme tanah
3. Air Tanah
•
Sebagai bahan baku dalam proses
fotosintesis. Dalam proses fotosintesis tanaman memerlukan air dan CO2
membentuk karbohidrat.
•
Sebagai pelarut unsur hara,
serapan hara oleh tanaman dengan perantara/media air sebagai larutan tanah.
•
Sebagai bagian dari sel‑sel
tanaman.
4. Udara
Tanah
1.
Kandungan uap air lebih tinggi,
kelembaban udara mendekati 100%
2.
Kandungan CO2 lebih
besar
3.
Kandungan O2 lebih
kecil
FAKTOR FAKTOR
PEMBENTUK TANAH
Tanah sebagai
tubuh alam bebas mempunyai sifat-sifat yang sangat beragam dari satu tempat ke
tempat lain akibat perbedaan faktor-faktor pemnetuk tanah.
Ada 5 faktor
pembentuk tanah utama:
1.
Bahan induk tanah
2.
Iklim
3.
Topografi
4.
Organisme
5.
Waktu
1. BAHAN
INDUK
1.
Jenis bahan induk sangat
mempengaruhi sifat-sifat tanah yang akan terbentuk.
2.
Tanah yang terbentuk dari
batuan beku (termasuk tuf volkan) umumnya lebih subur dibandingkan tanah yang
terbentuk dari batuan sedimen atau metamorfosa.
3.
Sifat dari masing-masing batuan
(masam, intermedier, atau basaltik) mempengaruhi proses pelapukan dan hasil
pelapukannya.
4.
Batuan yang bersifat basaltik
umumnya membentuk tanah yang lebih subur dibandingkan tanah yang terbentuk dari
batuan intermedier dan masam.
5. Kemasaman
batuan ditentukan oleh kadar silikat bebas. Warna silikat adalah putih (pucat).
Maka batuan yang berwarna pucat umumnya mengandung silikat yang tinggi.
2. IKLIM
1.
Ikim sangat berpengaruh
terhadap proses pelapukan batuan membentuk tanah dan proses perkembangan tanah
dari tanah muda ke arah tanah tua.
2.
Dua faktor iklim: yaitu curah
hujan dan suhu merupakan faktor dominan yang mempengaruhi pembentukan tanah
3.
Pada daerah topika basah,
proses pelapukan batuan dan proses perkembangan tanah merjalan lebih cepat
dibandingkan daerah sub tropika dan daerah dingin.
Curah hujan dan suhu mempengaruhi
jenis-jenis flora dan fauna
3.
TOPOGRAFI
Istilah
topografi menyangkut fisiografi, relief, dan lereng.
Fisiografi : (bentuk permukaan daerah ditinjau dari proses dan faktor
pembentukan
contoh : dataran dataran pantai
volkan kipas
aluvial
lipatan bukit
lipatan
Relief
dapat dibagi menjadi relief makro dan mikro
Relief
(makro) / bentuk wilayah :
Bentuk permukaan daerah
kemiringan satuan
perbedaan tinggi wilayah
Relief mikro
: Bentuk-bentuk tertentu dalam satuan wilayah
contoh :
bukit rayap ; gilgai
Letak, bentuk, dan panjang lereng
mempengaruhi sifat-sifat tanah
Pengaruh
topografi terhadap dalam pembentukan tanah
1.
Jumlah air hujan yang masuk ke
dalam solum tanah.
2.
Kedalamam air tanah
3.
Jumlah erosi dan run off
4.
Gerakan tanah dan bahan di
dalam tanah yang terlarut di dalam air.
Lereng atas: cembung, tererosi.
Lereng tengah: lurus, dilalui bahan
erosi
Lereng baah: cekung, deposisi erosi
4.
ORGANISME
1.
Organisme yang mempengaruhi
pembentukan tanah adalah tanaman, hewan, dan manusia.
2.
Jenis-jenis tanaman
mempengaruhi proses pembentukan tanah melalui siklus hara dari tanaman ke tanah
dan aktivitas akar tanaman.
3.
Aktvitas hewan makro, meso, dan
mikro di dalam tanah mempengruhi proses pembentukan tanah. Cacing tanah
merupakan organisme utama memperbaiki sifat-sifat tanah.
4.
Aktivitas manusia sangat
dominan mempengaruhi proses pembentukan tanah. Dapat merusak dan memperbaiki
tanah.
Pengaruh
organisme terhadap tanah:
1.
Organisme yang mati dan
terakumulasi menjadi sumber bahan organik tanah
2.
Mempengaruhi siklus hara dalam
tanah khususnya mikroorganisme tanah misalnya mikorriza.
3.
Akar tanaman dapat menembus
batuan sehingga retak dan air dapat masuk ke dalam batuan.
5. WAKTU
1.
Proses pembentukan tanah memerlukan waktu yang sangat lama.
2.
Ditinjau dari perkembangan tanah, tanah dapat dibedakan menjadi tanah
muda, tanah dewasa, dan tanah tua tergantung deferensiasi horison.
Multifungsi Lahan Pertanian
1.
Sebagai tempat produksi. Lahan pertanian berfungsi sebagai tempat memproduksi pangan, energi,
sandang, dan papan.
2.
Mempunyai fungsi penyaring. Lahan dapat menyaring limbah dan dan bahan-bahan beracun dalam air
yang akan mengalir ke perairan umum.
3.
Mempunyai fungsi lingkungan. Lahan sebagai tempat menyimpan air, plasma nutfah, dll.
4.
Sebagai tempat bangunan pertanian. Lahan berperan sebagai tempat membangun dam,
bangunan irigasi, dll.
III.
SIFAT FISIK TANAH
q Secara kualitatif dapat diamati secara visual atau dirasakan
q Secara kuantitatif relatif mudah diukur.
q Berperan penting, dapat
mempengaruhi sifat-sifat kimia dan biologi tanah.
•
WARNA TANAH
q Warna tanah dpt menjadi indikator
beberapa sifat fisik tanah yang lain.
q Warna pada horizon permukaan
terutama dipengaruhi oleh kandungan bahan organik. Makin banyak b.o. makin
gelap. Mempengaruhi agregasi, ketersediaan air tanah, dan suhu tanah.
q Pada horizon tanah, warna
menunjukkan kondisi aerasi dan kelembaban tanah.
q Pada umumnya, warna kemerahan dan
kecoklatan menunjukkan keadaan aerasi yang baik.
q Warna kelabu menunjukkan reduksi
besi pada tanah2 yang sering tergenang.
q Warna karatan dlm subsoil menunjukkan
reaksi oksidasi dan reduksi pada tanah2 berdrainase buruk.
Faktor yang mempengaruhi warna tanah:
1.
Kandungan bahan organik:
- Makin banyak, semakin gelap
2.
Kelembaban tanah:
-
Lebih lembab lebih gelap
3. Keadaan
senyawa Fe:
-
Oksidatif – warna lebih merah
-
Reduktif - warna jadi kelabu
Di
daerah kering, adanya batuan kapur menjadikan warna keputih-putihan.
Warna top-soil yang gelap menunjukkan
kandungan bahan organik berperan pd sifat fisik, kimia dan biologi tanah
Warna sub-soil yang cerah menandakan keadaan
drainase tanah yang baik.
Senyawa Fe dalam keadaan oksidatif
Warna kelabu terjadi karena senyawa Fe
tereduksi seperti pada tanah2 berdrainase buruk
Peningkatan kandungan bahan organik pada
top-soil menyebabkan warna tanah yang semakin gelap
Munsell Color Chart
TEKSTUR TANAH
q Tekstur tanah: distribusi ukuran partikel
primer
tanah (liat, debu, dan pasir).
tanah (liat, debu, dan pasir).
Ø Pasir (sand): 0.05 - 2 mm
Ø Debu (silt) : 0.002 – 0.05 mm
Ø Liat (clay) : < 0.002 mm
Luas permukaan spesifik mineral liat
Montmorillonite
50-120 m2/gm (permukaan luar)
700-840 m2/gm (termasuk permukaan
antar lapisan)
Illite
65-100 m2/gm
Kaolinite
10-20 m2/gm
Pentingnya tekstur tanah:
1.
Kemampuan menahan air
2.
Kemampuan menjerap unsur hara
3.
Menentukan laju dekomposisi b.o.
4.
Mempengaruhi biodiversitas tanah
5.
Berperan dlm pemantapan agregat
6.
Menentukan laju infiltrasi dan perkolasi
7.
Menentukan kondisi aerasi tanah
8.
Kemudahan untuk diolah
9.
Menentukan erodibilitas tanah
Klas
tekstur: perbandingan relatif partikel
liat, debu, dan pasir
Segi
tiga tekstur
12
klas tekstur:
1. Liat (clay)
2. Liat berdebu (silty clay)
3.Liat berpasir (sandy clay)
4. Lempung berliat (clay loam)
5. Lempung liat berdebu (silty clay loam)
6. Lempung liat berpasir (sandy clay loam)
7. Lempung (loam)
8. Lempung berdebu (silt loam)
9. Lempung berpasir (sandy loam)
10. Pasir berlempung (sandy loam)
11. Debu (silt)
12. Pasir (sand)
1. Liat (clay)
2. Liat berdebu (silty clay)
3.Liat berpasir (sandy clay)
4. Lempung berliat (clay loam)
5. Lempung liat berdebu (silty clay loam)
6. Lempung liat berpasir (sandy clay loam)
7. Lempung (loam)
8. Lempung berdebu (silt loam)
9. Lempung berpasir (sandy loam)
10. Pasir berlempung (sandy loam)
11. Debu (silt)
12. Pasir (sand)
Lempung
berpasir (sandy loam): kasar, tampak tidak kohesif hanya dapat membentuh pita
yang pendek
Lempung
berdebu (silt loam):
halus, tampak tidak mengkilat,
pita mudah patah
halus, tampak tidak mengkilat,
pita mudah patah
Liat
(clay); halus, tampak mengkilap, terbentuk pita cukup panjang dan lentur
Pada
tanah organik (gambut), tekstur tanah digantikan dengan tingkat kematangan
bahan organik.
q Fibrik: kandungan serat
stlh peremasan tersisa
> 2/5 dari volume tanah
stlh peremasan tersisa
> 2/5 dari volume tanah
q Hemik: kandungan serat
stlh peremasan tersisa
2/5 – 1/6 dari volume tanah
stlh peremasan tersisa
2/5 – 1/6 dari volume tanah
q Saprik: kandungan serat
stlh peremasan tersisa
<1/6 dari volume tanah
stlh peremasan tersisa
<1/6 dari volume tanah
STRUKTUR
TANAH
Struktur
tanah: susunan partikel primer (liat, debu, dan pasir) tanah menjadi agregat
(partikel sekunder) termasuk susunan ruang pori di antaranya.
q Pori mikro: di antara partikel
primer (dlm agregat)
q Pori makro: di antara agregat
tanah
q Biopori: pori makro yg diciptakan
oleh akar dan
fauna tanah (meso dan makro fauna)
fauna tanah (meso dan makro fauna)
Ciri
struktur tanah yg baik:
q Mempunyai agregat tanah yg mantap
q Memiliki distribusi pori mikro dan
pori makro
yang seimbang
yang seimbang
q Mengandung bahan organik yang
cukup
q Hambatan mekanik bagi penembusan
akar
(penetrabilitas) rendah
(penetrabilitas) rendah
Pembentukan
agregat yang mantap dimulai dengan flokulasi (penggabungan partikel liat) oleh
adanya jembatan kation ( di-dan polyvalent cations)
Flokulasi
oleh jembatan kation Ca 2+
Dispersisi
oleh kation monovalen Na +
Bobot
Isi Tanah (Soil Bulk Density)
B.I. =
bobot kering tanah per unit volume
(g/cm3, Mg/m3)
(g/cm3, Mg/m3)
*Volume
meliputi padatan dan pori tanah*
•
Bobot isi dipengaruhi oleh porositas tanah
•
Makin tinggi porositas tanah, makin rendah
bobot isi (B.I.).
bobot isi (B.I.).
Tanah2
bertekstur kasar (pori lebih besar, tapi porositas lebih rendah) memp. BI lebih
tinggi d/p tanah2 bertekstur halus
Tingginya
bobot isi menunjukkan:
q Tanah lebih padat (pori makro
berkurang)
q Laju infiltrasi air rendah
q Ketersediaan air rendah
q Aerasi berkurang
q Pertumbuhan akar terhambat
Kegiatan
manusia yang mempengaruhi BI
q Lalu lalang kendaraan dan injakan
manusia dan hewan
q Pengolahan tanah
Semula
menggemburkan, tetapi merusak biopori, mempercepat kehilangan b.o., mengurangi
kemantapan agregat, mengurangi aktivitas dan populasi biodiversitas tanah;
sehingga pada akhirnya tanah mudah
memadat kembali.
Porositas
Total Tanah
Bobot
jenis partikel (particle density): bobot kering partikel tanah per unit volume
partikel tanpa pori.
BJP mineral yg didominasi silikat 2.0-2.7, biasanya dianggap = 2.65 Mg/m3.
BJP mineral yg didominasi silikat 2.0-2.7, biasanya dianggap = 2.65 Mg/m3.
Porositas
total tanah (%) = 100 - [(BI/BJP) x 100]
Porositas
total bervariasi:
•
25% in sub-soil yang padat
•
60% atau lebih pada tanah berstruktur baik, dengan kandungan bahan
organik yang tinggi
•
80% atau lebih pada tanah gambut (peat)
PORI
TANAH
(Pori
dlm agregat
(Pori
antar agregat)
(Biopori)
Kelebihan
biopori:
Ø Berbentuk liang silindris
sinambung kontinyu dan
bercabang ke berbagai arah, sehingga mudah
dilalui air dan udara meskipun pada tanah yg
belum memp. perkembangan struktur
bercabang ke berbagai arah, sehingga mudah
dilalui air dan udara meskipun pada tanah yg
belum memp. perkembangan struktur
Ø Lebih mantap karena dindingnya
dilapisi bahan
organik yg dihasilkan di rhizosphere/drillosphere
organik yg dihasilkan di rhizosphere/drillosphere
Ø Menjadi tempat hunian
biodiversitas tanah
Ø Tidak mudah tertutup akibat proses
pengembangan liat meskipun pd tipe liat 2:1
pengembangan liat meskipun pd tipe liat 2:1
Ø Mudah ditembus oleh perkembangan
akar tanaman
Biopori
secara kuantitatif biasanya dinyatakan dengan kerapatan akar atau kerapatan
liang, dinyatakan dg: Lv (panjang
biopori/volume tanah).
Kerapatan
biopori biasanya berkurang dengan bertambahnya kedalaman tanah
Biopori
penting untuk meningkatkan laju peresapan air ke dalam tanah
Ü Air Tanah
Fungsi:
v 50-90% komponen sel tanaman
v untuk perkecambahan benih
v untuk proses fotosintesis
v ketersediaan unsur hara
v mempengaruhi aerasi dan suhu tanah
v mempengaruhi aktivitas dan
populasi biota tanah
v Mempengaruhi konsistensi
tanah
Ü Polaritas Air
Pengaruh
polaritas molekul air:
Hidrogen
dari satu molekul terikat pada oksigen dari molekul lain oleh ikatan hidrogen
menghasilkan gaya kohesi
Ikatan
hidrogen antara hidrogen molekul air dengan oksigen pada silica tanah (SiO2)
menyebabkan terjadinya gaya adesi.
Ü Kapilaritas
Gaya
adesi dan kohesi juga menyebabkan:
- pergerakan air ke atas melawan
gravitasi
- pori mikro menyalurkan air kapiler
Ü POTENSIAL AIR TANAH
Kemampuan
air untuk bergerak di dalam tanah
Air
dalam tanah bertambah = potensial air bertambah
Pd
keadaan jenuh, potensial air mendekati 0 (nol)
Bila tanah
mengering, potensial menjadi lbh negative
Air
diikat tanah lebih kuat
Ü 3 Gaya mempeng. Potensial Air
Gravitasi
– energi potensial akibat gravitasi positive
Matrik
– akibat jerapan partikel tanah
negative
Osmotik
– akibat kadar garam dlm larutan tnh
negative
Ü Potensial air tanah dinyatakan dlm
satuan
Pascal (Pa), kilopascal (kPa), or Megapascal (MPa)
- satuan bar
- equivalen dengan 0.1 MPa or 100
kPa
Potensial
air tanah biasanya negatif karena dominasi potensial matrik
Ü Tipe Air Tanah
Air
gravitasi – pd kead. jenuh, hilang keluar melalui pori makro stlh 24 - 48 hours
pd tnh2 berdrainase baik
Air
tersedia – dapat diserap akar tanaman; terdapat kdr air kapasitas lapang (field
capacity dan titik layu (wilting point)
Kapasitas
lapang: kadar air tnh setelah air gravitasi hilang
(- 0,33 bar)
(- 0,33 bar)
Titik
layu: kadar air tnh dimana tanaman layu krn tdk mampu menyerap air (- 15 bar)
Air
higroskopis – diikat kuat oleh partikel tanah; keadaan kering udara
Ü Pengukuran Air Tanah
Beberapa
metode:
- pengukuran secara gravimetrik
- potensiometer
- resistance blocks
Ü Gravimetrik
Pengukuran
kadar air tnh dg penimbangan
Kadar air = bobot basah – bobot
kering
bobot
kering
Contoh: contoh tanah kapasitas lapang 162 g, dioven
105oC bobotnya 135 g
Kadar
air =
162g – 135g = 0.20
135g
Ü Kadar air atas dasar volume
Kadar
air volumetrik =
Kadar
air gravimetrik x bobot isi tanah
B.D. air
Dari contoh perhitungan kadar air gravimetrik
sebelumnya . . .
Bila
bobot isi tanah 1.4 g/cm3, dan diketahui B.D. air 1.0 g/cc
Kadar
air volumetrik =
0.20 x 1.4g/cc = 0.28
1.0 g/cc
Aerasi Tanah
•
Ketersediaan oksigen dlm tanah
dikendalikan oleh:
–
Pori makro (yg dipengaruhi oleh
tekstur dan struktur tanah)
–
Kadar air tanah (yg dipengaruhi
oleh nisbah air/udara)
–
Konsumsi oksigen oleh respirasi
(termasuk akar tanaman dan mikroorganisme)
Aerasi
buruk terjadi bila 80% to 90% porositas total terisi air.
–
Menyebabkan sedikitnya simpanan udara di dalam tanah
–
Terputusnya saluran untuk pertukaran gas dengan atmosfir
–
Pemadatan tanah juga dpt menyebabkan berkurangnya pertukaran gas dengan
atmosfir
•
Bila tanah mengandung air lebih (excess water) yg ekstrim, spt pd
keadaan jenuh air or tergenang.
•
Hydrophytes adalah tanaman yg punya cara untuk oksigen pd tanah2 tergenang
–
Beberapa rerumputan menggunakan jaringan aerenchyma utk mengangkut
oksigen ke batang dan terus ke perakaran
–
Beberapa pepohonan spt mangrove and baldcypress membentuk akar nafas (aerial
roots) untuk memperoleh oksigen
Selama ada respirasi akar dan mikroba,
CO2 keluar dan O2 masuk ke dalam tanah
•
Oksigen dalam Tanah
•
Konsentrasi gas di atmosfir:
•
78% Nitrogen (N2)
•
21% Oxygen (O2)
•
0.035% Carbon Dioxide (CO2)
•
Oksigen dlm tanah bervariasi:
20% dekat permukaan sampai < 5% pd kedalaman.
•
Saat terjadi respirasi, oksigen
digantikan carbon dioksida, yg dpt mendekati taraf meracuni
•
Bila oksigen tanah rendah akan
terjadilah kondisi anaerobik
•
CO2 dan O2
punya hubungan terbalik di dalam tanah
•
Uap air (H2O)
biasanya mendekati taraf jenuh di dalam tanah
•
Bila tanah tergenang, methane
(CH4) dan hidrogen sulfida (H2S) dapat meningkat
•
Dalam kondisi anaerobik,
ethylene (C2H4) dihasilkan dan dapat meracuni akar
tanaman
Suhu Tanah
•
Suhu tanah berpengaruh pada
proses2 fisik, kimia, dan biologik dalam tanah
–
Suhu rendah reaksi kimia lambat
–
Suhu rendah proses dekomposisi lambat ,
mineralisasi nitrogen, fosfor, sulfur, dan
kalsium lambat
–
Suhu tinggi dpt menghambat
aktivitas biologis bahkan dapat mematikan biota tanah
•
Suhu tanah yang hangat dpt mempercepat perkecambahan benih dan
pertumbuhan tanaman
•
Seeds of plants that are
adapted to open gaps react to warm soil temperatures caused by direct solar radiation
•
Seeds of prairie grasses
require a cold period to enable them to germinate. This is called vernalization.
•
Some plants, such as tulips,
require chilling in early winter to develop buds
•
Aktivitas mikroba dan
dekomposisi B.O. terhenti pada suhu < 5ºC, dikenal dengan kondisi biological
zero
•
Lembaran plastik tembus cahaya
dpt digunakan utk peningkatan suhu tnh yg dpt mengurangi hama dan penyakit oleh
fungi, dikenal dgn soil solarization.
Pemanasan Tanah akibat Kebakaran
•
Api membakar lapisan serasah
organik menghasilkan abu menambah unsur hara ke dalam tanah
•
Peningkatan suhu tanah > 70ºC dpt mpercepat perkecambahan biji2an
berkulit keras.
•
Pemanasan api dpt mematikan
biji2 gulma
•
Kebakaran dpt menyebabkan
terbentuknya lapisan tnh sulit menyerap air (hydrophobic layer)
IV.
SIFAT FISIK TANAH LANJUTAN
1.
SIKLUS AIR/HIDROLOGI
n Siklus air/hidrologi menjelaskan beberapa perubahan
dari bentuk air yang bersirkulasi dari atmosfer ke bumi dan kembali
lagi ke atmosfer.
n Beberapa bagian dari siklus ini, seperti hujan ataupun aliran
permukaan / limpasan permukaan
(run-off), sangatlah
kita kenal, tetapi hal-hal lain dari siklus ini seperti keberadaan air tanah dan perkolasi (aliran air di permukaan dan dalam tanah), juga sangat penting untuk kita
perhatikan. Secara garis besar, siklus air/hidrologi bisa dilihat pada Gambar 1.
n Saat terjadinya hujan, air dapat masuk ke dalam
tanah (infiltrasi)
atau mengalir di permukaan tanah
(limpasan permukaan / surface
run-off). Air dalam tanah
yang terikat oleh pori-pori
tanah, ada yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman sebagai air tersedia, menguap dari permukaan tanah atau mengalir di
permukaan atau ke dalam tanah (perkolasi),
dan tersimpan dalam tanah
sebagai air tanah.
n Di daerah iklim basah
seperti di Indonesia besarnya curah
hujan, intensitas dan distribusi
hujan menentukan kekuatan
dispersi hujan terhadap tanah, jumlah dan kekuatan aliran permukaan
serta tingkat kerusakan erosi yang
terjadi.
n Besarnya curah hujan
adalah volume air yang jatuh pada suatu area tertentu.
Yang dapat dinyatakan dalam m3/satuan
luas, atau dalam tinggi
kolom air misalnya dalam mm. Besarnya curah hujan dapat dinyatakan pula
untuk masa tertentu
seperti per hari, per bulan, per musim, atau per tahun, yang
dinyatakan dalam bentuk intensitas
hujan
2. IRIGASI DAN KEBUTUHAN AIR
Irigasi/Pemberian
air untuk memenuhi kebutuhan air bagi pertumbuhan tanaman
- Mencakup
: Penampungan dan pengambilan air
dari sumbernya, pengaliran air
melalui saluran atau pipa ke tanah, dan pembuangan air yang berlebih
Tujuan
utama irigasi : Memenuhi kebutuhan air tanaman
- Kegunaan lain :
-
mempermudah pengolahan tanah
-
mengatur suhu tanah dan iklim mikro
-
membersihkan tanah dari kadar garam atau asam yang
terlalu tinggi
-
membersihkan kotoran-kotoran dari selokan/sanitasi
Prinsip
Irigasi :
Air diberikan untuk memenuhi “kebutuhan konsumptif air tanaman”
≈ Evapotranspirasi Potensial Tanaman (ETc)
Pemberian air ditujukan tidak langsung
ke tanaman tetapi ke tanah
-> Memanfaatkan
kemampuan tanah untuk memegang air – fungsi tanah sebagai “bank air”
Kapasitas Tanah Memegang Air (WHC)
Kapasitas Air Tersedia Tanah (KAT)
Penjadwalan
pemberian air/irigasi : kapan, berapa sering dan berapa banyak air harus diberikan
Cara
Pemberian Air : Metode irigasi
Berapa
banyak air yang dibutuhkan ?
Kebutuhan
Air Irigasi
Ø Jumlah total air yang harus
diberikan (secara artificial) untuk memenuhi kebutuhan air konsumptif
tanaman serta air hilang selama perjalanan dan petak pertanaman
Ø Mempertimbangkan/ memperhitungkan
:
- Kebutuhan air konsumptif tanaman (ETc)
- Curah hujan effektif
- Suplai air dari pergerakan air kapiler ke
atas
(dari ground water) dan rembesan
- Efisiensi Irigasi
- Kebutuhan Pencucian (tergantung kualitas
air)
Perhitungan
Kebutuhan Air Tanaman
Kebutuhan
air tanaman
Kebutuhan Air Konsumptif Tanaman
Perhitungan
Kebutuhan Air Irgasi
NIR = ETc – CHef
NIR (net irrigation requirement) = kebutuhan air irigasi neto,
ETc
= evapotranspirasi potensial
tanaman,
CHef
= curah hujan efektif
Kebutuhan irigasi total
GIR
= NIR / Ei
GIR =
kebutuhan irigasi total (mm),
NIR =
kebutuhan irigasi neto (mm),
Ei =
efisiensi irigasi (fraksi desimal atau persen)
Kebutuhan irigasi tanaman di atas belum
memperhitungkan air yang diberikan untuk kebutuhan pencucian yang mungkin
diperlukan untuk mempertahankan performa tanaman.
Oleh karena itu, kebutuhan irigasi total yang
sesungguhnya (TIR) harus memperhitungkan
kebutuhan irigasi ini
TIR =
GIR + LIR,
LIR
adalah kebutuhan air irigasi untuk pencucian (leaching requirement
METODA
IRIGASI
Kecukupan suplai air adalah sangat
penting bagi pertumbuhan tanaman
Berbagai cara
dapat dikembangkan untuk mensuplai air irigasi ke tanaman
Ada 3 metoda
irigasi :
- Irigasi permukaan (surface
irrigation)
- Irigasi curah (sprinkler
irrigation)
Irigasi tetes (Trickle or drip irrigation).
3.
KONSISTENSI DAN REOLOGI TANAH
n Tnh memp sifat2/perilaku yang berbeda trhdp pengaruh dr luar mnrt
kadar airnya
Tambah air lbh pasta yang mudah mengalir diuapkan kental melekat pd benda2 dikeringkan tnh plastis dikeringkan lagi bongkah
padat
Dapat
dinyatakan pula dengan istilah-istilah:
1.
Batas mengalir: kandungan air tertinggi yang
bermanfaat bagi tanaman dan tanah mempunyai daya menahan air yang tinggi serta
tanah mulai labil/erosi/meluncur
2.
Batas menggolek:
tanah mulai dapat digulung menjadi bentukan seperti benang dengan
diameter 3 mm. Setara pula dengan kadar
air minimum untuk dapat digulung atau keteguhan tanah hilang.
3.
Batas melekat:
kandungan air tanah yang mana tanah tidak melekat pada alat-alat logam
(adhesi minimum/maksimum).
4.
Jangka olah:
batas melekat – batas menggolek
n Arti praktis dari nilai2 tsb:
1.
menentukan aktivitas mineral
2.
Mengelompokan tanah berat atau
ringan untuk diolah
3.
Menentukan Potensi tanah mudah
tidaknya tererosi atau longsoran
4.
PEMADATAN TANAH DAN PENGOLAHAN TANAH
n Pemadatan tanah adalah kenaikan Bobot Isi yang disebabkan oleh berbagai hal:
a.
Adanya beban atau tekanan
(penggunaan alat2 berat, penggunaan bajak/pengolahan tnh pd kedalaman yang
tetap, energi kinetik hujan)
b.
Proses alami (penimbunan
liat pd lapisan bawah/argilik, pelumpuran pada pengolahan tanah)
Pemadatan
tanah dapat ditunjukan oleh: bobot
isi, resistensi tanah, dan ruang pori
Akibat pemadatan tanah
n Menentukan pertumb. tan. :baik unt
tanah gambut, buruk unt tanah mineral
n Perkembangan perakaran
n Perkembangan polong kacang tanah
n Pergerakan air dan udara
Pengolahan tanah
n Merupakan manipulasi
mekanik thdp tnh yang diperlukan unt menciptakan kead tmh yang baik
bagi pertumbuhan tanaman
n Tujuannya:
-
Menciptakan kondisi yang baik
untuk perkecambahan benih
-
Memyiapkan kondisi yang baik untuk petumbuhan bibit dan perkembangan akar
-
Merubah struktur tanah agar mempunyai kap. menahan air yang baik, kap. infiltrasi
yang ideal, dpt menekan aliran permukaan
-
Memberantas tumbuhan pengganggu dan
membenamkan sisa tanaman
-
Membenamkan dan mengaduk pupuk dan kapur ke dalam tanah
n Dari segi Konservasi Tanah dan Air pengolahan tanah mrpk penghancuran agregat tanah dan membutuhkan biaya dan tenaga yang cukup besar
(1/3 biaya produksi) sehingga nilai
positif pengolahan tanah bersifat
sementara, maka muncul pemikiran pengolahan tanah minimum (minimum tillage) dan tanpa olah tanah (zero tillage/no
tillage)
Air tanah, drainase, dan draining
n Tnh rawa yang berdrainase buruk sdh banyak digunakan sebagai lahan2
pertanian dalam arti luas baik rawa pasang surut maupun rawa lebak.
n Muncul masalah kelebihan air sehingga terjadi peredaran udara dan
air dalam tanah tidak seimbang dan pencucian bahan2 beracun sulit dilakukan
n Masalah pengelolaan air dan draining menjadi masalah utama dalam
pengelolaan lahan rawa (gambut dan tanah mineral berpotensi pirit)
Over
draining akan menyebabkan:
a. Pada gambut:
-
kecepatan dekomposisi yang berlebihan sehingga
kehilangan bahan organik terlalu cepat.
-
Munculnya asam2 organik yang bersifat sangat
masam
-
Subsidence
-
Kekeringan gambut yang bersifat tidak bisa pulih
kembali/irreversible
-
Salinisasi
-
Kebakaran gambut
b. Tanah mineral berpotensi sulfat masam/pirit:
-
Munculnya kemasaman tanah yang sangat masam
-
Subsidence
-
Salinisasi
Teknik Draining
n Model Draining:
-
Permukaan
-
Bawah permukaan
n Pola draining:
-
Gridiron
-
Tulang ikan/herringbone
-
Dendritik
VI.
KESUBURAN TANAH
Kesuburan tanah menunjukkan kemampuan
tanah mensuplai hara esensial untuk pertumbuhan tanaman tanpa adanya keracunan
unsur apa saja.
Kesuburan tanah berbeda dgn
produktivitas tanah.
Produktivitas tanah mencakup kesuburan
tanah + faktor lain (termasuk pengelolaan tanah).
Produktivitas tanah = ukuran kemampuan
tanah untuk memproduksi satu spesies tanaman tertentu atau sekelompok tanaman
di bawah suatu sistem pengelolaan yg khusus.
Semua tanah yg produktif merupakan tanah
yg subur, namun banyak tanah yg subur bisa tidak produktif karena adanya
kekeringan, praktek pengelolaan yg tidak tepat dll.
A.
Faktor Tumbuh Tanaman
Pertumbuhan dan produksi tanaman
ditentukan oleh:
1.
Faktor genetik
2.
Faktor lingkungan:
a.
Cahaya (Sinar matahari)
b.
Tunjangan mekanik
c. Suhu
d. Udara
e. Air
f. Unsur hara
Tanah menyediakan seluruhnya atau
sebagian dari faktor-faktor lingkungan tersebut kecuali sinar matahari.
Tingkat produksi tanaman ditentukan oleh
faktor yg paling tidak optimal.
Prinsip faktor pembatas: “tingkat
produksi tidak akan lebih tinggi dari apa yg dapat dicapai oleh tanaman yg
tumbuh dalam keadaan dgn faktor yg paling minimum”.
-
Volume air yg dapat ditampung oleh bejana ini ditentukan oleh dinding yg
paling rendah, yaitu dinding P.
-
Jika volume air dianggap
produksi tanaman, maka unsur P disebut sebagai faktor pembatas.
-
Jika P ditambah melebihi K,
maka K akan menjadi faktor pembatas.
-
Demikian seterusnya, faktor
yang paling minimum akan menentukan tingkat produksi tanaman.
-
Faktor lingkungan selain hara
(suhu, sinar matahari, air, udara) juga dapat menjadi faktor pembatas.
B.
Unsur Hara Esensial
Unsur hara esensial = unsur yang diperlukan
tanaman yang bila:
1.
Kekurangan unsur tsb
menyebabkan tumbuhan tidak bisa melengkapi fase vegetatif atau reproduktif dari
siklus hidupnya.
2.
Kekurangan unsur tsb dapat
diatasi hanya oleh penambahan unsur tsb.
3.
Unsur tsb harus terlibat
langsung dalam nutrisi tanaman
Unsur hara esensial ada 17 macam,
dibedakan atas:
a.
Unsur hara makro = unsur yg
diperlukan oleh tumbuhan dalam jumlah banyak: C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, dan S
b.
Unsur hara mikro = unsur yg
diperlukan oleh tumbuhan dalam jumlah sedikit: Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, Cl, dan
Ni
Unsur yg diambil oleh tumbuhan dari
udara dan air: C, O, dan H.
Unsur yg diambil oleh tumbuhan dari
tanah: N, P, K, Ca, Mg, S, Fe, Mn, Cu, Zn, Cl, Mo, dan Ni.
Berdasarkan mobilitas dalam tanaman yang
berasal dari tanah:
a.
Unsur hara mobil = unsur hara
yg mudah dipindahkan dari bagian yg tua ke bagian yg muda bila terjadi
kekurangan sehingga gejala defisiensinya dimulai dari bag (daun) yg tua. Meliputi: N, P, K, dan Mg.
b.
Unsur hara imobil = unsur hara
yg tidak bisa dipindahkan dari bagian yg tua ke bagian yg muda bila terjadi
kekurangan sehingga gejala defisiensinya dimulai dari bagian (daun) yg
muda. Meliputi: Ca, S, Fe, Zn, Cu, B,
Mo.
Bentuk-bentuk ion dan molekul unsur hara
yang dapat diserap oleh tumbuhan
Unsur Hara Bentuk yg diserap tan Keterangan
C CO2 (melalui daun)
Diserap dari udara dan air
H H+, H2O (H dari air)
O O2, CO2
(melalui daun)
N NH4+,
NO3- Diserap
dari tanah
P H2PO4-,
HPO42-
K K+
Ca Ca2+
Mg Mg2+
S SO42-
Fe Fe2+
Mn Mn2+
Cu Cu2+
Zn Zn2+
B H3BO3
Mo MoO42-
Cl Cl-
Aspek penambahan:
-
Bahan induk -
Bahan organik
-
Udara - Pupuk
-
Air
Aspek yg mecakup reaksi-reaksi dalam
sistem tanah-air-tanaman:
•
Reaksi dalam sistem siklus
tumbuhan (imobilsasi dan mobilisasi).
•
Reaksi-reaksi dalam sistem
keseimbangan fase padat – fase larutan.
•
Pengikatan oleh koloid tanah
dan ion-ion tertentu menjadi senyawa yg kurang larut.
Aspek kebocoran dari sistem:
•
Pengangkutan melalui panen
•
Pencucian
•
Erosi
•
Penguapan
Nitrogen (N)
Fungsi N bagi tanaman:
a.
Mempebaiki pertumbuan vegetatif
tanaman.
b.
Untuk pembentukan protein
c.
Pengatur penggunaan K, P, dan
penyususn lainnya
Gejala defisiensi:
a.
Tanaman kerdil
b.
Pertumbuhan akar terbatas
c.
Daun tua menguning (berbentuk
huruf V) dan gugur
Kelebihan menyebabkan:
a.
Memperlambat kematangan
b.
Batang lemah sehingga mudah
rebah
c.
Mengurangi daya tahan terhadap
serangan penyakit
Sumber N tanah:
1.
Bahan organik: sumber utama N
dalam tanah
2.
Fiksasi (pengikatan) N udara
oleh mikroorganisme.
- Yg bersimbiose dgn tanaman leguminosa: Rhizobium
- Yg hidup bebas (non simbiotik): Azotobacter
(aerobik), Clostridium (anaerobik)
3.
Pupuk: urea, ZA
4.
Air hujan
Bentuk N dalam tanah:
1.
N organik: protein, senyawa-senyawa amino
2.
N aorganik: NH4+,
NO3-, NO2-, N2O, NO, dan
gas N2
Perubahan bentuk N dalam tanah dari N
organik menjadi N anorganik = mineralisasi.
Mineralisasi N terjadi melalui beberapa
tahap:
1.
Aminisasi = pembentukan senyawa amino dari bahan organik (protein) oleh
berbagai macam mikroorganisme
Protein + enzym senyawa amino + CO2 +
energi (untuk pertumb mikroorganisme)
2.
Amonifikasi = pemebentukan amonium dari senyawa amino oleh
mikroorganisme.
R-NH2 + HOH R-OH + NH3 + energi
NH3 + HOH NH4OH NH4+ +OH-
amonium
3.
Nitrifikasi = perubahan dari
amonium menjadi nitrit (oleh bakteri Nitrosomonas), kemudian menjadi
nitrat (oleh Nitrobacter).
2 NH4+ + 3
O2 2 NO2- + 2 H2O + 4 H+ + energi
Nitrosomonas
2 NO2- + O2 2 NO3- + energi
Nitrobacter
Faktor-faktor yg mempengaruhi
nitrifikasi:
1.
Jumlah NH4+; nitrifikasi terjadi bila tersedia
cukup NH4+ (berasal dari hasil dekomposisi BO atau pupuk
urea dan amonium)
2.
Populasi mikrorganisme
3.
Reaksi tanah; kisaran pH 5.5 –
10, pH optimum 8.5
4.
Aerasi tanah, berjalan lancar
bila aerasi tanah baik
5.
Kelembaban tanah; berjalan baik pada kadar air
sedikit di atas kapasitas lapang
6.
Temperatur, kisaran suhu 50
– 350, suhu optimum 300 – 350
Kehilangan N anorganik dari tanah:
1.
Digunakan oleh tanaman atau
mikroorganisme
2.
Dalam bentuk NH4+
difiksasi (diikat) oleh mineral ilit
3.
Dalam bentuk NO3-
mudah tercuci oleh air hujan
4.
NO3- dpt
mengalami denitrifikasi = proses reduksi nitrat menjadi N2 gas.
Denitrifikasi terjadi di tempat
tergenang, karena drainase buruk, atau karena adanya aerasi yg jelek.
Fosfor (P)
Fungsi bagi tanaman:
a.
Pembelahan sel b. Pembentukan albumin
c.
Pembentukan bunga, buah , dan biji d. Mempercepat kematangan
e.
Pembentukan RNA dan DNA f. Metabolisme karbohidrat
g.
Meningkatkan ketahanan terhadap penyakit h. Perkembangan akar
i.
Memperkuat batang shg tidak mudah roboh
j.
Memperbaiki kualitas tanaman terutama sayur-sayuran dan pakan ternak
k.
Penyimpanan dan pemindahan energi: ATP dan ADP
Gejala kekurangan P:
-
Tanaman kerdil karena proses pembelahan sel terganggu
-
Daun-daun tua menjadi ungu atau coklat dimulai dari ujung daun
-
Gejalanya terlihat jelas pada tanaman yg masih muda
-
Pada tanaman jagung, tongkol menjadi tidak sempurna dan kecil-kecil
Sumber P dalam tanah:
1.
Bahan organik: pupuk kandang,
pupuk hijau, sisa-sisa tanaman, kompos
2.
Pupuk buatan: TSP, SP 36, SP 18
3.
Mineral dalam tanah: apatit
Bentuk P dlm tanah:
a.
P-organik: fitin, asam nuklet, fosfolipid
b.
P-anorganik: Al-P, Fe-P, dan Ca-P
Permasalahan P:
1.
Jumlah P dalam tanah sedikit.
2.
Sebagian besar P terdapat dalam bentuk tidak tersedia bagi tanaman.
3.
Terjadinya fiksasi (pengikatan) P yg mencolok (oleh Al dan Fe pada tanah
masam dan oleh Ca pada tanah
alkalis).
Faktor yg mempengaruhi ketersediaan P:
1.
pH tanah; paling mudah tersedia
pada pH 6 – 7.
2.
Fe, Al, dan Mn larut; semakin
banyak jumlah ion-ion tsb maka fiksasi P semakin tinggi.
3. Adanya mineral yg mengandung Fe, Al, dan Mn;
fiksasi P semakin tinggi dengan semakin banyaknya jumlah mineral tsb.
4. Ca tersedia; fiksasi P oleh Ca semakin tinggi
dengan semakin tingginya Ca tersedia.
5. Jumlah dan tingkat dekomposisi BO;
ketersediaan P semakin meningkat dengan
meningkatnya jumlah dan dekomposisi BO.
6. Kegiatan mikrorganisme.
Pada
tanah alkalis P-anorganik dijumpai dlm bentuk senyawa Ca-P:
Monokalsium
fosfat
Dikalsium
fosfat
Trikalsiumfosfat
Oksiapatit
Hidroksiapatit
Karbonatapatit
Fluorapatit
Pada tanah
masam P-anorganik dijumpai
dalam bentuk senyawa Al-P dan
Fe-P (sangat sukar larut):
Fe-P
(Strengit)
Al-P (Variscit)
Pengikatan
P oleh Fe dan Al dilakukan oleh:
Ion-ion
Fe dan Al terlarut
Hidrusoksida-hidrusoksida
Fe dan Al
Mineral
liat
Pada
tanah ber-pH tinggi (alkalis) pupuk P yg diberikan akan difiksasi oleh Ca2+
atau CaCO3
Kalium
(K)
Fungsi
dalam tanaman:
- Pembentukan pati - Mengaktifkan enzym
- Perkembangan akar - Proses fisiologis dalam
tanaman
- Proses metabolisme dalam sel -
Mempengaruhi penyerapan unsur lain
- Pembukaan stomata (mengatur respirasi dan
transpirasi)
- Mempertinggi daya tahan terhadap kekeringan
dan serangan penyakit
Gejala
kekurangan K:
Pinggir
daun tua berwarna kuning terus menjadi coklat (berbentuk V terbalik)
Pada
tanaman jagung, ruas memendek sehingga tanaman tidak bisa tinggi
Sumber
dalam tanah:
a. Mineral primer: feldspar, mika (muskovit dan biotit),
flogopit
b. Pupuk buatan: KCl, K2SO4
(ZK), dll
K dalam tanah dibedakan atas:
1.
K tidak tersedia: K dalam mineral primer, jumlahnya 90 – 98%.
2.
K lambat tersedia: K tidak dapat
dipertukarkan (K difiksasi) oleh mineral liat ilit
dan montmorilonit, jumlahnya 1 – 10%.
3. K tersedia: K dapat dipertukarkan dan
K dalam larutan tanah, berbentu K+, jumlahnya 1 – 2%.
K hilang dari tanah karena:
1.
Diserap tanaman; tanaman kelapa
sawit, leguminosa, tomat, dan kentang menyerap K dalam jumlah besar.
2.
Tercuci oleh air hujan
Konsumsi mewah (luxury consumption)
= tanaman cenderung mengambil K dalam jumlah melebihi kebutuhannya, tetapi
tidak menaikkan produksi.
Kelaparan tersembunyi (hidden hunger)
= gejala kekurangan tidak muncul, tetapi produksi tanaman berkurang sekali.
Magnesium (Mg)
Fungsi dalam tan:
•
Pembentukan klorofil
•
Sebagai aktivator enzym
•
Dalam pembentukan minyak
Gejala kekurangan:
•
Daun tua menguning karena pembentukan
klorofil terganggu
•
Pada jagung, terlihat garis-garis kuning di
antara tulang daun
•
Pada daun muda keluar lendir (gel), terutama
bila sudah lanjut
Sumber dalam tanah:
-
Mineral primer: mineral kelam (biotit, augit,
hornblende, amfibol)
-
Mineral karbonat: dolomit (CaMg(CO3)2)
-
Garam-garam sederhana: magnesium sulfat (MgSO4)
Belerang (S)
Fungsi dalam tanaman:
-
Untuk pembentukan asam-asam amino: cystine,
cysteine, methionine
-
Menaikkan kadar
minyak
-
Dijumpai dalam minyak tanaman rempah dan
bawang
Gejala kekurangan:
•
Tanaman tumbuh kerdil
•
Pematangan terlambat
•
Daun muda menguning
Sumber dalam tanah:
1.
Mineral primer: pirit dan markasit (FeS2),
sfalerit (ZnS) dll
2.
Garam-garaman: gipsum
3.
Atmosfir: SO2 udara
4.
Bahan organik: di daerah humit 45 – 75 % dari S total berupa
bahan organik
5.
Pupuk buatan: (NH4)2SO4
(ZA), K2SO4
Bentuk dalam tanah:
1.
S-organik: protein, asam amino
2.
S-anorganik: - SO42-
dalam larutan tanah
- mineral sulfida: FeS2
-
Pada tanah tergenang, SO42-
direduksi menjadi S2- sehingga dapat menurunkan ketersediaan S.
-
Pada daerah rawa-rawa banyak
ditemukan pirit. Bila rawa tsb
dikeringkan pirit akan teroksidasi menjadi H2SO4 yg
bersifat sangat masam dan disebut cat clay yg berbahaya bagi
tanaman.
S hilang dari tanah karena:
1.
Diambil oleh tanaman
2.
Tercuci oleh air hujan
3.
Penguapan (volatilization)
SO42- SO2 H2S
Unsur Mikro
Unsur mikro diperlukan tanaman dalam
jumlah sangat sedikit dan bila terdapat dalam jumlah berlebih dapat meracuni
tanaman
Bentuk yg diserap tanaman:
-
Yg diserap tanaman dalam bentuk kation:
Fe, Cu, Zn, Mn, dan Ni
-
Yg diserap tanaman dalam bentuk anion: B, Mo, dan Cl
Sumber dalam tanah:
1.
Mineral primer dalam bahan
induk tanah
2.
Bahan organik
Tanah-tanah yg kekurangan unsur mikro:
a.
Tanah pasir yg mengalami
pencucian lanjut
b.
Tanah organik (tanah gambut)
c.
Tanah dengan pH sangat tinggi
d.
Tanah yg ditanami intensif dan
hanya dipupuk unsur makro dalam jumlah banyak
Faktor utama yg menentukan ketersediaan
unsur mikro:
1.
pH tanah
* pada tanah sangat masam, Mo tidak
tersedia, tetapi unsur mikro lainnya mudah larut sehingga dapat meracuni
tanaman
* Pada
tanah alkalis, kebanyakan unsur mikro tidak tersedia kecuali Mo
* B tersedia pada pH 5 – 7
* Cl ketersediaanny tidak dipengaruhi pH
2.
Drainase tanah
* Fe dan Mn dalam keadaan reduksi (Fe2+
dan Mn2+) lebih mudah larut sehingga
lebih mudah tersedia.
* Dalam keadaan oksidasi (Fe3+ dan
Mn4+) sukar larut sehingga sukar diserap tanaman
3.
Jerapan liat dan reaksi kimia
* Unsur mikro yg berbentuk kation terdapat
dalam kompleks jerapan dan dalam larutan
tanah sehingga mudah diserap tanaman
* Pemupukan P yg berlebihan dapat mengendapkan
Zn
4.
Ikatan dengan bahan
organik: kompleks organik maupun kelat
* Kompleks organik = ikatan antara kation logam
dengan senyawa organik
* Kelat = ikatan antara kation logam dengan
senyawa organik dalam struktur
cincin.
* Adanya kompleks organik Cu dan Zn pada tanah
gambut menyebabkan keduanya
sukar tersedia.
* Pada tanah alkalis, kelat (Fe, Mn, Cu, dan
Zn) masih tetap mudah larut pada pH
tinggi sehingga pembentukan kelat dapat meningkatkan ketersediaan unsur tsb.
* Pada tanah masam, pembentukan kelat dapat
menurunkan kadar kation (Fe, Mn, Cu, dan
Zn) dalam larutan tanah sehingga dapat menurunkan bahaya keracunan
unsur tsb.
D.
Evaluasi Kesuburan Tanah
Kekurangan unsur hara dalam tanah dapat
diketahui dengan beberapa metode:
1.
Gejala defisiensi hara
- Tanaman yg kekurangan unsur hara
memperlihatkan gejala pertumbuhan tertentu.
- Dengan mengamati gejala yg muncul (terutama
pada daun) jenis unsur hara yg
defisien dapat ditentukan.
- Metode ini mudah dilaksanakan di lapangan
2.
Uji biologi (biological test)
- Merupakan teknik ekstraksi hara yg tersedia
dalam tanah oleh tanaman tingkat tinggi
ataupun mikroorganisme.
- Meliputi: a.
Percobaan lapangan,
b. Percobaan Pot di rumah kaca,
c. Metode mikrobiologi
-
Percobaan lapangan, dgn berbagai jenis dan dosis pupuk dapat untuk mengetahui
unsur hara yg defisien.
- Dalam percobaan pot, contoh tanah diambil
dari daerah yg diteliti, lalu dimasukkan
ke dalam pot dan diberi pupuk menurut jenis dan jumlah yg direncanakan lalu ditanami dgn tan
tertentu. Dari pertumbuhan atau produksi tan dapat diketahui
defisiensi akan unsur hara pada tanah tsb.
- Dalam metode mikrobiologi, mikroorganisme
seperti Azotobacter, Aspergillus
niger dll. digunakan sebagai
indikator ketersediaan unsur P, K,
dan Ca.
3. Uji
tanah/Analisis tanah
- Merupakan metode kimia (chemical essay)
untuk menilai kemampuan tanah memasok
hara.
- Contoh tanah diambil dari lapangan, lalu
dianalisis kadar haranya di laboratorium. Dengan membandingkan kadar hara dalam tanah
dengan kebutuhan masing-masing
tanaman dapat diketahui tingkat ketersediaan haranya
(apakah rendah, sedang, atau tinggi).
4.
Analisis tanaman
- Dengan mengambil contoh tanaman (biasanya
daun) dan menganalisisnya di laboratorium
tingkat kekurangan unsur hara dapat diketahui.
- Pengambilan contoh tanaman dilakukan sesuai
dengan prosedur standar dan hasil
analisis kadar hara dibandingkan dengan kriteria dalam buku.
VII.
PUPUK DAN PEMUPUKAN
1.
Pupuk
Sempit
Bahan
organik atau anorganik yang diberikan pada tanaman
Luas :
Bahan
untuk diberikan pada tanaman baik langsung maupun tidak langsung guna mendorong
pertumbuhan tanaman, meningkatkan produksi dan kualitasnya akibat perbaikan
nutrisi tanaman
2. Pemupukan:
Penambahan
pupuk pada tanaman atau tanah dan substrat lainnya
Dalam arti luas:
pemupukan juga termasuk penambahan
bahan-bahan lain yang dapat memperbaiki sifat-sifat tanah (fisik, kimia,
biologi tanah).
Misalnya: pemberian pasir pada tanah
liat, penambahan tanah mineral pada Tanah organik, pengapuran dsb disebut
Ameliorasi (pembenah tanah)
3.
Mengapa memupuk
-
Kehilangan hara : pencucian, erosi,
penguapan
immobilisasi dsb
-
Pengangkutan akibat panen
Masalah
Dasar Dalam Pemupukan
Dalam
pertanian Modern Pemupukan diperlukan, namun dalam Penggunaan pupuk tidak mudah
karena menyangkut efisiensi dan penghematan
1.
Jenis pupuk harus sesuai
2.
Perimbangan unsur hara tepat
3.
Tepat dosis, cara dan waktu
4.
Harga pupuk makin mahal
Produksi
tinggi hanya diperoleh apabila faktor tumbuh secara menyeluruh berada pada keadaan
optimal.
Masalah
Pelaksanaan pemupukan di Indonesia
•
Bersifat tradisional
•
Tidak lengkap N, P, K
•
Bila lengkap N, P, K unsur lain
dilupakan
•
Dosis, cara dan waktu tidak tepat
•
Kesulitan mendapatkan pupuk
•
Pupuk mahal, dosis kurang
•
Mengabaikan sifat tanah
•
Mengabaikan faktor iklim
•
Proteksi tanaman tidak dilakukan
Klasifikasi
Pupuk
. Atas
dasar asal : 1. alam; 2 buatan/pabrik
. Atas
dasar sumber : 1. pertanian; 2. dagang
. Atas
Dasar Sifat Kerja : 1. Langsung; 2 Tidak Langsung
. Atas
dasar kelarutan : 1. cepat larut; 2 lambat larut
. Atas
dasar Tipe Senyawa Kimia :
1)
Organik; 2) Anorganik/mineral
Atas Dasar Jumlah Unsur Hara : 1. tunggal; 2
majemuk
Atas
dasar jumlah kebutuhan tanaman : 1. makro; 2. mikro
h.
Atas Dasar Undang-undang Pupuk
a.
Pupuk Mineral hara tunggal
b.
Pupuk mineral hara majemuk
c.
Pupuk organik dan organik-mineral
d.
Pupuk mengandung hara mikro
Atas
Dasar Pandangan Agrokimia
.
Pupuk Mineral
1.
Pupuk mineral penyedia unsur hara : a. Pupuk makro; b. pupuk mikro; c. pupuk makro-mikro; d. pupuk
mineral lain yang penting bagi manusia
dan hewan
Pupuk
Mineral memperbaiki tanah : a. memperbaiki reaksi tanah; b. memperbaiki struktur tanah; c.
melawan kelebihan racun; d. pupuk lain
.
Pupuk Organik
1.
Pupuk Organik Usaha Tani; 2. Pupuk organik Dagang; 3. Pupuk Dagang
organik-mineral; d. pupuk active agent
.
Pupuk-pupuk lain : CO2, sinar matahari
SIFAT-SIFAT
UMUM PUPUK
.
Pupuk Buatan
1.
Kadar Unsur : dinyatakan dlm % unsur atau oksida :
% N, %P2O5,
% K2O
Higroskopisitas:
mudah/tidaknya menyerap air
. Kelarutan :
a.
Larut air : SP36, TSP, DAP
b.
Larut asam lemah (contoh asam sitrat): FA, Rhenania
c.
Larut asam keras (fosfat alam)
.
Reaksi fisiologis:
a.
Ekivalen kemasaman à Equivalent acidity (EA)
b.
Ekivalen kebasaan à Equivalent basicity
(EB)
. Kecepatan kerja: pupuk yang cepat, sedang, dan lambat
pengaruhnya
6.
Indeks garam (Salt index):
Kenaikan tek. Osmotik 100 g pupuk
Salt Indeks=
-------------------------------------------------- x 100 %
kenaikan tek. Osmotik krn 100g NaNO3
-
Masing-masing pupuk mempunyai salt
indek dan diperhitungkan
karena untuk menghindari Salt Injury, yaitu terjadinya
plasmolisis
akar
Besarnya
Salt Indeks:
1. Per
satuan unsur hara
2. Per
dosis pupuk
Contoh
: kebutuhan hara 50 kg N/ha Urea atau ZA
?
Urea
100/46
x 50 = 107 SI = 75.4
SI/dosis
= 107/100 x 75.4 = 80.7
ZA
100/21.2
x 50 = 236 kg SI = 68.96
SI/dosis
= 236/100 x 68.96 = 162.7
Kesimpulan
: pilih urea
2.
Pupuk Organik
Pupuk kandang adalah kotoran padat dan kotoran cair beserta hamparan dan sisa
pakan dari hewan peliharaan.
Secara umum setiap ton pupuk kandang
mengandung 5 kg N, 3 kg P2O5, dan 5 kg K2O.
Pupuk Hijau dapat diartikan sebagai
hijauan tumbuhan atau sisa-sisa tanaman yang ditambahkan langsung ke dalam
tanah untuk memperbaiki kesuburan tanah tersebut.
Umumnya berupa tanaman Leguminosa
Kompos adalah bahan organik yang dibusukkan
pada tempat dan kondisi yang diatur hingga dihasilkan nisbah C/N yang rendah.
Bahan untuk kompos: Sampah, sisa-sisa
tanaman, dsb
Kelebihan dan kekurangan menggunakan
pupuk organik
1.
Kelebihan
memperbaiki struktur tanah,
meningkatkan kapasitas tukar kation,
meningkatkan WHC
meningkatkan kegiatan biologi tanah, meningkatkan ketersediaan unsur mikro, tidak menimbulkan polusi lingkungan
.
Kekurangan
Kebutuhan banyak. Dosis tepat susah,
kesulitan pengangkutan, dapat jadi
sarang hama dan penyakit
Pupuk
Organik Buatan
-
Yang dibuat dengan teknologi
tinggi, yang bersifat organik
tetapi dengan bentuk fisik dan
cara kerja seperti pupuk
anorganik.
- Tidak mencemari lingkungan à Konsep Organic Farming
DASAR-DASAR
PEMUPUKAN
Program
Pemupukan yang baik adalah :
Mensuplai sejumlah hara yang diperlukan
tanaman, agar keuntungan yang diperoleh maksimum. Pupuk diberikan agar kesuburan tanah tidak
menjadi faktor pembatas.
Beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam
pemilihan dan penempatan pupuk:
(1)
Karakteristik tanaman
(2)
Sifat-sifat tanah (jenis tanah yang akan dipupuk)
(3)
Jenis pupuk yang digunakan
(4)
Dosis (jumlah) pupuk
(5) Waktu pemupukan
(6) Cara pemupukan
1. Karakteristik Tanaman:
(a)
Penggunaan unsur hara oleh tanaman
(b)
Sifat-sifat akar
2.
Jenis Tanah
(a)
Kandungan hara tanah berbeda
(b)
Sifat-sifat tanah hubungannya dengan
ketersediaan
hara dan fiksasi
3.
Jenis pupuk yang digunakan
(a)
Behubungan dengan sifat-sifat pupuk
yang
digunakan
4. Waktu Pemupukan
(a)
Berhubungan dengan sifat –sifat pupuk Contoh: Cara bekerjanya pupuk ada yang
lambat (sebelum tanam) dan cepat
(saat tanam
atau displit)
(a)
berhubungan dengan sifat tanah (kapasitas
fiksasi)
(a)
Berhubungan dengan iklim (curah
hujan dan temperatur)
5. Cara Penempatan Pupuk
Penempatan
Pupuk Padat
- Sebar (Broadcast dan Topdress)
- Baris (side band, side dress,
in the row)
- Pop up
B. Pemberian Pupuk Cair dan Gas
- Injection
- Fertigation
C. Folliar Application
Banding
Placing a band of fertilizer about 2
inches to the sides & about 2 inches below seed depth.
Do NOT place below seeds because
fertilizer will burn roots.
Sidedressing
Placing a band of fertilizer near the
soil surface and to the sides after seedlings emerge from the soil
Foliar Spraying
Spraying micronutrients
in a solution directly on
the plant leaves.
Used to quickly correct nutrient
deficiencies, but….
If fertilizer concentration is too
high, leaf burning will
occur.
PENEMPATAN PUPUK, merupakan hal yang
Penting. Ada 3
alasan penting :
1. Efisiensi penggunaan hara
2. Mencegah kerusakan (salt injury) saat perkecambahan
3. Kemudahan pemberian. Metode
penempatan pupuk
harus disesuaikan dg tenaga kerja, biaya, dan waktu
CONTOH-CONTOH PUPUK
PUPUK N
-
UREA
•
Berbentuk kristal,Berupa butir-butir berwarna
putih.
•
Rumus kimia: CO(NH2)2
•
Kadar N : 45 – 46 %
•
Reaksi Fisiologis: agak masam
•
Mudah larut dalam air dan bekerjanya cepat.
PUPUK P
DOUBLE SUPERPHOSPHATE (DSP)
•
Rumus Kimia: Ca(H2PO4)2
•
Kadar P2O5 : 36
– 38 %
•
Berbentuk bubuk kasar atau butir-butir kecil
•
Berwarna putih kotor atau abu-abu, atau coklat
muda
•
Larut dalam air dan bekerjanya lambat.
TRIPLE SUPERPHOSPHATE (TSP)
Rumus Kimia: Ca(H2PO4)2
Bentuk: Butir-butir Berwarna Abu-abu
Larut Dalam Air dan Bekerja
Perlahan-lahan.
PUPUK KALIUM
- KALIUM SULFAT (ZK)
Rumus Kimia K2SO4
Kadar K2O = 50 – 53 %, dan S =
17 %
Kadar Cl tidak boleh lebih dari 3 %
Berupa tepung putih yang larut dalam air
Reaksi fisiologis: Masam lemah
Bekerjanya sedang, dapat digunakan untuk
pemupukan
awal sesudah tanam
- KALIUM KLORIDA (KCl)
Rumus Kimia KCl
Kadar
K2O 52 – 60 %
Reaksi Fisiologis Masam lemah
PUPUK MAJEMUK
•
Kandungan hara dalam pupuk majemuk
dinyatakan
dalam tiga angka, berturut-turut menunjukkan
kadar N, P2O5, dan K2O.
•
Contoh Pupuk Majemuk 15-25-10,
menunjukkan bahwa setiap 100 kg pupuk
mengandung 15 kg N, 25 kg P2O5,
dan 10 kg K2O.
RUSTIKA YELLOW (15 : 15 : 15)
* Mengandung 15 % N, 15 % P2O5, dan
15 % K20,
Disamping itu juga mengandung Mg O.5 %, dan
unsur mikro seperti B, Cu, dan Zn.
•
Berupa butir-butir halus berwarna kuning
•
Bekerja sedang
•
Reaksi sedang sampai agak asam
PHONSKA
- Pupuk
yang diproduksi oleh PT PETROKIMIA
GRESIK
-
Kandungan haranya N = 15 %, P2O5 = 15 %, DAN K2O
= 15 %
-
Mengandung hara S
PUPUK DAUN
-
Pupuk anorganik yang cara
pemberiannya dengan cara
penyemprotan ke daun
-
Umumnya untuk hara mikro, atau hara makro
dengan
konsentrasi yang rendah
Contoh-contoh: GANDASIL B, GROWMORE 32:10:10, Hiponex Biru,
Metalik dsb.
PUPUK ORGANIK BUATAN
-
Banyak yang dibuat dalam bentuk
cair,
-
ada yang dapat memperbaiki sifat fisik, kimia,
dan biologi
tanah
-
Contoh: Biofert Plus, Asri Kascing, Agro King
2000 dsb.
§ Contoh Perhitungan
§ Untuk mendapatkan produksi jagung 8 ton/ha diperlukan 100 kg N, 45 kg
P2O5, 100 kg K2O per Ha. Pupuk yang tersedia
urea (45%N), SP-18 (18% P2O5), dan KCl ( 50% K2O)
Pertanyaan:
1.
Berapa pupuk Urea, SP 18, dan
KCl yang dibutuhkan?
2.
Bila yang tersedia pupuk
majemuk 20-0-10, dan SP18 serta KCl, berapa pupuk majemuk yang diperlukan dan
berapa pupuk lain harus ditambahkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut di atas.
§ Jawab:
§ 1. Pupuk urea, SP 18, dan
KCl yang dibutuhkan:
§ Urea = 100/45 x 100 = 222
kg
§ SP-18= 100/18 x 45 = 250
kg
§ KCl = 100/50 x 100= 200
kg
§ 2. Untuk memenuhi 100 kg N
maka pupuk majemuk 20-0-10 yang
§ dibutuhkan= 100/20 x 100
= 500 kg
§ - dalam 500 kg pupuk
majemuk terdapat
§ - K2O = 10/100 x 500= 50 kg (masih
kekurangan 50 kg K2O)
§ maka kekurangan 50 kg K2O harus ditambah dari KCl yaitu
§ KCl = 100/50 x 50 = 100
kg
§ - P2O5 dipenuhi dari SP
18 = 100/18 x 45 = 250 kg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar