MANAJEMEN SUMBER DAYA
MANUSIA
Pentingnya Sumber Daya Manusia
1.
Bagian
yang penting dari fungsi organisasi dalam manajemen
Ø Selecting, training, and
evaluating the work force
2.
Sebagai
alat strategi yang penting
Ø MSDM membantu pembentukan
keunggulan bersaing sebuah organisasi secara terus menerus.
3.
Menambah
nilai perusahaan
v
Praktik
kerja berkinerja tinggi dapat menghasilkan kinerja individu dan organisasi yang
tinggi
Praktik
Kerja Berkinerja Tinggi
•
Tim
kerja yg mengarahkan diri sendiri
•
Rotasi
jabatan
•
Pelatihan
keterampilan yang tinggi tingkatannya
•
Problem-solving
groups
•
Total
quality management procedures and processes
•
Mendorong
perilaku yang inovatif dan kreatif
•
Pelatihan
dan keterlibatan karyawan secara luas
•
Pelaksanaan
saran karyawan
•
Penentuan
upah berdasarkan kinerja
•
Pelatihan
dan pembinaan
•
Banyak
berbagi informasi
•
Menggunakan
survai sikap karyawan
•
Cross-functional
integration
•
Prosedur
perekrutan dan seleksi karyawan yang menyeluruh
Proses MSDM
•
Fungsi Proses MSDM
Ø Menjamin karyawan yang kompeten
dapat diidentifikasi dan dipilih.
Ø Memberikan karyawan pengetahuan
dan keahlian yang up to date dalam mengerjakan pekerjaan mereka.
Ø Menjamin perusahaan mempertahankan
karyawan yang kompeten dan berkinerja tinggi yang mampu berkinerja tinggi
secara terus menerus.
Faktor
lingkungan yang mempengaruhi MSDM
•
Serikat
buruh
Ø Organisasi yang mewakili para
pekerja dan berusaha melindungi kepentingan mereka melalui tawar-menawar
kolektif
•
Perjanjian
tawar menawar kolektif
Ø Perjanjian kontrak antara
perusahaan dan serikat yang terpilih untuk mewakili tawar menawar karyawan
dengan tawar menawar perusahaan dalam hal:
Upah,jam, kondisi pekerjaan
•
Affirmative
Action
Ø Persyaratan yang mengakibatkan
organisasi menjadi proaktif untuk menjamin partisipasi penuh dari kelompok yang
dilindungi dalam kelompok kerja.
•
Laws
and Regulations
Ø Kebijaksanaan manajer terbatas
dalam memilih siapa yang mereka pekerjakan, promosi dan pemecatan karyawan.
Memanajemen SDM
•
Perencanaan SDM
Ø Proses yang dilakukan para manager
untuk menjamin bahwa mereka memiliki jumlah dan jenis orang yang tepat di
tempat yang tepat, dan waktu yang tepat yang mampu menyelesaikan pekerjaan
secara efektif dan efisien.
Ø Membantu menghindari kekurangan
dan kelebihan penempatan karyawan.
Ø Steps in HR planning:
v Menilai SDM yang ada sekarang
v Menilai kebutuhan SDM dimasa depan
v Membangun program untuk memenuhi
kebutuhan masa depan tsb
Current
Assessment
•
Human
Resource Inventory
Ø Sebuah kajian mengenai status SDM
organisasi yang ada sekarang
Ø Job Analysis
v An assessment that defines a job
and the behaviors necessary to perform the job
–
Knowledge,
skills, and abilities (KSAs)
v Analisis jabatan dapat diperoleh
dengan secara langsung mengawasi individu melakukan pekerjaan, mewawancarai
karyawan secara individu/kelompok, kumpulan catatan harian karyawan,
identifikasi pekerjaan tertentu dari para manager.
Ø Job Description
v Sebuah pernyataan tertulis yang
menyatakan apa yang harus dikerjakan pekerja, bagaimana mengerjakannya, dan
mengapa dikerjakan.
Ø Job
Specification
v Sebuah pernyataan tertulis
mengenai kualifikasi minimum yang dimiliki seseorang untuk menjalankan
pekerjaan dengan sukses
Sumber-sumber
utama bakal calon karyawan
Sumber Kelebihan
Kelemahan
|
Internet Menjangkau lebih banyak orang; Menghasilkan banyak
dapat segera memperoleh
feedback. Kandidat yang tidak meme-
nuhi kualifikasi.
Rujukan Pengetahuan organisasi yg diberi- Mungkin tidak menambah
karyawan kan oleh karyawan sekarang keragaman dan bauran
dapat menghasilkan
kandidat karyawan.
yang kuat karena rujukan
yang
baik akan mencerminkan si
perujuknya.
Web site distribusi luas, dapat membidik Menghasilkan banyak
Persh kelompok khusus. Kandidat yang
tidak meme-
nuhi
kualifikasi.
|
Recruitment
and Decruitment
•
Recruitment
Ø Proses mencari, mengidentifikasi,
dan menarik calon yang berkemampuan untuk sebuah organisasi.
•
Decruitment
Ø Proses untuk mengurangi kelebihan karyawan
yang bekerja pada sebuah organisasi.
•
E-recruiting
Ø Recruitment of employees through
the Internet
v Organizational web sites
v Online recruiters
Decruitment
Options
Pilihan
Deskripsi
|
Memecat. Penghentian secara paksa yang
permanen.
Pemberhentian Penghentian paksa
sementara, mungkin beberapa hari/
Sementara. diperpanjang sampai
bertahun-tahun.
Membiarkan Tidak mengisi lowongan2
yg timbul krn pengunduran diri
Lowong. secara
sukarela/pensiun.
Mengurangi Memindahkan karyawan
ke samping/kebawah, Umumnya
jam kerja
mingguan. Tidak mengurangi
biaya tetapi dapat mengurangi ketidak-
seimbangan penawaran-permintaan didalam organisasi.
Pensiun
dini. Memberi
rangsangan kepada karyawan yg lebih tua dan
lebih senior untuk pensiun sebelum tgl pensiun normalnya.
Berbagi
pekerjaan Menyuruh para
karyawan berbagi satu kedudukan paruh
waktu.
|
Seleksi
•
Selection
Process
Ø Proses penyaringan pelamar kerja
untuk memastikan bahwa kandidat yang paling layak yang akan dipekerjakan.
•
Selection
Ø Sebuah latihan dalam memprediksi
kandidat, jika dipekerjakan, akan atau tidak akan berhasil dalam kinerja yang
baik menurut kriteria organisasi yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja.
Ø Selection errors:
v Kesalahan menolak untuk kandidat
yang berpotensi berhasil
v Kesalahan menerima untuk kandidat
yang ternyata kinerjanya buruk.
Validity
and Reliability
•
Validity
(kesahihan)
Ø Hubungan yang dapat membuktikan
antara perangkat seleksi dan sejumlah kriteria yang relevan untuk kinerja yang
baik dalam sebuah organisasi.
v Skor ujian tinggi disamakan dengan
kinerja yang tinggi;nilai yang rendah untuk kinerja yang buruk
•
Reliability
(keandalan)
Ø Menunjukkan apakah perangkat
tersebut mengukur hal yang sama secara konsisten.
v Skor tes individu diperoleh dengan
perangkat seleksi yang konsisten untuk beberapa uji tes.
Tipe
alat seleksi
•
Formulir
aplikasi
•
Test
tertulis
•
Tes
simulasi kerja
•
wawancara
•
Penyelidikan
latar belakang
•
Pemeriksaan
fisik
Tes Tertulis
•
Types
of Tests
Ø Uji kecerdasan
Ø bakat: dapatkah anda mempelajari
pekerjaan ini?
Ø Sikap: how do you feel about it?
Ø Kemampuan: can you do it?
Ø Minat: do you want to do it?
•
Tantangan
hukum terhadap tes ini
Ø Tes tidak terkait dengan
persyaratan pekerjaan
Ø Perbedaan dalam kesempatan
karyawan yang sama berlawanan dengan jumlah kelompok yang dilindungi
Uji
simulasi kinerja
•
Test
untuk menguji kemampuan kandidat untuk menunjukkan perilaku pekerjaan secara
nyata, mempergunakan keahlian yang dibutuhkan dan memperlihatkan pengetahuan
spesifik mengenai pekerjaan.
Ø Work sampling
v Menunjukkan kepada pelamar untuk
mengaktualisasikan suatu pekerjaan atau membuat tugas yang menjadi pusat
kesuksesan dalam kinerja pekerjaan.
Ø Assessment centers
v Fasilitas yang diberikan didalam
kandidat menjalankan pekerjaan untuk dievaluasi oleh manager yang berpotensi
Other
Selection Approaches
•
Wawancara
Ø Wawancara untuk mengevaluasi
kandidat mengenai bagaimana mereka dapat memainkan perannya didalam skenario.
•
Background
Investigations
Ø Verification of application data
Ø Reference checks:
v Kurang valid karena referensi
pelamar cenderung secara universal positif.
•
Physical
Examinations
Ø Berguna untuk pekerjaan yang
mempunyai persyaratan fisik tertentu.
Saran
dalam wawancara
1.
Strukturlah serangkaian pertanyaan yang tetap bagi
semua pelamar.
2.
Carilah informasi yang rinci mengenai pekerjaan
dimana para pelamar diwawancara.
3.
Minimalkan setiap pengetahuan terdahulu mengenai
latar belakang, pengalaman, minat, hasil uji. Atau ciri-ciri lain para pelamar.
4.
Ajukanlah sejumlah pertanyaan mengenai perilaku yang
meminta para pelamar untuk memberi kisah rinci tentang perilaku kerja
sesungguhnya.
5.
Gunakan formulir evaluasi yang terstandarisasi.
6.
Buatlah catatan selama wawancara.
7.
Hindari wawancara singkat yang mendorong pembuatan
keputusan dini.
Orientasi
•
Pengenalan
karyawan baru mengenai organisasi.
Ø Work-unit orientation
v Familiarizes new employee with
work-unit goals
v Clarifies how his or her job
contributes to unit goals
v Introduces he or she to his or her
coworkers
Ø Organization orientation
v Informs new employee about the
organization’s objectives, history, philosophy, procedures, and rules.
v Includes a tour of the entire
facility
Types
of Training
•
Interpersonal
skills
•
Technical
•
Business
•
Mandatory
•
Performance
management
•
Problem
solving/Decision making
•
Personal
Employee
Training Methods
•
Traditional Training Methods
Ø On-the-job
Ø Job
rotation
Ø Mentoring
and coaching
Ø Experiential
exercises
Ø Workbooks/manuals
Ø Classroom
lectures
•
Technology-Based Training Methods
Ø CD-ROM/DVD/Videotapes/
Audiotapes
Ø Videoconferencing/teleconferencing/Satellite
TV
Ø E-learning
or other interactive modules.
Manajemen
Kinerja Karyawan
•
Performance
Management System
Ø Proses penetapan standar kinerja
dan penilaian kinerja karyawan untuk menghasilkan keputusan SDM yang objektif
dan memberikan dokumentasi untuk mendukung keputusan tsb.
Metode
Penilaian Kinerja
•
Essay
tertulis
•
Insiden
kritis
•
Skala
pemeringkat grafis
•
Skala
pemeringkat berdasarkan perilaku (Behaviorally anchored rating scales (BARS))
•
Perbandingan
banyak orang
•
Management
By Objectives (MBO)
•
360
Degree feedback
Kompensasi
dan Tunjangan
•
Benefits
of a Fair, Effective, and Appropriate Compensation System
Ø Helps attract and retain
high-performance employees
Ø Impacts on the strategic
performance of the firm
•
Types
of Compensation
Ø Base wage or salary
Ø Wage and salary add-ons
Ø Incentive payments
Ø Skill-based pay
10
Faktor pekerjaan terpenting bagi lulusan PT
1.
Menikmati apa yang mereka kerjakan
2.
Peluang menggunakan keterampilan dan kemampuan
3.
Peluang pengembangan pribadi
4.
Merasa bahwa apa yang mereka kerjakan bermakna
5.
Tunjangan
6.
Pengakuan atas kinerja yang bagus
7.
Rekan kerja yang bersahabat
8.
Tempat pekerjaan
9.
Banyak uang
10.
Bekerja dalam tim
MANAJEMEN PERUBAHAN DAN INOVASI
Apakah
Perubahan itu?
•
Perubahan
Organisasi
Ø Setiap perubahan yang terkait
dengan orang, struktur, atau teknologi dalam organisasi.
•
Karakteristik-karakteristik
Perubahan
Ø Tetap bervariasi berdasarkan
tingkat maupun arahan.
Ø Menghasilkan ketidakpastian yang
tidak lengkap untuk diperkirakan.
Ø Menghasilkan ancaman dan peluang
sekaligus Menangani perubahan merupakan bagian integral pekerjaan setiap
manajer.
Kekuatan-kekuatan
Perubahan
•
Kekuatan Eksternal
Ø Pangsa
pasar
Ø Undang-undang
dan Peraturan pemerintah
Ø Teknologi
Ø Pasar
tenaga kerja
Ø Perubahan
Ekonom
•
Kekuatan Internal
Ø Perubahan
strategi organisasi
Ø Perubahan
angkatan kerja
Ø Peralatan
baru
Ø Sikap-sikap
karyawan
Manajer
sebagi Agen Perubahan
•
Agen
Perubahan
Ø Orang yang bertindak sebagai
katalisator dan bertanggung jawab mengelola proses perubahan tersebut.
•
Tipe-tipe
Agen Perubahan
Ø Manajer: internal entrepreneurs
Ø Bukan manajer: spesialis perubahan
Ø Konsultan luar: ahli di bidang
pelaksanaan perubahan
Pandangan
Proses Perubahan
•
Metafor
“Air yang Tenang”
Ø Menurut Lewin bahwa proses
perubahan sebagai jeda dalam keadaan seimbang organisasi itu
v Unfreezing/pencairan status quo
v Changing/berubah menjadi keadaan baru
v Refreezing/pembekuan kembali keadaan baru
•
Metafor
“Arus Jeram”
Ø Lingkungan yang tidak pasti dan
tidak dapat diprediksikan sehingga membutuhkan penyesuaian secara terus menerus
Jenis-jenis
Perubahan
•
Struktural
Ø Perubahan struktur organisasi atau
semua komponen-komponen struktural
•
Teknologi
Ø Modifikasi cara kerja yang
dilakukan atau metode dan peralatan yang digunakan
v Otomatisasi: menggantikan tugas
ttt yang dilakukan orang dengan mesin
v Komputerisasi
•
Workforce
Ø Perubahan sikap, pengharapan,
persepsi dan perilaku tenaga kerja
•
Pengembangan
Organisasi (OD)
Ø Teknik atau program untuk mengubah
orang dan sifat, serta mutu hubungan kerja antarpribadi.
Mengelola
Penolakan terhadap Perubahan
•
Mengapa
orang menolak perubahan?
Ø The ambiguity and uncertainty that
change introduces
Ø The comfort of old habits
Ø Rasa takut kehilangan sesuatu yang
telah dimiliki, status, uang, wewenang, persahabatan dan kenyamanan pribadi.
Ø Keyakinan bahwa perubahan itu
tidak menguntungkan/tidak sesuai dengan sasaran dan kepentingan terbaik
organisasi
Tindakan
Managerial untuk Mengurangi Penolakan terhadap Perubahan
•
Pendidikan dan Komunikasi
•
Partisipasi
•
Fasilitas dan Dukungan
•
Negosiasi
•
Manipulasi dan Ko-optasi
•
Paksaan
Persoalan-persoalan
dalam Mengelola Perubahan
•
Mengubah
Budaya Organisasi
Ø Cultures are naturally resistant
to change.
Ø Conditions that facilitate
cultural change:
v Terjadi krisis yang dramatis
v Pergantian pimpinan
v Organisasinya muda dan kecil
v Budaya organisasi lemah
Jalan
Menuju Perubahan Budaya
•
Melakukan analisis budaya untuk mengenali unsur
budaya memerlukan perubahan.
•
Menerangkan sejelas-jelasnya kepada para karyawan
bahwa kelangsungan hidup organisasi benar-benar terancam bila perubahan tidak
terjadi.
•
Menunjuk kepemimpinan baru yang memiliki visi baru.
•
Memprakarsai reorganisasi.
•
Memperkenalkan cerita dan ritual baru untuk
menyampaikan visi baru.
•
Mengubah proses pemilihan dan sosialisasi, serta
sistem evaluasi dan pemberian imbalan untuk mendukung nilai-nilai baru.
Persoalan-persoalan
dalam Mengelola Perubahan (lanjutan)
•
Menangani
Stres Para Karyawan
Ø Stress
v The physical and psychological
tension an individual feels when confronted with extraordinary demands,
constraints, or opportunities and their associated importance and
uncertainties.
v Functional Stress
–
Stress
that has a positive effect on performance.
Ø How Potential Stress Becomes
Actual Stress
v When there is uncertainty over the
outcome.
v When the outcome is important.
Penyebab Stres:
1. Faktor-faktor pribadi
2. Faktor-faktor yang terkait dengan pekerjaan.
Mengurangi Stres
Ø Seleksi kelayakan karyawan
Ø Mencocokan antara pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan karyawan dengan kebutuhan pekerjaan
Ø Tinjauan pekerjaan yang realistis
Ø Memperbaiki komunikasi organisasi
Ø Program perencanaan pengembangan
kinerja
Ø Perancangan ulang pekerjaan
Ø Menyediakan program konseling
Ø Manajemen perencanaan lembur
Ø Program sponsor untuk
kesejahteraan karyawan
Membuat
Perubahan Terjadi dengan Sukses
Ø Menjadi organisasi yang mampu
berubah
Ø Ciptakan kesederhanaan, buat pesan
yang menjelaskan mengapa perubahan diperlukan.
Ø Berkomunikasi dengan konsisten dan
jujur.
Ø Mendorong sebanyak mungkin
karyawan untuk berpartisipasi.
Ø Mendorong karyawan menjadi
fleksibel.
Ø Memindahkan mereka yang menolak
atau tidak mau berubah.
Characteristics
of Change-Capable Organizations
•
Menghubungkan masa kini dan masa depan
•
Menjadikan pembelajaran sebagai jalan hidup
•
Aktif mendukung dan mendorong perbaikan dan
perubahan dari hari ke hari
•
Memastikan Tim yang beragam.
•
Mendorong organisasi yang inkonvensional.
•
Buat terobosan
•
Integrasikan teknologi.
•
Membangun dan memperdalam kepercayaan.
Menstimulasi
Inovasi
•
Kreativitas
Ø Kemampuan menggabungkan ide-ide
dengan cara yang unik atau membuat
hubungan yang tidak biasa diantara ide-ide.
•
Inovasi
Ø Proses mencari ide yang kreatif
dan mengubahnya menjadi produk, jasa, atau metode kerja yang bermanfaat.
Creating
the “Right” Environment for Innovation
•
Variabel
Struktur
Ø Struktur organik
Ø Sumberdaya melimpah
Ø Komunikasi antar unit yang
intensif
Ø Meminimalkan tekanan waktu ekstrim
untuk menghasilkan kreativitas
Ø Memberikan dukungan nyata untuk
kreativitas
•
Variabel
Budaya
Ø Penerimaan ambiguitas
Ø Toleransi pada hal yang tidak
praktis
Ø Kendali eksternal yang rendah
Ø Toleransi terhadap risiko
Ø Toleransi terhadap konflik
Ø Memusatkan pikiran pada tujuan
akhir
Ø Memusatkan pikiran pada sistem
terbuka
Ø Memberikan umpan balik yang
positif
•
Variabel
Sumberdaya
Ø Komitmen yang tinggi pada
pelatihan dan pengembangan
Ø Keselamatan kerja yang tinggi
Ø Orang-orang yang kreatif.
DASAR PERILAKU
Memahami
Perilaku Individu
•
Perilaku Organisasi (PO)
Tindakan orang di tempat kerja
•
Fokus PO
1. Perilaku Individu
v Sikap, kepribadian, persepsi,
pembelajaran, dan motivasi
2. Perilaku Grup
v Norma, aturan, team building,
kepemimpinan, dan konflik
•
Tujuan
Menjelaskan,
memprediksi, mempengaruhi perilaku
Organisasi seperti
Gunung Es
Faktor
Psikologis yang Mempengaruhi Perilaku Karyawan
1.
Sikap
2.
Kepribadian
3.
Persepsi
4.
Pembelajaran
•
Produktifitas karyawan
•
Absensi
•
Perputaran
•
Organizational Citizenship
•
Kepuasan kerja
Faktor
Psikologis
1. Sikap
Pernyataan
evaluatif à suka maupun tidak suka à
terhadap suatu kejadian, objek, atau orang
Komponen Sikap
@Kognitif : keyakinan, opini, pengetahuan, atau informasi yang ada dalam diri
seseorang
@ Afektif : bagian emosi
atau perasaan dalam sikap
@ Perilaku : niat untuk berbuat suatu perilaku tertentu
sikap paling populer :
•
Kepuasan kerja
•
Keterlibatan kerja
•
Komitmen terhadap organisasi.
1.1. Kepuasan kerja
G
Kepuasan kerja dan produktivitas
Ø Individu à
produktifitas mengarah ke kepuasan kerja
Ø Organisasi à
memiliki tingkat kepuasan kerja tinggi akan
lebih efektif dibandingkan yang tidak
G
Kepuasan kerja dan ketidakhadiran
Kepuasan yang tinggi ditandai dengan
rendahnya angka ketidakhadiran
G
Kepuasan kerja dan perputaran
Kepuasan tinggi ditandai dengan tingkat
perputaran yang rendah
G Kepuasan kerja dan kepuasan konsumen
Ø Tingkat kepuasan kerja bagi
karyawan garis depan berhubungan dengan kepuasan konsumen dan loyalitas
Ø Tindakan untuk meningkatkan
kepuasan kerja bagi customer service workers:
v Mempekerjakan
karyawan yang bersahabat
v Memberikan
penghargaan kepada kinerja tinggi
v Menyediakan
iklim kerja yang positif
v Survey
sikap à mengetahui tingkat
kepuasan karyawan
1.2.
Keterlibatan Kerja
Derajat
dimana karyawan mengenal perkerjaannya, aktif di dalamnya,dan menganggap
kinerjanya juga penting untuk keuntungan dirinya sendiri
1.3.
Komitmen Organisasi
Ø Derajat dimana karyawan mengenal
tujuan organisasi dan berkeinginan untuk mempertahankan keanggotaannya di dalam
organisasi
Ø Menurunkan angka ketidakhadiran
dan perputaran
Teori
Disonansi Kognitif
Teori yang menjelaskan keterkaitan antara sikap & perilaku
•
Disonansi
Kognitif
Setiap
ketidaksamaan atau inkonsistensi antar sikap atau antara sikap dan perilaku
Intensitas
keinginan untuk mengurangi disonasi dipengaruhi :
v Tingkat kepentingan faktor-faktor
yang menyebabkan disonansi
v Derajat keyakinan individu bahwa
faktor penyebab itu dapat dikontrol
v Imbalan untuk mengurangi disonansi
2.
Kepribadian
Kombinasi
unik dari karakteristik psikologis (yang dapat diukur) yang mempengaruhi
bagaimana orang bereaksi dan berinteraksi dengan yang lain
Klasifikasi ciri-ciri kepribadian yang dikenal paling
luas :
1. Tipe Myer Briggs
2. Model kepribadian lima faktor
1.
Myers Briggs Type Indicator (MBTI)
Alat
penilaian kepribadian umum yang mengukur kepribadian orang
menggunakan
empat kategori :
v Interaksi Sosial: Extrovert atau
Introvert (E atau I)
v Kecenderungan mencari data: Sensing
atau INtuitive (S atau N)
v Kecenderungan mengambil keputusan:
Feeling atau Thinking (F atau T)
v Gaya Pengambilan keputusan: Perceptive
atau Judgmental (P atau J)
2.
Model Kepribadian “Lima Besar”
A. Ekstraversi
Supel,
pandai bicara, tegas
B. Kedapatsetujuan
Ramah,
kooperatif, dapat dipercaya
C. Ketelitian
Bertanggungjawab, andal, tekun, dan berorientasi prestasi
D. Stabilitas Emosional
Tenang ,
antusias, aman atau tegang, gugup, ketidaknyamanan
E. Keterbukaan terhadap pengalaman
Imajinatif,
peka terhadap seni, dan cerdas
Pemahaman
lain tentang kepribadian :
Locus
of control, Machiavelianisme,
Self esteem (Harga diri),Self monitoring dan Risk propensity
•
Tempat kendali (Locus of Control)
Ø Lokus eksternal : apa yang terjadi adalah karena
keberuntungan saja (efek eksternal yang tidak dapat dikontrol)
Ø Lokus internal: orang yang percaya bahwa mereka yang mengontrol nasib mereka sendiri
•
Machiavellianisme (Mach)
Ukuran
seberapa jauh orang bersikap pragmatis, mempertahankan jarak emosi, dan mencoba
untuk memperoleh dan memanipulasi kekuasaan
Self
Esteem
(Harga Diri)
Ø Kadar seseorang suka atau tidak
suka terhadap dirinya
Ø Harga diri tinggi
v Percaya diri dan yakin bisa
sukses.
v Berani mengambil resiko dan
pendekatan yang tidak konvensional.
v Lebih puas terhadap pekerjaannya
daripada orang yang rendah harga dirinya.
Ø Harga diri rendah
v Mudah dipengaruhi lingkungan
eksternal
v Bergantung kepada penilaian
positif dari orang lain.
v Lebih cenderung untuk selalu
menyesuaikan diri.
Self-Monitoring
Ø Kemampuan individu untuk
menyesuaikan perilakunya terhadap lingkungan eksternal dan faktor situasional
Ø High self-monitors:
v Sensitif terhadap lingkungan
eksternal dan dapat berperilaku berbeda dalam situasi yang berbeda pula
v Dapat menampilkan kepribadian
publik yang berlawanan dengan dirinya sehari-hari
Ø Low self-monitors
v Tidak meyesuaikan perilaku
terhadap situasi.
v Berperilaku konsisten di depan
publik dan di kehidupan pribadinya.
Risk
Propensity (Pengambilan resiko)
Ø Kecenderungan mengambil resiko.
Orang
yang berani mengambil resiko membutuhkan waktu dan informasi yang lebih sedikit
ketika mengambil keputusan daripada orang yang tidak berani mengambil resiko
Ø Efektifitas organisasi akan
maksimal ketika kecenderungan mengambil resiko sejalan dengan kebutuhan kerja
yang diberikan kepada manajer
Memahami
Perbedaan Kepribadian
Teori
kecocokan kepribadian-pekerjaan (Holland)
•
Kepuasan
kerja karyawan tergantung pada kompatibilitas antara pekerjaan dan kepribadian
karyawan
•
Poin
Kunci :
-
Ada
perbedaan dalam kepribadian
-
Ada
beragam tipe pekerjaan
-
Kepuasan
kerja berkaitan erat dengan kecocokan antara pekerjaan dengan kepribadian
individu
Tipologi Kepribadian Holland :
1.
Realistik
2.
Investigatif
3.
Sosial
4.
Konvensional
5.
Entrepreneur
6.
Artistik
3.
Persepsi
•
Proses
dimana individu memberikan makna terhadap lingkungannya dengan menginterpretasi
dan mengorganisir apa yang ditangkap oleh alat inderanya
•
Faktor
yang mempengaruhi persepsi:
Ø Karakteristik pribadi orang yang
berpersepsi— kepentingan, bias, dan harapan .
Ø Karakteristik si target — kesamaan
dan perbedaan
Ø Faktor konteks(situasional) —
tempat,lokasi
Teori
Atribusi
Ø Menjelaskan berbeda-bedanya cara
kita menilai orang, tergantung pada
makna yang kita berikan ke perilaku tertentu.
v Perilaku internal: dibawah kendali
individu
v Perilaku eksternal: tergantung
faktor eksternal
Ø Menentukan sumber perilaku:
v Kekhususan : perilaku berbeda di
situasi berbeda
v Konsensus: perilaku yang mirip
antar situasi
v Konsistensi: perilaku yang sama di
setiap situasi
4.
Pembelajaran
Perubahan
perilaku yang relatif permanen sebagai hasil dari pengalaman
v Hampir semua perilaku yang
kompleks adalah hasil pembelajaran
v Pembelajaran berlangsung kontinyu,
proses seumur hidup
v Prinsip pembelajaran dapat dipakai
untuk membentuk perilaku
Teori Pembelajaran:
v Operant
conditioning
v Pembelajaran
Sosial
1.
Operant Conditioning (B.F. Skinner)
Ø Perilaku merupakan fungsi dari
akibat dan dipelajari melalui pengalaman
Ø Operant behavior: perilaku sukarela atau
dipelajari
v Perilaku dipelajari melalui
pemberian imbalan terhadap perilaku itu
v Perilaku yang dihargai (dinilai positif) akan
cenderung dilakukan lagi
v Perilaku yang tidak disukai
(diacuhkan) akan cenderung tidak dilakukan lagi
2.
Pembelajaran Sosial
Individu
melakukan pembelajaran melalui observasi terhadap orang lain dan pengalamannya
langsung
Model
yang mempengaruhi pembelajaran:
ü Perhatian: atraktifitas dan kemiripan model perilaku
yang dipelajari
ü Penyimpanan : sejauh mana model perilaku itu
dapat diingat
ü Reproduksi motorik : kemampuan model itu untuk dibuat lagi olehnya (reproducibility)
ü Penguatan : imbalan yang diberikan ketika mengikuti
model perilaku tersebut
Membentuk
Perilaku
Ø Proses secara sistematis yang
menuntun tahap demi tahap dan mengarahkan seseorang ke bentuk perilaku yang
diinginkan
Ø Metode Pembentukan :
v Penguatan positif: Memberikan imbalan terhadap
perilaku
v Penguatan negatif: mencabut sesuatu yang tidak
menyenangkan jika perilaku itu ditampilkan
v Hukuman: menghukum perilaku yang tidak
diinginkan
v Penghilangan: menghilangkan penguatan terhadap
perilaku yang tidak diinginkan
MOTIVASI
Motivasi
Ø Kesediaan melakukan usaha tingkat
tinggi guna mencapai sasaran organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan usaha
tersebut memuaskan kebutuhan sejumlah individu
v Usaha: ukuran intensitas atau dorongan.
v Arah: kepada tujuan organisasi
v Butuh: alasan pribadi untuk meningkatkan
usaha
Ø Motivasi akan berhasil jika
kebutuhan individu sejalan dengan tujuan organisasi.
Kebutuhan
Ø Keadaan batin yang membuat
hasil-hasil tertentu tampak menarik.
Ø Kebutuhan yang tidak terpuaskan
menciptakan tensi yang dapat dikurangi dengan mengusahakan pemuasan kebutuhan
tersebut oleh individu .
Teori
Awal Motivasi
Ø Hierarki Kebutuhan Maslow
Ø Teori X danY McGregor
Ø Teori Motivasi Higienis Herzberg
Teori
Awal Motivasi
•
Teori
Hierarki Kebutuhan Maslow
Ø Kebutuhan dikategorikan kepada
lima tingkatan –dari yang terendah ke yang tertinggi.
v Individu harus memenuhi kebutuhan
yang lebih rendah dulu sebelum dapat memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.
v Kebutuhan yang sudah terpuaskan
tidak akan lagi memotivasi.
v Memotivasi seseorang berdasarkan
pada level mana ia berada di dalam hierarki.
Ø Hierarki Kebutuhan
v Rendah (internal): Fisiologis,
keamanan
v Tinggi (eksternal): sosial, harga
diri, aktualisasi diri
Teori
X dan Teori Y McGregor
Ø Teori X
v Asumsi bahwa karyawan tidak
menyukai pekerjaannya, malas, menghindari tanggung jawab, dan harus dipaksa
dalam bekerja.
Ø Teori Y
v Asumsi bahwa karyawan dapat
bertanggungjawab dan mengarahkan dirinya sendiri dalam bekerja.
Ø Motivasi akan maksimal dengan
pengambilan keputusan yang partisipatif, pekerjaan yang menarik, dan hubungan
kelompok yang baik.
Teori
Motivasi Higienis Herzberg
Ø Kepuasan dan Ketidakpuasan kerja
dipengaruhi beberapa faktor berbeda.
v Faktor Higienis: faktor ekstrinsik (lingkungan)
akan menciptakan ketidakpuasan kerja.
v Motivator: faktor intrinsik (psikologis)
akan menciptakan ketidakpuasan kerja.
Ø Mengapa kepuasan kerja tidak serta
merta meningkatkan kinerja?
v Lawan kata kepuasan bukanlah
ketidakpuasan, tetapi lebih kepada tidak ada kepuasan.
Teori
Kontemporer tentang Motivasi
•
Teori
Tiga Kebutuhan
•
Teori
Penentuan Sasaran
•
Teori
Penguatan
•
Merancang
pekerjaan yang memotivasi
•
Teori
Kesetaraan
•
Teori
Pengharapan
Motivasi
dan Kebutuhan
•
Teori
Tiga Kebutuhan
Ø Ada tiga kebutuhan utama yang
berperan sebagai motivasi dalam bekerja
Ø Need for achievement (nAch)
v Dorongan untuk sukses
Ø Need for power (nPow)
v Kekuatan untuk mempengaruhi perilaku
orang lain
Ø Need of affiliation (nAff)
v Keinginan untuk membina hubungan
interpersonal
Motivasi
dan Sasaran
•
Teori
Penentuan Sasaran
Ø Mengemukakan sasaran yang
diterima, spesifik, menantang, sekaligus dapat dicapai akan meningkatkan
kinerja dibandingkan dengan tidak mempunyai sasaran apapun.
•
Keuntungan
berpartisipasi dalam penentuan sasaran
Ø Meningkatkan penerimaan sasaran.
Ø Mengembangkan komitmen kepada
sasaran publik.
Ø Menghasilkan self-feedback (lokus
kontrol internal) yang mengarahkan perilaku serta memotivasi kinerja.
Motivasi
dan Perilaku
•
Teori
Penguatan
Ø Asumsi bahwa perilaku merupakan
fungsi dari konsekuensi-konsekuensinya.
v Penguatan Positif akan berdamapak
jangka panjang terhadap kinerja
v Mengabaikan perilaku yang tidak
diharapkan lebih baik daripada menghukum yang malah akan menambah perilaku
disfungsional.
Merancang
pekerjaan yang memotivasi
•
Rancangan
Kerja
Ø Cara beberapa tugas dikombinasi
untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan.
Ø Faktor yang mempengaruhi rancangan
kerja:
v Merubah lingkungan/struktur
organisasi
v Teknologi Organisasi
v Kemampuan dan keahlian karyawan
Ø Pemekaran kerja
v Meningkatkan jumlah tugas yang
dapat diselesaikan.
Ø Pengayaan pekerjaan
v Meningkatkan tanggung jawab dan
otonomi sebuah pekerjaan.
Job
Characteristics Model (JCM)
Ø Kerangka kerja konseptual untuk
merancang pekerjaan yang memotivasi dimana diciptakan pengalaman kerja yang
bermakna yang dapat memuaskan kebutuhan karyawan.
Ø Lima Karakteristik Pekerjaan:
v Keragaman keterampilan: Seberapa banyak tenaga terampil
yang dibutuhkan
v Identitas tugas: sejauh mana suatu tugas
berkontribusi terhadap kerja keseluruhan?
v Signifikansi tugas: seberapa penting pekerjaan itu?
v Otonomi: sejauh mana si pemegang pekerjaan
diberikan kebebasan ?
v Umpan balik: apakah karyawan tahu pekerjaan
mereka sudah benar apa belum?
Saran-saran
dalam menggunakan JCM
Ø Lebih banyak mengkombinasikan
tugas agar tercipta kinerja yang lebih efektif.
Ø Menciptakan unit kerja yang alami
agar karyawan merasa melakukan pekerjaan yang benar-benar penting.
Ø Membuat hubungan internal dan
eksternal untuk mendapatkan umpan balik.
Ø Lebih banyak memberikan otonomi
kepada karyawan.
Ø Saluran umpan balik yang terbuka.
Motivasi
dan Persepsi
•
Teori
Kesetaraan
Ø Karyawan membandingkan rasio
input-hasil pekerjaannya dengan rasio orang lain yang relevan kemudian
mengoreksi setiap ketidaksetaraan.
v Jika rasionya sama berarti teori
kesetaraan sudah dilaksanakan.
v Jika rasionya tidak sama akan
terjadi ketidaksetaraan dan seseorang akan merasa terlalu rendah atau terlalu
tinggi dalam kinerjanya.
v Jika ada ketidaksetaraan, karyawan
akan berusaha melakukan sesuatu untuk menyeimbangkannya (mencari keadilan)
Ø Respon karyawan terhadap
ketidaksetaraan:
v Mendistorsi rasio sendiri atau
rasio orang lain.
v Mendorong orang lain untuk
mengubah input atau hasil mereka.
v Mengubah input sendiri
(meningkatkan atau mengurangi usaha) atau hasil sendiri (mencari imbalan yang
lebih besar).
v Mencari orang pembanding yang
lain.
v Berhenti dari pekerjaannya.
Ø Karyawan peduli terhadap imbalan
organisasi baik yang absolut maupun yang relatif.
Ø Keadilan Distributif
v Keadilan dalam pemberian imbalan
diantara individu (contoh: siapa menerima apa).
•
Mempengaruhi
kepuasan karyawan.
Ø Distributif
v Keadilan dalam proses distribusi
imbalan (contoh:bagaimana yang akan membuat seseorang menerima apa).
•
Mempengaruhi
komitmen karyawan terhadap organisasi.
Motivasi,
Persepsi, dan Perilaku
•
Teori
Pengharapan
Ø Seorang individu cenderung
bertindak dengan cara tertentu berdasarkan pengharapan bahwa tindakan itu akan
diikuti oleh hasil tertentu dan mempunyai daya tarik hasil bagi orang itu.
Ø Kunci teori ini adalah memahami
dan mengelola tujuan karyawan dan keterkaitannya antara usaha, kinerja, dan
imbalan.
v Usaha: kemampuan karyawan dan
pengembangan/pelatihan
v Kinerja: sistem penilaian yang valid
v Imbalan (tujuan): memahami kebutuhan karyawan
•
Hubungan
Pengharapan
Ø Pengharapan (keterkaitan
usaha-kinerja)
v Kemungkinan yang dirasakan oleh
individu bahwa melakukan sejumlah usaha tertentu akan menghasilkan tingkat
kinerja tertentu.
Ø Instrumentalitas
v Tingkat sejauh mana individu
percaya bahwa bekerja pada tingkat
tertentu akan menjadi sarana untuk tercapainya hasil yang diinginkan.
Ø Valensi
v Tingkat kepentingan/atraktifitas
imbalan kinerja terhadap individu.
Persoalan
Terbaru di Bidang Motivasi
•
Tantangan
Lintas-Budaya
Ø Program motivasional lebih dapat
diterapkan pada tempat dimana individualisme dan kualitas hidup sudah
menjadi karakteristik budaya
v Penghindaran ketidakpastian dari
beberapa kebudayaan memutarbalikkan hierarki kebutuhan Maslow.
v Langkanya Need for achievement
(nAch) di beberapa budaya.
v Pandangan kolektifitas budaya
memandang imbalan sebagai sesuatu yang harus didistribusikan berdasarkan
kebutuhan individu bukan berdasarkan kinerja individunya.
•
Konsistensi
Lintas Budaya
Ø Pekerjaan yang menarik lebih
banyak disenangi, seiring dengan pertumbuhan, pencapaian, dan tanggung
jawabnya.
•
Memotivasi
Kelompok Kerja yang Unik
Ø Memotivasi keberagaman tenaga
kerja melalui fleksibilitas:
v Pria menginginkan otonomi lebih
dari yang diinginkan wanita.
v Wanita lebih menginginkan
kesempatan belajar, jam kerja yang fleksibel, dan hubungan interpersonal yang
baik.
•
Konsistensi
Lintas Budaya
Ø Pekerjaan yang menarik lebih
banyak disenangi, seiring dengan pertumbuhan, pencapaian, dan tanggung
jawabnya.
•
Memotivasi
Kelompok Kerja yang Unik
Ø Memotivasi keberagaman tenaga
kerja melalui fleksibilitas:
v Pria menginginkan otonomi lebih
dari yang diinginkan wanita.
v Wanita lebih menginginkan
kesempatan belajar, jam kerja yang fleksibel, dan hubungan interpersonal yang
baik.
•
Jadwal
Kerja yang Fleksibel
Ø Memadatkan Minggu kerja
v Lebih banyak jam kerja dalam
sehari, tapi lebih sedikit hari kerja dalam seminggu
Ø Jam kerja fleksibel (flextime)
v Jam kerja yang sudah spesifik
dalam satu minggu, tapi lebih beragam dalam alokasi waktu jam kedatangan,
pulang, makan siang dan istirahat.
Ø Pembagian Tugas
v Dua atau lebih individu membagi
pekerjaan.
Ø Telecommuting
v Karyawan kerja dari rumah melalui
jaringan komputer.
•
Memotivasi
Para Profesional
Ø Karakteristik para Profesional
v Komitmen jangka panjang yang kuat
terhadap lapangan kerjanya.
v Loyal kepada profesinya, bukan
kepada karyawan.
v Memiliki kebutuhan untuk meng-update
wawasannya secara reguler.
v Tidak menetapkan jam kerjanya
hanya dari pukul 08:00 sampai pukul 17:00
Ø Motivator bagi para profesional
v Tantangan kerja
v Dukungan organisasi terhadap
pekerjaannya
•
Memotivasi
karyawan sementara
Ø Kesempatan untuk menjadi karyawan
tetap
Ø Kesempatan mendapat pelatihan
Ø Kesetaraan dalam keuntungan dan
kompensasi
•
Memotivasi
Karyawan Berketrampilan rendah dan berupah Minimum
Ø Program penghargaan karyawan
Ø Memberikan pujian yang tulus
•
Merancang
Program penghargaan Yang Tepat
Ø Manajemen Buku Terbuka
v Laporan keuangan organisasi dibuka
dan disampaikan kepada karyawan.
Ø Program apresiasi terhadap
karyawan
v Memberikan perhatian pribadi dan
menunjukkan rasa ketertarikan, persetujuan, dan apresiasi terhadap kinerja.
Ø Program Upah Berdasar Kinerja
v Imbalan kepada karyawan
berdasarkan kinerja mereka :
•
Piece rates, wage incentives, profit-sharing, dan lump-sum bonuses
Ø Program Opsi Saham
v Menggunakan Instrumen keuangan
sebagai kompensasi yang memperbolehkan karyawan membeli saham perusahaan pada
harga yang ditetapkan secara khusus.
v Opsi akan berharga jika harga
saham naik diatas harga opsi tersebut; begitupun sebaliknya.
Dari
Teori Ke Praktek:
Saran
Dalam Memotivasi Karyawan
•
Mengenali perbedaan individu
•
Mencocokkan orang ke pekerjaan
•
Gunakan Tujuan
•
Pastikan bahwa tujuan itu dapat dicapai
•
Penghargaan Individu
•
Hubungkan penghargaan ke kinerja
•
Mengecek kesetaraan dalam sistem
•
Gunakan Pengenalan
•
Jangan abaikan faktor uang
KEPEMIMPINAN
Manajer
Vs Pemimpin
•
Manajer
-
Ditunjuk untuk posisinya.
-
Dapat mempengaruhi didasarkan pada wewenang formal
yang melekat pada posisinya.
-
Tidak memerlukan keterampilan dan kemampuan untuk
menjadi pemimpin.
•
Pemimpin
-
Ditunjuk atau muncul dari dalam kelompok kerja.
-
Dapat mempengaruhi orang lain untuk bekerja melebihi
tindakan yang diperintahkan oleh otoritas formal.
-
Tidak semua pemimpin dapat menjadi manajer karena
kemampuan mempengaruhi tidak menjamin kemampuan merencanakan, mengorganisasi,
dan mengendalikan.
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kelompok
menuju sasaran pencapaian.
Teori
Kepemimpinan Awal
•
Teori
Ciri (1920an-1930an)
Ø Penelitian berfokus
mengidentifikasi karakteristik pribadi yang membedakan pemimpin dari non
pemimpin.
Ø Penelitian lebih lanjut tentang
proses kepemimpinan mengidentifikasi 7 ciri yang diasosiasikan dengan
kepemimpinan yang berhasil:
v Mengarahkan, kehendak memimpin,
kejujuran dan integritas, kepercayaan diri, kecerdasan, pengetahuan yang
relevan dengan pekerjaan, dan ekstraversi..
•
Teori
Perilaku
Ø Studi Universitas Iowa (Kurt
Lewin)
v Teridentifikasi 3 gaya
kepemimpinan:
–
Gaya otokratik: wewenang terpusat, partisipasi rendah
–
Gaya demokratik: keterlibatan, partisipasi tinggi, umpan balik.
–
Gaya laissez faire: manajemen lepas tangan
v Temuan riset:
–
Tidak
ada gaya spesifik yang konsisten lebih baik untuk menghasilkan kinerja lebih
baik.
–
Karyawan
lebih puas berada dibawah pemimpin demokratis daripada pemimpin otokratis..
Ø Studi Ohio State
v Teridentifikasi dua dimensi
perilaku pemimpin
–
Membuat struktur: Peranan pemimpin dalam merumuskan perannya dan aturan bagi anggota
kelompok.
–
Pertimbangan: Rasa saling percaya dan penghargaan pemimpin kepada ide-ide dan
perasaan anggota kelompoknya.
v Temuan riset
–
Pemimpin
tinggi-tinggi, secara umum, tapi tidak selalu, mencapai kinerja tugas dan kepuasan yang tinggi.
–
Bukti
mengindikasikan bahwa faktor situasional muncul untuk memperkuat efektivitas
pengaruh kepemimpinan.
Ø Studi Universitas Michigan
v Teridentifikasi dua dimensi
perilaku pemimpin.
–
Orientasi karyawan: menekankan pada hubungan antarpribadi.
–
Orientasi produksi: Menekankan pada penyelesaian tugas.
v Temuan riset:
–
Pemimpin
yang berorientasi karyawan berhubungan kuat dengan produktivitas kelompok yang
tinggi dan kepuasan kerja yang tinggi.
Kisi
Managerial
Ø Menilai gaya kepemimpinan
menggunakan dua dimensi:
v Perhatian pada orang
v Perhatian pada produksi
Ø Menempatkan gaya manajerial dalam lima kategori:
v Manajemen yang memiskinkan
v Manajemen tugas
v Manajemen jalan tengah
v Manajemen country club
v Manajemen tim
Teori
Kontingensi Kepemimpinan
•
Model
Fiedler
Ø Menyatakan bahwa kinerja kelompok
dapat efektif tergantung pada kesesuaian antara gaya interaksi pemimpin dengan
pengikut dan tingkat dimana situasi memungkinkan pemimpin untuk mengendalikan
dan mempengaruhi.
Ø Asumsi:
v Gaya kepemimpinan tertentu
seharusnya efektif pada berbagai tipe situasi yang berbeda.
v Pemimpin tidak siap mengubah gaya
kepemimpinan.
–
Menyesuaikan
pemimpin dengan situasi atau mengubah situasi untuk menjadikannya cocok bagi
pemimpin.
•
Hersey
and Blanchard’s Situational Leadership Theory (SLT)
Ø Menyatakan bahwa kepemimpinan yang
sukses dicapai dengan memilih gaya kepemimpinan yang tepat sesuai dengan
tingkat kesiapan pengikutnya.
v Penerimaan: efektivitas kepemimpinan
tergantung pada penerimaan atau penolakan pengikut pada pemimpin.
v Kesiapan: Tingkat kemampuan dan kemauan
pengikut untuk memenuhi suatu tugas spesifik.
Ø Para pemimpin harus melepas
kendali yang berlebihan dan menghubungi pengikutnya agar mereka menjadi lebih
kompeten.
•
Model
Partisipasi Pemimpin (Vroom dan Yetton)
Ø Perilaku pemimpin harus
disesuaikan supaya dapat mencerminkan struktur tugasnya - yang bersifat rutin,
non rutin, atau diantara keduanya - berdasarkan serangkaian aturan untuk
menentukan bentuk dan jumlah partsipasi pengikutnya dalam pengambilan keputusan
sesuai situasi.
•
Kontingensi
Model Partsipasi Pemimpin:
Ø Signifikansi keputusan
Ø Kepentingan komitmen
Ø Keahlian pemimpin
Ø Kemungkinan komitmen
Ø Dukungan kelompok
Ø Keahlian kelompok
Ø Kompetensi tim
Gaya
kepemimpinan: Model Partisipasi Pemimpin Vroom
•
Memutuskan:
Pemimpin membuat keputusan sendiri dan mengumumkannya atau menjualnya ke
kelompok.
•
Berkonsultasi secara perorangan: Pemimpin mempresentasikan masalah kepada
anggota kelompok secara perorangan, memperoleh saran mereka, kemudian membuat
keputusan.
•
Berkonsultasi secara kelompok: Pemimpin mempresentasikan masalah kepada
anggota kelompok dalam pertemuan kelompok, memperoleh saran mereka, kemudian
membuat keputusan.
•
Memfasilitasi: Pemimpin mempresentasikan masalah kepada kelompok dalam pertemuan,
bertindak sebagai fasilitator, mendefinisikan masalah dan batasan dimana
keputusan harus dibuat.
•
Mendelegasikan: Pemimpin mengijinkan kelompok membuat keputusan dalam batasan yang
telah dirumuskan.
Pendekatan
Kepemimpinan Modern
•
Kepemimpinan
Transaksional
Ø Pemimpin yang memandu atau
memotivasi pengikutnya dalam arahan sasaran yang ditetapkan dengan memperjelas
peran dan persyaratan tugas.
•
Kepemimpinan
Transformasional
Ø Pemimpin yang menginspirasi
pengikutnya untuk bertindak melebihi kepentingan pribadi mereka demi kebaikan
organisasi.
Ø Pemimpin juga mampu memberi dampak
yang dalam dan luar biasa pada pengikutnya.
•
Kepemimpinan
Kharismatik
Ø Pemimpin yang antusias, percaya
diri yang kepribadian dan tindakannya mempengaruhi orang untuk berperilaku
dengan cara tertentu.
Ø Karakteristik pemimpin kharismatik
:
•
Memiliki
visi.
•
Mampu
mengartikulasikan visinya.
•
Mau
mengambil risiko untuk mencapai visinya.
•
Peka
terhadap lingkungan dan kebutuhan pengikutnya
•
Menunjukan
perilaku yang di luar kebiasaan.
•
Kepemimpinan
Visioner
Ø Pemimpin yang menciptakan
danmengartikulasikan visi masa depan yang menarik, realistik, dan kredibel yang
memprebaiki situasi saat ini.
Ø Kepemimpinan visioner memiliki
kemampuan:
•
Menjelaskan
visi kepada orang lain.
•
Menyatakan
visi tidak hanya secara verbal (dengan kata) namun melalui perilaku..
•
Memperluas
atau menerapkan visi dalam konteks kepemimpinan yang berbeda.
•
Karakteristik
Ø Memiliki kesabaran untuk berbagi
informasi
Ø Mampu mempercayai yang lain dan
memberi kewenangan
Ø Memahami ketika akan intervensi
•
Pekerjaan
Pemimpin Tim
Ø Mengelola batasan eksternal tim
Ø Memfasilitasi proses tim
•
Membina,
memfasilitasi, menangani masalah, mereview kinerja tim dan individu, melatih,
dan berkomunikasi
Isu
Kepemimpinan di Abad 21
1)
Mengelola Kekuasaan
2)
Mengembangkan Kredibilitas dan Kepercayaan
3)
Menyediakan Kepemimpinan Online
4)
Pemberdayaan Karyawan
5)
Kepemimpinan Lintas Budaya
6)
Kepemimpinan Pahlawan
Kepemimpinan
dapat menjadi tidak relevan
•
Substitusi
Kepemimpinan
Ø Karakteristik pengikut
v berpengalaman, terlatih,
berorientasi profesional, atau kebutuhan kemandirian
Ø Karakteristik pekerjaan
v Rutin, tidak ambigu, dan memuaskan
Ø Karakteristik Organisasi
v Sasaran formal yang eksplisit,
aturan dan prosedur yang ketat, atau kelompok kerja yang kohesif (solid).
PENGENDALIAN
•
Pengendalian
Ø Proses memantau kegiatan untuk
menjamin kegiatan tersebut dilaksanakan seperti rencana dan mengkoreksi setiap
penyimpangan yang berarti.
•
Tujuan
pengendalian
Ø Sistem pengendalian yang efektif
menjamin kegiatan-kegiatan diselesaikan dengan cara-cara yang membawa pada
tercapainya sasaran organisasi itu.
Perancangan
Sistem Pengendalian
•
Pengendalian
Pasar
Ø Pendekatan pengendalian yang
menekankan penggunaan mekanisme pasar eksternal untuk menetapkan standar yang
digunakan dalam sistem pengendalian.
v External measures: persaingan harga dan pangsa pasar
relatif
•
Pengendalian
Birokratis
Ø Pendekatan pengendalian yang
menekankan wewenang organisasi dan mengandalkan aturan, regulasi, prosedur dan
kebijakan administratif.
•
Pengendalian
Klan
Ø Perilaku karyawan diatur oleh
nilai, norma, tradisi, ritual, keyakinan bersama dan aspek lain budaya
organisasi.
Pentingnya
Pengendalian?
•
Merupakan
kaitan terakhir dalam fungsi manajemen:
Ø Perencanaan
v Pengendalian merupakan cara
manajer mengetahui apakah sasaran dan rencana mereka itu sesuai target dan apa
tindakan di masa depan yang harus diambil organisasi.
Ø Empowering employees
v Sistem pengendalian dapat
memberikan informasi dan umpan balik tentang kinerja karyawan.
Ø Protecting the workplace
v Controls enhance physical security
and help minimize workplace disruptions.
Proses Pengendalian
1.
Mengukur Kinerja
Aktual
2.
Membandingkan Kinerja Aktual dengan standar
3.
Melakukan Tindakan Manajerial
Pengukuran:
Bagaimana cara kita mengukur dan Apa yang kita ukur.
•
Sumber Informasi
Ø Pengamatan
pribadi
Ø Laporan
Statistik
Ø Laporan
lisan
Ø Laporan
tertulis
•
Kriteria Pengendalian
Ø Karyawan
v Kepuasan
v Tingkat
pergantian
v Ketidakhadiran
Ø Anggaran
v Biaya
v Output
v Penjualan
Sumber
Informasi untuk Mengukur Kinerja
Kekuatan
Kelemahan
Pengamatan pribadi - Mendapatkan dr tangan pertama - Penyimpangan pribadi
-
Informasi yg tdk disaring
- Memakan banyak waktu
-
Intensif krn kegiatan -
kurangnya kepercayaan
kinerja
dpt diamati
Laporan Statistik - Gampang dilihat (computer) - Memberikan informasi terbatas
-
Efektif utk memperlihatkan hubungan - Mengabaikan
faktor-faktor subyektif
subyektif
Laporan lisan - Cepat mendapatkan informasi - Informasi
disaring
-umpan balik verbal dan non
verbal - Informasi tidak dapat didokumentasi
didokumentasi
Laporan tertulis - Menyeluruh
- Lambat
-
Formal
-
Gampang diarsip dan dirujuk
Membandingkan
•
Menentukan
derajat variasi antara kinerja sebenarnya dan standar.
Ø Significance of variation is
determined by:
v Kisaran variasi yang dapat
diterimaThe acceptable range of variation from the standard (forecast or
budget).
v Ukuran (besar atau kecil) dan direction (over or
under) of the variation from the standard (forecast or budget).
Mengambil
Tindakan Manajerial
•
Tindakan
yang mungkin dilakukan
Ø “Tidak melakukan apa-apa”
Ø Mengoreksi kinerja sesungguhnya
Ø Merevisi standar
Pengendalian
untuk Kinerja Organisasional
•
Apa
itu Kinerja?
Ø Hasil akhir suatu kegiatan
•
Apa
itu Kinerja Organisasional?
Ø Akumulasi hasil akhir dari semua
proses dan kegiatan-kegiatan kerja organisasi
v Perancangan strategis, proses
pekerjaan dan kegiatan-kegiatan pekerjaan.
v Koordinasi pekerjaan para karyawan
Mengukur
Kinerja Organisasional
•
Produktivitas
Organisasional
Ø Produktivitas: keseluruhan keluaran barang dan
jasa yang dihasilkan, dibagi dengan masukan yang dibutuhkan untuk menghasilkan
keluaran itu.
v Keluaran diukur oleh pendapatan
penjualan) yg diterima organisasi ketika barang dan jasa itu dijual.
v Masukan diukur oleh biaya memperoleh dan mengubah
sumber daya menjadi keluaran.
Ø Produktivitas organisasi menjadi
ukuran tentang seberapa efisiennya karyawan melakukan pekerjaannya
•
Keefektifan
Organisasi
Ø Pengukuran tentang seberapa
memadainya sasaran organisasi dan seberapa baik organisasi mencapai sasaran
itu.
v Model sistem sumber daya
•
Kemampuan
organisasi memanfaatkan lingkungannya dalam rangka memperoleh sumber daya yg
langka dan berharga.
v Model proses
•
Menekankan
proses transformasi organisasi dan seberapa baik organisasi mengubah masukan
menjadi keluaran yang diinginkan.
v Model konstituensi berganda
•
Beberapa
pengukuran keefektifan yang berbeda-beda sebaiknya digunakan, sehingga dapat
mencerminkan kriteria yang berbeda-beda atas konstituen organisasi.
Peringkat Industri:
Ø Laba
Ø Pengembalian
atas pendapatan
Ø Pengembalian
atas ekuitas (modal) pemegang saham
Ø Pertumbuhan
laba untuk 1 tahun, 5 tahun dan 10 tahun
Ø Pendapatan
per karyawan
Ø Pendapatan
per dollar of assets
Ø Pendapatan
per dollar ekuitas (modal)
•
Budaya Audit Perusahaan
•
Survey kompensasi dan tunjangan
•
Survey kepuasan pelanggan
Ciri
Sistem Pengendalian yang Efektif
1. Keakuratan;
dapat diandalkan dan menghasilkan data yg sahih.
2.
Ketepatan waktu; memberikan informasi yg tepat waktu.
3.
Ekonomi; haruslah ekonomis untuk dijalankan.
4.
Fleksibilitas; cukup fleksibel untuk disesuaikan dgn perubahan dan peluang.
5.
Kepahaman; dapat dipahami oleh pengguna.
6.
Kriteria yang Masuk Akal; standar pengendalian haruslah masuk akal dan dapat
dicapai.
7.
Penempatan Strategis; karena manajer tak dapat mengendalikan semuanya, mereka
harus memilih faktor-faktor yg strategis thd kinerja organisasi.
8.
Menekankan pada Pengecualian; karena manajerial tak dpt mengontrol semua
kegiatan, perangkat kontrol harus memperhatikan hanya pada pengecualian.
9.
Kriteria Berganda; pengukuran berganda menurunkan kecenderungan thd fokus yg
sempit.
10.
Tindakan Perbaikan; tak hanya menunjukkan penyimpangan yg signifikan tapi juga
menganjurkan tindakan perbaikan yg diperlukan.
Alat
untuk Memonitor dan Mengukur Kinerja Organisasi: Pengendalian Keuangan
Ukuran Pengendalian Keuangan Tradisional
Ø Analisis
rasio
v Rasio
Liquiditas mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban utang terkini.
v Rasio
Leverage (rasio proporsi utang thd aset/aktiva) mengkaji penggunaan utang oleh
perusahaan utk mendanai asetnya dan apakah perusahaan dpt memenuhi pembayaran
bunga utang.
v Rasio
Aktivitas mengukur seberapa efisien perusahaan menggunakan asetnya.
v Rasio
Profitabilitas mengukur seberapa efisien dan efektif perusahaan menggunakan
asetnya utk menghasilkan laba.
Ø Analisis
anggaran
v Standar
kuantitatif (dilakukan pengukuran dan pembandingan penggunaan sumber daya)
v Penyimpangan
antara standar dan penggunaan sesungguhnya, anggaran menjadi alat pengendali.
•
Ukuran PK lain
Ø Economic
Value Added (EVA)/Nilai Tambah Economi: Alat keuangan utk mengukur kinerja
perusahaan dan divisi yg dihitung dgn cara; laba operasi setelah pajak
dikurangi biaya modal tahunan total.
Ø Market
Value Added (MVA)/Nilai Tambah Pasar: Alat keuangan utk mengukur perkiraan
bursa saham dari nilai perusahaan di masa lampau dan proyeksi investasi yg
diharapkan.
Pengendalian
Kinerja Organisasi
•
Kartu
Nilai Seimbang (Balanced Scorecard)
Ø Alat pengukuran kinerja yang
digunakan manajer untuk menyusun sasaran dalam perspektif kinerja perusahaan:
Ø Empat perspektif dalam BSC :
Keuangan, pelanggan, proses internal
dan orang/inovasi/pertumbuhan aset.
Pengendalian
Informasi
•
Management
Information Systems (MIS)
Ø Sistem yang digunakan untuk secara
teratur memberi manajemen informasi yang dibutuhkan.
v Data: fakta mentah yang belum teranalisis
v Information: data dianalisis dan diproses
diubah menjadi informasi yang relevan untuk digunakan oleh manajer.
Benchmarking
Praktek Terbaik
•
Benchmarking
Ø Pencarian praktek terbaik
dikalangan pesaing atau non pesaing yang menghasilkan kinerja yang unggul bagi
mereka.
Ø Alat memonitor dan mengukur
kinerja.
•
Langkah
bagi Kesuksesan Penerapan Program Praktek Benchmarking Internal Terbaik
1.
Menghubungkan praktek terbaik dengan strategi dan
sasaran.
2.
Mengenali praktek terbaik di seluruh bagian
organisasi.
3.
Mengembangkan praktek sistem imbalan dan pengakuan
terbaik.
4.
Mengkomunikasikan praktek terbaik di seluruh bagian
organisasi.
5.
Menciptakan praktek terbaik sistem pembagian
pengetahuan.
6.
Memelihara praktek terbaik secara berkelanjutan.
MANAJEMEN OPERSI DAN RANTAI NILAI
Manajemen Operasi
·
Desain, operasi, dan pengendalian
dari proses transformasi yang mengubah sumber daya seperti tenaga kerja dan bahan baku menjadi barang dan jasa yang dijual kepada pelanggan.
Pentingnya Manajemen Operasi
·
Ini mencakup baik jasa dan manufaktur.
·
Hal ini penting dalam produktivitas mengelola
secara efektif dan efisien.
·
Hal ini
memainkan peran strategis
dalam keberhasilan kompetitif organisasi.
Manufaktur dan Jasa.
·
Manufaktur Organisasi
Mengguunakan manajemen operasi dalam proses transformasi mengubah bahan baku menjadi barang fisik.
Mengguunakan manajemen operasi dalam proses transformasi mengubah bahan baku menjadi barang fisik.
·
Pelayanan Organisasi
Mengguunakan manajemen operasi dalam menciptakan output nonfisik dalam bentuk jasa (kegiatan karyawan berinteraksi dengan pelanggan).
Mengguunakan manajemen operasi dalam menciptakan output nonfisik dalam bentuk jasa (kegiatan karyawan berinteraksi dengan pelanggan).
Manajemen
Produktivitas.
Produktivitas
Output keseluruhan barang atau jasa yang diproduksi dibagi dengan input yang dibutuhkan untuk menghasilkan output tersebut.
Output keseluruhan barang atau jasa yang diproduksi dibagi dengan input yang dibutuhkan untuk menghasilkan output tersebut.
Sebuah komposit
orang dan variabel operasi.
Manfaat Peningkatan Produktivitas
Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan.
Upah yang lebih tinggi dan keuntungan tanpa inflasi.
Peningkatan kemampuan kompetitif karena
biaya yang lebih rendah.
14 Poin Deming untuk Meningkatkan Produktivitas
1. Rencana untuk masa depan jangka panjang.
2. Jangan pernah puas tentang kualitas produk Anda.
3. Menetapkan kontrol statistik atas proses produksi dan memerlukan pemasok Anda untuk melakukannya juga.
4. Deal dengan jumlah terbaik dan paling sedikit dari pemasok.
5. Cari tahu apakah masalah Anda terbatas pada bagian-bagian tertentu dari proses produksi atau berasal dari keseluruhan proses itu sendiri.
6. Melatih pekerja untuk pekerjaan yang Anda meminta mereka untuk melakukan.
7. Meningkatkan kualitas pengawas baris Anda.
8. Mengusir rasa takut.
9. Mendorong departemen untuk bekerja sama daripada berkonsentrasi pada perbedaan departemen atau divisi.
10. Jangan mengadopsi tujuan ketat numerik.
11. Mengharuskan para pekerja untuk melakukan pekerjaan yang berkualitas.
12. Melatih karyawan Anda untuk memahami metode statistik.
13. Melatih karyawan Anda dalam keterampilan baru sesuai kebutuhan.
14. Membuat manajer puncak bertanggung jawab untuk melaksanakan prinsip-prinsip ini.
Nilai
Karakteristik kinerja, fitur dan atribut, dan setiap aspek lain dari barang dan jasa yang pelanggan bersedia untuk memberikan sumber daya (misalnya, menghabiskan uang).
Karakteristik kinerja, fitur dan atribut, dan setiap aspek lain dari barang dan jasa yang pelanggan bersedia untuk memberikan sumber daya (misalnya, menghabiskan uang).
Rantai Nilai
Seluruh rangkaian kegiatan kerja organisasi yang menambah nilai pada setiap awal langkah dengan pengolahan bahan baku dan berakhir dengan produk jadi di tangan pengguna akhir.
Manajemen
Rantai Nilai
Proses pengelolaan seluruh rangkaian kegiatan terpadu dan informasi tentang produk mengalir sepanjang seluruh rantai nilai.
Proses pengelolaan seluruh rangkaian kegiatan terpadu dan informasi tentang produk mengalir sepanjang seluruh rantai nilai.
Tujuan Manajemen Rantai Nilai
Untuk membuat strategi rantai nilai yang sepenuhnya terintegrasi ke dalam semua anggota rantai mulus yang memenuhi dan melebihi kebutuhan pelanggan dan menciptakan nilai tertinggi bagi pelanggan.
Persyaratan untuk
Manajemen Rantai Nilai
Sebuah model baru bisnis yang menggabungkan:
1. Koordinasi dan kolaborasi
2. Investasi di bidang teknologi informasi
3. Perubahan dalam proses organisasi
4. Komitmen kepemimpinan
5. pekerjaan yang fleksibel dan mudah beradaptasi, karyawan yang mampu
6. Dukungan budaya organisasi dan sikap
Sebuah model baru bisnis yang menggabungkan:
1. Koordinasi dan kolaborasi
2. Investasi di bidang teknologi informasi
3. Perubahan dalam proses organisasi
4. Komitmen kepemimpinan
5. pekerjaan yang fleksibel dan mudah beradaptasi, karyawan yang mampu
6. Dukungan budaya organisasi dan sikap
Hambatan untuk Manajemen Rantai
Nilai
1. hambatanorganisasi
1. hambatanorganisasi
a.
Penolakan atau keengganan untuk berbagi informasi
b.
Keengganan untuk menggoyang status quo
c.
masalah keamanan
2.
budaya sikap
a.
Kurangnya kepercayaan dan kepercayaan terlalu banyak
b.
Takut kehilangan kekuatan pengambilan keputusan
3.
kemampuan yang diperlukan
a.
Kurang atau gagal untuk mengembangkan keterampilan manajemen
rantai nilai yang diperlukan
4.
orang-orang
a.
Kurangnya komitmen
untuk melakukan apapun yang diperlukan
b.
Menolak untuk
menjadi fleksibel dalam memenuhi tuntutan
perubahan situasi
c.
Tidak termotivasi
untuk tampil di tingkat tinggi
d.
Kurangnya manajer
yang terlatih untuk memimpin inisiatif rantai nilai
Isu Terbaru Manajemen Operasi
1. Peran Teknologi dalam Manufaktur
- Peningkatan otomatisasi dan integrasi fasilitas produksi dengan sistem bisnis untuk mengontrol biaya.
* Predictive maintenance, remote diagnostik, dan penghematan biaya utilitas
2. Konsep Kualitas
- Kemampuan suatu produk atau jasa untuk andal melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan untuk memenuhi harapan pelanggan.
1. Peran Teknologi dalam Manufaktur
- Peningkatan otomatisasi dan integrasi fasilitas produksi dengan sistem bisnis untuk mengontrol biaya.
* Predictive maintenance, remote diagnostik, dan penghematan biaya utilitas
2. Konsep Kualitas
- Kemampuan suatu produk atau jasa untuk andal melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan untuk memenuhi harapan pelanggan.
3 Kualitas Inisiatif
- Perencanaan untuk kualitas
- Pengorganisasian dan terkemuka untuk kualitas
- Mengendalikan kualitas
- Perencanaan untuk kualitas
- Pengorganisasian dan terkemuka untuk kualitas
- Mengendalikan kualitas
4 Kualitas Tujuan
- sertifikasi ISO900
- standar Six Sigma
- sertifikasi ISO900
- standar Six Sigma
Dimensi Kualitas Produk
Kinerja - karakteristik Operasi
Fitur- Pentingnya karakteristik khusus
Fleksibilitas-Pertemuan operasi spesifikasi selama beberapa periode waktu
Ketahanan-Jumlah penggunaan sebelum kinerja memburuk
Kesesuaian-Cocokkan dengan standar sebelum didirikan
Servis-Kemudahan dan kecepatan layanan perbaikan atau normal
Estetika-Bagaimana produk terlihat dan terasa
Persepsi kualitas- penilaian Subyektif karakteristik (citra produk)
Kinerja - karakteristik Operasi
Fitur- Pentingnya karakteristik khusus
Fleksibilitas-Pertemuan operasi spesifikasi selama beberapa periode waktu
Ketahanan-Jumlah penggunaan sebelum kinerja memburuk
Kesesuaian-Cocokkan dengan standar sebelum didirikan
Servis-Kemudahan dan kecepatan layanan perbaikan atau normal
Estetika-Bagaimana produk terlihat dan terasa
Persepsi kualitas- penilaian Subyektif karakteristik (citra produk)
Dimensi Kualitas Layanan
Ketepatan waktu-Tampil dalam periode waktu yang dijanjikan
Kesopanan-Dilakukan dengan riang
Konsistensi-Memberikan semua pelanggan pengalaman serupa setiap kali
Kenyamanan-Aksesibilitas kepada pelanggan
Kelengkapan- dilayani Penuh, seperti yang dipersyaratkan
Akurasi-Dilakukan dengan benar setiap kali
Ketepatan waktu-Tampil dalam periode waktu yang dijanjikan
Kesopanan-Dilakukan dengan riang
Konsistensi-Memberikan semua pelanggan pengalaman serupa setiap kali
Kenyamanan-Aksesibilitas kepada pelanggan
Kelengkapan- dilayani Penuh, seperti yang dipersyaratkan
Akurasi-Dilakukan dengan benar setiap kali
Penyesuaian
massa
Sebuah konsep desain-to-order yang menyediakan produk untuk konsumen kapan, di mana, dan bagaimana mereka menginginkannya.
penggunaan teknologi dalam mengembangkan teknik manufaktur fleksibel dan terlibat dalam dialog terus-menerus dengan pelanggan.
Sebuah konsep desain-to-order yang menyediakan produk untuk konsumen kapan, di mana, dan bagaimana mereka menginginkannya.
penggunaan teknologi dalam mengembangkan teknik manufaktur fleksibel dan terlibat dalam dialog terus-menerus dengan pelanggan.
Manfaat Penyesuaian massa
Menciptakan hubungan penting antara perusahaan dan pelanggan dalam memberikan nilai pembangunan loyalitas- kepada pelanggan dan dalam mengumpulkan informasi pasar yang berharga bagi perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar